Pergaulan Bebas yang Bablas

Oleh: Ratu Rianti

(Member komunitas nulis WCWH)


Liputan6.com, Jember – Seorang pelajar berinisial AL (17), warga Desa Balung Kulon, Kecamatan Balung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengaku menemukan bayi baru lahir di teras rumah kosong, di Desa Balung Kulon.

Namun, pengakuan itu terendus polisi sebagai aksi tipu-tipu. Pengakuan itu ternyata hanya akal-akalan untuk menutupi aib pergaulan bebas sehingga pacarnya hamil dan melahirkan.

"AL hanya mengarang cerita, padahal bayi tersebut hasil hubungan di luar nikah AL dengan pacarnya, yang masih di bawah umur," kata Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jember, Iptu Suyitno Rahman, Rabu, 12 September 2018.

Telusur.co.id - Tingkat sadisme dan seks bebas di kalangan remaja Indonesia kian memprihatinkan. Hal ini ditandai makin tingginya angka pembuangan bayi di jalanan di sepanjang Januari 2018. Ada 54 bayi dibuang di jalanan di Januari 2018. Pelaku umumnya wanita muda berusia antara 15 hingga 21 tahun.

Ind Police Watch (IPW), Neta S Pane menilai, sepanjang Januari 2018 bayi yang dibuang di Indonesia ada sebanyak 54 bayi. Angka ini mengalami kenaikan dua kali lipat (100 persen lebih) jika dibandingkan dalam periode yang sama pada Januari 2017, yang hanya ada 26 kasus pembuangan bayi.

“Di 2017 angka pembuangan bayi di Indonesia tergolong tinggi dalam sejarah, yakni ada 179 bayi yang dibuang di jalanan, 79 tewas, 10 masih bentuk janin dan 89 berhasil diselamatkan. Sepertinya di 2018 ini trennya akan lebih meningkat lagi karena di Januari saja sudah naik 100 persen,” ucapnya dalam keterangan yang di terima telusur.co.id, Jakarta, Rabu (31/1/18).

Menurut Wakil Bupati Sleman dalam sebuah wawancara, penyebab pergaulan bebas adalah;

Faktor-faktor yang menyebabkan pergaulan bebas di kalangan remaja karena ada dari orangtua, kata Wakil Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Muslimatun.

"Banyak kasus remaja hamil di luar yang terjadi menjelang ujian nasional prestasi anak tidak dapat mengikuti ujian," kata Sri Muslimatun, Sabtu.

Menurut dia, terus Hidup terus paksa anak-anak menjadi kurang pergaulan.

"Kasus pergaulan bebas saya amati malah lebih banyak orang yang cerdas secara intelektual. Orangtua itu hanya membekali anak-anak dengan kecerdasan emosional dan spiritual," katanya.

Ia mengatakan, dibandingkan dengan struktur penduduk Kabupaten Sleman, kurang lebih 21 persen dari jumlah penduduk merupakan generasi muda.

Oleh karena itu, katanya, Pemerintah Kabupaten Sleman memiliki tugas untuk membina generasi muda penerus ini dengan memberikan ruang untuk memacu kreativitas para remaja agar selalu melakukan kegiatan yang positif.

"Pemahaman generasi muda dan remaja tentang kesehatan reproduksi harus dimulai dengan menanam nilai-nilai yang positif pada para remaja. Pengenalan kesehatan reproduksi pada bekasi menjadi penting untuk penerus untuk masa-masa lama," katanya.

Sri Muslimatun mengatakan peran keluarga sangat penting karena remaja masih dalam pembinaan dan pengasuhan orangtua, dimana pembentukan karakter remaja dimulai dari keluarga. 

"Sehubungan dengan hal-hal kelompok pengembangan Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Pusat Konfirmasi dan Konseling Remaja (PIK-R) dapat membantu orang dalam memahami remaja, dan remaja.

"Hingga 2015 jumlah BKR di Kabupaten Sleman sebanyak 154. sedangkan PIK-R sebanyak 112 yang terdiri dari 31 jalur PIK-R sekolah dan 81 jalur PIK-R nonsekolah," katanya.

Ketua BKR Sembadra Dusun Karang Kalasan, Sleman Zubaedah mengatakan kegiatan BKR yang dilakukan di Dusun Karang adalah penyuluhan seputar masalah remaja dengan sasaran anak remaja dan keluarga yang memiliki anak remaja.

"Anak-anak remaja kami juga telah melakukan deklarasi untuk menikah bagi anak laki-laki minimal 20 tahun dan untuk anak perempuan minimal 21 tahun," katanya. (Semut)

Akar masalah:

1. Media digital sebagai produk teknologi barat merupakan “madaniyah” yang sarat dengan “hadhoroh barat” terbukti sebagai mesin perusak dan penghancur generasi muslim. Kurangnya pengawasan dari orang tua menyebabkan para remaja dan anak-anak bebas mengakses situs-situs porno.

2. Sistem kapitalisme yang sekularisme (memisahkan agama dari kehidupan) telah melahirkan generasi yang rusak bagi masa sekarang dan masa yang akan datang.

Solusi dalam sistem sekuler saat ini tidak akan mampu menyelesaikan masalah pergaulan bebas secara tuntas, bahkan menyimpan bom waktu masalah yang siap meledak untuk menghancurkan peradapan manusia.

Dalam pandangan Islam pelaku zina laki-laki dan perempuan, jika ia belum pernah menikah maka hukum dera berlaku baginya.

Allah SWT berfirman yang artinya;

"Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari Kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman." (TQS. An-Nur: 2)

Dimasa Nabi saw ada seorang wanita yang sudah pernah menikah dan dia berzina. Wanita tadi mendatangi Nabi SAW, kemudian ia berkata;

“Ya Rasulullah, aku telah berzina padahal aku sudah menikah. Dan aku hamil dari perzinahan ini. Sucikan aku dengan hukuman rajam sebagaimana peritah Allah dalam Al Quran.”

Apa yang dilakukan oleh wanita tersebut  karena takutnya ia akan hukuman dari Allah di akhirat kelak. Rasulullah memalingkan wajahnya dari wanita itu. Namun wanita terus mendesak Rasul SAW agar merajamnya.

“Ya Rasulullah, sucikan aku sari dosa yang telah kulakukan. Aku telah melanggar aturan Allah. Bagaimana nantinya aku akan bertemu Allah.”

Kemudian Rasul saw bersabda, “Kembalilah sampai anakmu lahir.”

Kemudian wanita itupun pergi. Setelah anaknya lahir, wanita itu kembali menemui Rasulullah saw.

“Ya Rasulullah, aku wanita yang datang padamu. Dan hamil karena berzina, dan memintamu memberikan hukuman rajam, namum kau menyuruhku pulang sampai bayiku lahir. Dan sekarang aku sudah melahirkan bayiku. Sucikan aku dari dosa ini.”

Lalu Rasulullah saw berkata padanya, “Kembalillah sampai bayimu tidak perlu lagi air susumu.”

Setelah menyusui anaknya selama dua tahun dan menyapihnya. Ia kembali lagi menghadap Rasulullah. Dan membawa anaknya yang berusia dua tahun.

“Ya Rasulullah, aku wanita yang menghampirimu, yang hamil karena berzina.”

Kemudian Rasulullah meminta diantara para sahabat untuk mengurus anak itu. Dan sebagian sahabat membawa wanita itu. Mereka mengikatkan pakaian mereka pada wanita itu, kemudian wanita itu dirajam, sampai seseorang melempari batu dengan sangat keras. Sehingga membuat darahnya mengalir kepakaiannya. Yang melempari batu sangat senang, seakan-akan dia telah melakukan sesuatu yang baik. Rasulullah saw melihat hal ini, beliau mengingatkan orang ini dan yang lainnya. Lalu Beliau berdiri dengan marah, dan berseru di hadapan mereka;

“Wallahi, taubat wanita ini sangatlah halus, sebuah taubat yang sangat bernilai. Jika kau membandingkan dengan taubat manusia seluruh madinah, maka taubatnya wanita ini akan mengalahkan mereka semua! Jika mereka semua minum alkohol, lalu berzina, maka taubat wanita ini lebih berat daripada mereka!”

Lalu Rasulullah saw melakukan shalat jenazah, dan minta Allah mengampuninya. Dan beliau bersabda;

“Dosa wanita itu hilang, ia seperti bayi yang baru dilahirkan.”

Begitulah Islam menangani pezina. Saat ini ketika syariat Islam tidak diterapkan maka zina semakin tumbuh subur bagai jamur dimusim hujan. Sudah saatnya menerapkan Islam sebagai sistem dalam kehidupan.

Waallahua’lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak