_Ice bucket challenge_, _keke challenge_, _momo challenge_, _skip challenge_ dan sederet _challenge_ lainnya semakin hari semakin bertambah, semakin aneh dan semakin membuat hati pilu. Belum lagi sederetan kejadian viral karena menghina, mengolok-olok, membully dan bertingkah diluar batas kewajaran seolah menjadi _trend_ masa kini. Kejadian seperti ini terjadi diberbagai belahan dunia manapun, termasuk pula negeri dengan mayoritas muslim seperti indonesia. Sayangnya, tidak sedikit yang terpengaruh dengan hal tersebut, baik dari kalangan remaja atau juga dewasa.
Perasaan ingin diakui, dipuji, dikenal adalah fitrah insani yang merupakan manivestasi dari naluri mempertahankan diri. Kondisi ini ada dalam diri setiap manusia dan tidak ada satu orangpun yang mampu menghilangkannya. Sehingga tidak heran jika sesuatu hal yang sedang menjadi gandrungan langsung diikuti oleh masyarakat, terlebih jika masyarakatnya tidak memiliki standar jelas mengenai hal yang harus ditiru dan hal yang harus segera ditinggalkan. Jika kita cermati lebih dalam lagi, perkara _trend_ dan viral ini seolah telah menjadi agenda yang sengaja terus menerus dibentuk dan dilanggengkan oleh orang-orang barat yang ingin menghancurkan generasi islam saat ini. Mereka sengaja mengalihkan perasaan serta pemikiran masyarakat dari kesibukan mencari ilmu dan memikirkan kondisi ummat Muhammad pada hal yang hanya sebatas hiburan saja, yang kita bisa tahu bahwa itu tidak membawa perubahan baik ditengah-tengah masyarakat tapi justru merusak tatanan masyarakat.
Islam merupakan agama sempurna, tidak ada agama lain yang sempurna selain agama yang dibawa oleh Muhammad ini [ali Imran:19]. Karena islam sempurna, maka islam selalu memiliki cara untuk mengatur hal yang boleh dilakukan dan yang dilarang termasuk perkara yang _trend_ dan viral. Dalam islam, turut serta mensukseskan perkara yang sedang _trend_ diperbolehkan asalkan memenuhi dua syarat, yakni tidak melanggar aturan Allah dan mampu meningkatkan ketakwaan seseorang terhadap perintah Allah. Bagi seorang muslimpun sejatinya tak perlu viral disisi manusia dalam melakukan aktivitas, cukuplah dengan viral disisi Allah, seperti selalu melaksanakan sunnah dhuha, tahajjud, sedekah dan dakwah, terlebih dakwah mengenai syariah dan khilafah, bukankan itu akan jauh lebih indah ?
wallahu’alam bi ash-showab.
Penulis: Silfia Desima –
Akademi Menulis Kreatif Regional Palembang