Oleh: IKa
Ibu Rumah Tangga
Ketua DPP PDIP Hamka Haq mengatakan, rekomendasi memilih capres-cawapres yang dikeluarkan dalam Ijtima Ulama tidak mewakili semua Ulama di Indonesia. Pernyataan tersebut menanggapi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF) yang digelar Ijtima Ulama II pada Ahad, 16 September, dimana dalam Ijtima Ulama II secara resmi menyatakan dukungan kepada pasangan bakal calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Di sisi lain, ratusan kiai dan pengurus pondok pesantren (ponpes) sepakat mendukung bakal capres-cawapres Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019. Mereka menamakan diri Majelis Silaturahim Kiai dan Pengasuh Pondok Pesantren Indonesia ( MSKP3I). Dalam acara tersebut Sekjen MSKP3I Arifin Junadi mengatakan, mereka sepakat memilih Jokowi-Ma'ruf karena ingin Indonesia dipimpin oleh ulama.
Begitulah keadaan ulama saat ini, mereka terbelah dalam dua kubu untuk memperebutkan kekuasaan. Ulama saat ini menjadi alat politik bagi kepentingan keluompok tertentu, dalam hal ini untuk mendulang suara umat islam. Harus diakui bahwa posisi umat islam saat ini sangat di perhitungkan terlihat dari aksi aksi bela islam yang begitu fenomenal hingga mempengruhi situasi politik di tanah air.
Sebagai ulama seharusnya ia tidak terpengaruh dengan politik yang ada, apalagi dengan kepentingan politik yang bertentangan dengan islam. Karena bukankah ulama adalah pewaris nabi? Merekalah yang ada di barisan terdepan dalam menyampaikan islam kepada umat . Jika ulama berpolitik bagaimana dengan kondisi umat kedepannya? Umat akan kehilangan sosok yang akan membimbing mereka dalam memahami hukum syara.
Ulama seharusnya adalah orang yang sangat takut pada Allah SWT baik di dalam hati, ucapan maupun perbuatannya dan berpegang teguh kepada aturan Allah SWT. “Sesungguhnya mereka yang takut kepada Allah di antara hamba hambaNya hanyalah ulama.” (TQS al Fathir [35]:28).
Maka Ulama harus menyadari bahwa ia tidak boleh menjadi pion penguasa. Karena Ulama tidak pernah mendiamkan, menyetujui dan mendukung kedzaliman. Siapapun yang berbuat dzalim. Apalagi hari ini saat Islam belum diterapkan. Dan berbagai problematika hadir dari segala lini maka Ulama tidak boleh mendiamkan apalagi menjadi penentang perjuangan Islam. Karena syari’at Islam bukan pilihan, melainkan kewajiban. Ulama haruslah berjuang di jalan Allah SWT serta senantiasa memberikan nasihat kepada para penguasa tatkala mereka menyimpang dari Islam, sebagaimana sabda nabi SAW “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiyat terhadap allah SWT”(HR. Muslim).
Wallahu’alam Bi Shawwab
Ika
Ibu Rumah Tangga
Rancaekek-Bandung