Oleh: Sha Yasmina
"Dia menangis, dunia seolah kiamat baginya. Pacarnya mutusin dia. Lebih memilih sahabatnya, teman sekelasnya pula. Bisakah kau bayangkan? Betapa sakitnya. Lelaki yang sangat dicintainya, yang pernah bersumpah setia padanya. Kini meninggalkannya, justru dengan sahabat baiknya."
Jangan bilang baru dengar..! Ini adalah cerita biasa di kalangan remaja zaman now. "Si Agus mutusin Meta, lalu pacaran sama Desi kawannya meta, ada juga yang bahkan memacari adiknya, adik mantan pacarnya. Entah? Entah apa yang sudah dilakukan dengan kakaknya, dilakukan pula kepada adik kandung mantannya. Karena pacaran, telah menjadikan harga diri begitu murah. Bisa jadi zina sudah menjadi biasa.
Ini kisah yang banyak kita temui dalam kehidupan kita. Mencintai orang yang tidak sah baginya. Cinta karena hawa nafsu yang diharamkan Allah itu menjadi biasa. Sudah mendarah daging di kehidupan kita.
Yang paling ditakutkan adalah hamil di luar nikah, baru kadang orang tua merasa menyesal. Begitupun bagi para pelaku. Malu, karena menjadi aib keluarga, di tengah masyarakatnya.
Karena itulah, Islam melarang pacaran, karena selain aktivitas yang miskin tanggungjawab, merendahkan martabat, juga merupakan kunci menuju perbuatan zina. Perbuatan yang tak terpuji yang dilaknat oleh Allah yang Maha Kuasa.
Itulah pentingnya belajar Islam. Islam yang sempurna, mengatur seluruh perbuatan manusia. Termasuk dalam masalah pergaulan, Islam mengaturnya. Allah telah peringatkan untuk menjauhi perkara yang bisa mendekatkan kita pada zina.
وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُ ۥ كَانَ فَـٰحِشَةً۬ وَسَآءَ سَبِيلاً۬.
dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. (Al Isro’ 32).
Begitu sempurnanya Islam, dengan seluruh pengaturannya. Kesalahan manusia terjadi justru karena minimnya pemahaman Islam. Enggan ke majelis Ilmu, malas belajar, dan merasa cukup dengan pemahaman yang sudah ada.
Akhirnya pemahamannya yang sedikit tadi kalah oleh budaya Barat yang tanpa sadar mereka terima dengan senang hati. Misalnya pacaran, seks bebas dan macam pergaulan yang tidak sehat lainnya. Ciri kemusliman kita semakin hari semakin hilang, seiring keimanan yang menipis. Akhirnya kita terbelenggu dalam jerat maksiat tak berkesudahan.
Inilah hasilnya, jika kita biarkan hidup tanpa arah dan tujuan. Tanpa Alquran dan Assunnah sebagai pedoman. Generasi kita akan menuju kehancuran. Tentu saja, jika kita hanya diam, tidak mau bangkit dan berjuang. Keluar dari kemaksiatan.