Antara Candaan dan Penistaan

Oleh: Nurul (Muslimah Pembelajar Islam Kaffah)


Kesalahan yang berulang-ulang oleh para komika dibalik acara hiburan yg merusak generasi muda jaman now. Komika Tretan Muslim dan Coki Pardede akhirnya dipolisikan atas dugaan ujaran kebencian dan penistaan agama.


Dalam surat keterangan penerimaan pengaduan yang diterima kiblat net, pelapor menekankan bahwa Coki Pardede dan Tretan Muslim menyinggung kata "neraka dan cacing pita menjadi mualaf setelah daging babi di siram dengan kurma".


Yang di anggap kebencian disini adalah video pertama berdurasi 57 detik, teradu menghina sahabat Nabi kemudian dalam video kedua di detik 13, teradu berkata bahwa pada daging babi ada teriakan "neraka, neraka dan cacing pita menjadi mualaf setelah di siram dengan kurma" itulah ujaran mereka.


Para komika atau komedian dihimbau untuk menguasai sepenuhnya materi yang dibawakan, kata Mamat Al katiri, menjadi bagian dari tanggung jawab penyampaian joke atau lelucon, jika tidak paham akan sesuatu lebih baik jangan di sampaikan, kerena seniman itu bertanggung jawab atas dirinya sendiri karena apapun opini kita harus bertanggung jawab atas itu.


Islam telah jauh-jauh hari mewanti-wanti untuk menjaga lisan dalam bercanda, terutama ketika menyinggung Allah SWTdan Rosul-Nya.


Dalam surat At taubah ayat 65-66 Allah menegaskan,

"Apakah dengan Allah ayat-ayat Nya dan Rosul nya kamu selalu berolok-olok (meskipun bercanda)? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman."


Tidak ada lagi jalan keluar yang dapat menyelamatkan generasi dan masyarakat melainkan Syariah Islam. Sudah saat nya kita kembali pada aturan-aturan Allah yang telah menjamin kebaikan dan keberkahan hidup, sungguh hanya dengan menerapkan syariah Islam secara kaffah, kehidupan dan kehormatan umat manusia akan terlindungi.


Alhaahu a'lam bi ash-shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak