Tanggal 22 oktober telah ditetapkan sebagai hari Santri Nasional. Sebagai bentuk apresiasi pemerintah terhadap peran serta santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dan tanggal 22 oktober 2018 ini pun kembali para santri memperingati hari Santri Nasional dengan tema Bersama Santri Damailah Negri.
Tapi sayang acara yang seharusnya berjalan dengan khidmat, tawaduk, harus ternodai dengan kejadian yang memalukan.Telah terjadi pembakaran bendera tauhid, dan ini justru dilakukan oleh Ormas yang mengaku berlandaskan Islam.
Dilansir dari CNN Indonesia ( 22/10/2018), Belasan anggota Barisan Anshor Serbaguna (Banser), Nahdatul Ulama (NU) Garut membakar bendera Tauhid yang dianggap mereka sebagai bendera Ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Berdasarkan vidio yang berdurasi 2 menit dan sudah tersebar di youtube terlihat belasan anggota Banser membakar bendera tauhid yang mereka yakini sebagai bendera HTI sambil menyanyikan mars NU.
Astagfirulla haladzim....
Kenapa ini mesti terjadi lagi ? Persekusi terhadap simbol - simbol islam. Sudah rendahkah pemahaman agama mereka? Sudah hilangkah akal pemikirannya ? sehingga dengan congkaknya tanpa merasa berdosa membakar bendera kalimat tauhid yang sejatinya simbol dari umat islam sendiri
Sungguh memalukan, sebagai umat islam seharusnya mereka menjaga dan melindungi simbol - simbol keislamanya bukan malah menodai dan menistakanya. Dengan membakar kalimat tauhid berarti sama saja mereka membakar kemarahan umat Islam.
Sudah begitu mendarah daging pemahaman Sekulerisme Kapitalisme di didalam jiwa mereka,sehingga menjadikan mereka jauh dari pemahaman Islam Kaffah, hingga tidak mengenal simbol mereka sendiri, sehingga dengan mudahnya mereka di profokasi oleh musuh - musuh Islam dan membenci agama mereka sendiri
Mengenal Panji Rasulullah
Panji Rasulullah SAW |
Al Liwa sebagai bendera umat Islam berwarna putih dan tulisan hitam berukuran besar. Dan Ar - Rayah sebagai panji perang berwarna hitam tulisan putih berukuran lebih kecil. Dalam hadist shahih: "Rayah Rasulullah Saw berwarna hitam dan Liwa berwarna putih. Diriwayatkan oleh (HR Imam Tirmidzi dan ibn Majah dari Ibn Abbas ).
Selain sebagai simbol kenegaraan Daulah Islam, kalimat tauhid yang tertulis didalam bendera Al Liwa dan Ar Rayah, mengekspresikan makna yang sangat mendalam yang lahir dari ajaran Islam. Pada keduanya tertulis kalimat syahadat, sebagai pengakuan keESAan sang pencipta jagad raya yaitu Allah Swt. Kalimat ini juga sebagai pembeda antara Islam dan kekufuran, sebagai penyelamat manusia di dunia dan di akhirat bagi yang berpegang teguh pada kalimat ini.
Sungguh mulia keberadaan kedua panji tauhid ini. Penjagaan yang dilakukan Rasulullah Saw dan para sahabat terhadap panji - panji Islam sungguh luar biasa, para sahabat mempertaruhkan nyawa demi menjaga kedua bendera ini. karena keduanya sebagai simbol tentang keberadaan Daulam Islam ada di muka bumi ini.
Sebagaiman ketika terjadi didalam perang Mutah, sahabat Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib, dan Abdullah ibn Rawahah, mereka adalah panglima perang yang sailing bergantian menjaga keberadaan panji Ar Rayah agar tidak jatuh ke tanah. Sampai akhirnya ketigannya mati syahid.
Sungguh luar biasa pejagaan yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat terhadap panji - panji Islam. Seharusnya itu pun terjadi pada umat Islam sekarang, mereka harus bersatu menjaga simbol - simbol islam dari musuh - musuh islam yang hendak menistakanya.
Sudah saatnya umat Islam bersatu kembali kepada Islam kaffah, kembali kepada aturaNYA dengan penerapan DAulah Islamiyah, agar umat Islam dan simbol - simbolnya bisa terjaga, tidak mudah diadu domba dan terpecah belah. Selalu dalam kemulyaan dan keagungan baik di dunia dan di akhirat. Wallahu a' lam bi ashawab.
Dari : Nafisah Mumtazah
Gresik, Jawa Timur