Oleh: SW. Retnani (Muslimah Pembelajar Islam Kaffah)
Masih ingat artis cantik Angelina Sondakh yang terjerat kasus korupsi? Kemudian kasus korupsi gubernur provinsi Banten, Ratu Atut Chosiyah. Selanjutnya kasus korupsi Chairun Nisa wakil ketua komisi Vlll. Berikutnya kasus korupsi Wa Ode Nurhayati, politikus perempuan Partai Amanat Nasional. Kasus korupsi juga menarik Gayus Tambunan kebalik jeruji besi bahkan sampai menyeret beberapa perwira Polri hingga melahirkan istilah "Cicak versus Buaya". Dan masih seputaran para pejabat yang terjerat kasus korupsi. Kini kita berjalan ke kota Malang, Jawa Timur. Disana 41 anggota DPRD Malang, terjerat kasus korupsi.
Hal yang sama menimpa artis ganteng Zumi Zola yang menjabat sebagai gubernur Jambi. Zumi zola didakwa menerima gratifikasi dan menyuap anggota DPRD provinsi Jambi terkait pengesahan APBD.
Betapa mudahnya orang terjebak dalam lingkaran korupsi. Tempat kemaksiatan yang merugikan ribuan umat. Lingkaran setan yang akan menjerumuskan dirinya dan keluarganya kedalam kobaran api neraka. Mengapa? Padahal, sebelumnya mereka diharapkan rakyat bisa memperjuangkan kebenaran atas nama rakyat. Paling tidak ketika menapaki jenjang kariernya mereka terlihat baik dan bertanggungjawab. Faktanya, banyak sekali caleg yang terlihat baik dan jujur berubah setelah menjabat, menjadi orang culas dan berani menggelapkan uang rakyat yang bukan miliknya.
Berkenaan dengan ini, tentu sah-sah saja bila dinyatakan demokrasi busuk penebar korupsi. Karena saking jahatnya demokrasi -hasil dari sistem kapitalis- kebaikan para individu didalamnya tidak cukup kuat melawan kebobrokan dan kerusakan yang telah dilahirkan sistem ini. Sebaliknya sistem ini malah melunturkan idealisme para pejabat dan orang-orang yang telah dipilih rakyat untuk memperjuangkan hak-haknya. Sebab itulah demokrasi adalah sistem yang rusak dan merusak.
Timbunan kemaksiatan atas kegagalan rezim saat ini tidak hanya korupsi yang menjamur. Bahkan kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan sainsteknologi, pornografi, pemurtadzan, penindasan dan perpecahan. Ditambah dengan busuknya demokrasi menjadikan daftar kriminalitas membumbung tinggi. Kemudian meningkatnya perceraian, pengangguran dan yang lebih mencengangkan adalah membengkaknya utang negeri ini. Alhasil, kondisi dan nasib buruk menghinggapi umat.
Dengan melihat kenyataan ini sebagian umat islam bahkan sampai mengharamkan politik. Umat didoktrin agar menjauhi politik, tidak membicarakan politik dan juga berusaha sekuat tenaga mengusir ulama serta mempersekusi kajian-kajiannya yang berbau politik.
Islam adalah agama sempurna. Islam tidak hanya mengatur masalah ritual semata. Namun, islam adalah agama yang bersifat politik. Islam mengatur bagaimana berinteraksi dengan Sang Maha Pencipta, yaitu Alloh azza wajalla. Islam pun mengatur bagaimana cara manusia untuk mampu meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Islam juga mengatur bagaimana cara mengelola alam semesta agar bermanfaat bagi kebutuhan hidup seluruh makhluk Alloh swt.
Firman Alloh swt yang artinya: "Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung" (QS. Ali Imron: 104).
Rasululloh saw telah mengajarkan kepada kita berpolitik yang shohih sehingga bisa meraih keistimewaannya. Bukti kesempurnaan politik Islam adalah Islam mampu meraih kemuliaan dan kesejahteraan selama 13 abad. Tingkat peradaban Islam yang tinggi diakui oleh semua kalangan diseluruh belahan dunia baik dibidang ekonomi, politik, sosial, kesehatan, iptek, keamanan dll.
Semua aturan yang terdapat dalam sistem Islam inilah yang dibutuhkan negeri kita. Sistem Islam yang berasal langsung dari Yang Maha Adil, Alloh azza wajalla. Demikianlah Islam menghapus seluruh mimpi buruk kita.
Semua aturan-aturan Islam akan membantu para pejabat dan politikus berperilaku bersih serta jauh dari jeratan korupsi. Ketakwaan dan keimanan para individu maupun masyarakatnya akan terjaga. Sehingga umat Islam akan kembali menyandang gelar "Khoiru Ummah".
Wallohu a'lam bishshowab.