Pariwisata Dalam Islam
Oleh: UmmuRaihan
( Member Akademi Menulis Kreatif )
" Saatku membuka mata kutak percaya bahwa itu nyata, aku masih berfikir ini mimpi, tapi aku sadar keindahan itu ada didepanku
Sungguh indah kepulauan ini
Ribuan pulau berjajar membentuk gugusan pulau yang indah
Gunung-gunung berjajar dari ujung barat sampai timur
Samudra luas membentang dengan airnya yang biru dan keindahan dibawahnya
Aku bangga jadi anak Indonesia
Aku berjanji akan menjaganya "
Inilah bunyi puisi yang ditulis oleh Chairil Anwar untuk menggambarkan betapa indahnya tanah air kita Indonesia. Allah SWT telah menciptakan bumi ini dengan begitu indah salah satunya negri kita tercinta Indonesia, semua keindahan alam terhampar diseluruh penjuru negri ini mulai dari laut, sungai, gunung, lembah, hutan, padang rumput, danau, kawah, hutan, dan yang lainnya.
Dengan begitu banyak keindahan alam tak heran Indonesia dijuluki surga dunia, dan menjadi tujuan destinasi wisata bagi turis mancanegara ataupun lokal.
Parisiwata saat ini sangat diperhatikan bahkan menjadi penyumbang bagi negara maupun daerah. Tak heran kementrian pariwisata merancang pembentukan KEK ( Kawasan Ekonomi Khusus ) karna sangat menguntungkan secara ekonomi. DiIndonesia sebenarnya telah ada 12 KEK diantaranya Mandalaka (NTB), Tanjung Kelayang (Babel), Morotai ( Maluku Utara ), Tanjung Lesung (Banten).
Selain membuat KEK ada banyak program pendukung juga sehingga pariwisata di Indonesia makin berkembang yaitu dengan menghidupkan budaya lokal berupa ajaran Animisme dan Dinamisme yang jelas syarat akan kesyirikan. Seperti yang masih anyar terjadi gempa dan tsunami di Palu 28 September 2018 yang bertepatan dengan hari pariwisata dunia yang mana ternyata disana akan diadakan festival pesona Palu Nomoni sehingga ribuan wisatawan yang berada dipantai dan sekitarnya menjadi korban terjangan tsunami.
" Dan musibah apasaja yang menimpa kalian, maka disebabkan perbuatan tangan kalian sendiri, Allah menampakkan sebagian besar dari kesalahan kalian "( As Syura: 30 )
Tidak ada yang kebetulan semua yang terjadi dimuka bumi ini sudah ada diskenario Allah bisa jadi musibah ini ujian atau peringatan dari Allah agar kita tidak berpaling terlalu jauh.
Kita harus mewaspadai pemahaman sosiali komunis yang menanggap bencana ini hanya fenomena alam yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Mereka menafikan kekuasaan Allah sehingga bertubi musibah datang tak mampu melunakkan hatinya.
Banyaknya objek wisata dinegri ini tak disia-siakan oleh pemilik modal atau kaum kapitalis. Mereka memanfaatkan peluang emas dengan dalih investasi padahal sejatinya adalah penjajahan. Miliyaran Kucuran dana mereka gelontorkan demi ambisi bisa meraup untung melimpah. Semua sarana dan prasarana penunjang dibangun demi menarik pengunjung mulai dari akses jalan, bandara, penginapan, hiburan, dan fasilitas penunjang lainnya.
Data Travelport menyebutkan pertumbuhan pariwisata Indonesia tahun 2017 mencapai 25,68% dan Bali salah satu tujuan wisata favorit bagi sebagian besar wisatawan mancanegara dan lokal, sehingga Bali menduduki peringkat pertama dari 25 destinasi terbaik didunia dalam "Traveler Choise Award 2017 mengalahkan berbagai destinasi lainnya.
Perkembangan pariwisata ternyata membawa dampak negatif bagi penduduk setempat khususnya dan Indonesia umumnya. Banyak persengkatan lahan terjadi akibat ambisi membangun pariwisata, kesenjangan pendapatan antara pengelola objek wisata dengan masyarakat sekitar, liberalisasi budaya karna ramahnya masyarakat Indonesia sehingga membuka peluang budaya asing mendominasi bahkan budaya lokal hanya tinggal simbol belaka.
Sungguh ini adalah bentuk oenjajahan terselubung kekayaan alam indonesia berupa keindahan alam dieksploitasi habis- habiskan demi keuntungan sekelompok orang atau pemilik modal.Rakyat Indonesia bak orang asing dinegri sendiri yang ketika ingin menikmati indahnya ciptaan tuhan harus terhalang oleh aturan dan uang. Karna pemilik modal sudah berinvestasi maka jerat hutangpun tak dapat dihindari, dengan dalih investasi infrastruktur pariwisata. Maka ujuangnya kapitalisasi pariwisata oleh pemilik modal. Belum lagi maksiat yang bersembunyi dibalik pariwisata berupa pornografi dan pornoaksi, minuman keras, judi, ritual kesyirikan, dll.
Lalu bagaimana kelak jika khilafah berdiri apakah pariwisata semacam ini akan tetap ada?
Islam agama yang sempurna yang mengatur segala aspek kehidupan termasuk pariwisata, dalam islam sesuatu yang mubah ketika kita menikmati keindahan alam ciptaan tuhan, justru bagi orang yang beriman ini akan menambah syukurnya dan memperkuat keyakinannya akan kekuasaan Allah SWT.
Khilafah sebagai negara Islam adalah negara dakwah, karna dakwah dan jihad menjadi politik luar negrinya maka negara akan berupaya mengelola pariwisata sesuai dengan syariat Islam dan bertujuan menegakkan kema'rufan menutup pintu kemungkaran. Maka objek wisata berupa alam seperti pantai, danau, air terjun, maka itu semua dijadikan sebagai bukti kekuasaan dan nikmat yang indah dari Allah yang wajib disyukuri dan dijaga keasriannya sehingga akan tetap alami dan indah.
Sedangkan pariwisata berupa peninggalan sejarah khususnya Islam maka akan dipertahankan untuk pemahaman agama saat mengunjunginya bahwa ini bentuk madaniyah yang dihasilkan oleh peradaban Islam dimasa lalu. Sehingga timbul ghirah Islamnya dan bisa jadi menjadi inspirasi untuk menciptakan bentuk madaniyah yang lebih bagus .
Dan ini juga jadi sarana propaganda untuk meyakinkan umat atas keagungan Islam bahwa Islam itu hebat, memiliki peradaban yang tinggi pada masanya. Menambah keyakinan bagi yang masih ragu akan keagungan Islam.
Lalu bagaimana dengan tempat peibadatan non muslim nanti? Maka khilafah akan melihat dulu apakah tempat ibadah ini masih digunakan atau tidak, jika masih maka dibiarkan tapi tidak boleh dipugar. Karna tidak ada pemaksaan dalam beragama. Sedangkan tempat peibadatan yang sudah tidak digunakan maka akan dihancurkan .
Khilafah juga akan menutup atau menghancurkan pariwisata yang bertentangan dengan syariat Islam seperti dunia fantasi, museum patung lilin, tempat hiburan malam, dan sejenisnya.
Ketika M.Al Fatih menakhlukkan Konstantinopel saat itu hari Jumat maka gereja Aya Sopia disulap menjadi mesjid untuk sholat Jumat ornamen khas Kristen dicat.
Jika saat ini pariwisata dijadikan sumber pemasukan negara beda hal nya dengan khilafah, sumber pemasukannya sudah tetap yaitu dari kekayaan alam, fai, ghanimah, jizyah, zakat, industri, pertanian, perdagangan dll
Pariwisata hanya menjadi tempat rekreasi biasa melepas penat disela aktifitas rutin bukan jadi sesuatu keharusan sehingga pemerintah memberi pehatian besar dan mengahalalkan segala cara demi pariwisata berkembang pesat padahal dampak yang ditimbukan jauh lebih besar dibanding manfaatnya.
Terbayang nanti khilafah tegak kita bisa sepuasnya menikmati pantai yang indah tanpa uang masuk yang tinggi dan bebas dari zina mata karna takkan ada lagi wisatawan yang mengumbar aurat, mabok-mabokan, dan hiburan tak senonoh lainnya.
Keindahan alam ini adalah anugrah sudah seharusnya kita jaga dan tak merusaknya demi ambisi dunia wallahu a'lam bishowab.