Panji Tauhid Kembali Nge-hits
Oleh: Nania Sabila
Pelecehan Kembali Terulang
Pelecehan terhadap agama Islam yang dilakukan para oknum membuahkan kemarahan kaum muslim. Kemarahan ini memperkokoh persatuan kaum muslim untuk berjuang menuju kebangkitan Islam.
Peristiwa 212 adalah awal perjuangan yang sangat menakjubkan. Dimana berkumpulnya kaum muslim sekitar tujuh juta orang dengan perjuangan memuliakan Islam. Pada peristiwa itu dihadirkan panji Ar Rayah raksasa yang digadang-gadang kaum muslim dengan bangganya. Begitu bangganya mereka sehingga hampir semua kaum muslim yang turut hadir berharap dapat menyentuhnya.
Peristiwa pelecehan terhadap Islam kini berulang lagi. Yang diserang adalah lambang kemuliaan kaum muslim, yaitu Ar Rayah. Dibakarnya Ar Rayah oleh oknum yang mengaku bertujuan untuk memuliakan kalimat tauhid memancing kemarahan kaum muslim.
Para oknum berdalih bahwa bendera itu adalah bendera HTI, ormas radikal, terlarang yang sudah dibubarkan. Dalih ini tentu tidak masuk akal, karena Bendera yang dibakar adalah bendera hitam yang bertuliskan La Ilaha ilallah Muhammad Rasulullah (tiada tuhan selain Allah Muhammad Rasulullah), bendera milik kaum muslim karena pada bendera itu sama sekali tidak ada yang bertuliskan HTI. (Detik.com, 22/10/2018).
Upaya Pelemahan Islam
Sudah bisa dipastikan ini adalah usaha yang sengaja dilakukan karena kebenciannya terhadap Islam. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk memadamkan cahaya Islam, namun sayang usaha mereka telah membakar kemarahan kaum muslim yang masih mencintai Islam sebagai agamanya.
Kemarahan kaum muslim diapresiasikan dalam bentuk aksi berkumpulnya kaum muslim di suatu titik wilayah dengan mengibarkan bendera Panji Ar Rayah yang menjadi kebanggaan. Aksi ini dilakukan untuk menuntut keadilan kepada aparat kepolisian agar melakukan tindakan kepada para pelaku.
Hal yang disayangkan adalah kurang nya pemahaman kaum muslimin akan panji islam, membuat sebagian kaum muslimin membenci panji Rasulullah ini. Padahal jika mereka menelusuri dari hadist dan sejarah islam, siapapun pasti akan mendapatkan penjelasannya.
Kaum muslimin dalam sistem demokrasi selalu terluka karena agamanya selalu di hina dan dilecehkan. Padahal ini adalah nyata - nyata adalah sebuah pelanggaran yang sangat fatal. Dan ini seharusnya ditangani dengan serius oleh aparat keamanan dan penguasa muslim.
Liputan Media Ar Rayah jadi Hits
Bendera Rasulullah kini sudah menjadi perbincangan ditengah masyarakat, mereka dengan bangga memilikinya. Tak mau ketinggalan berita, media cetak dan elektronik menyajikan tema berita yang sedang viral di masyarakat ini. Mereka menyampaikan pesan tentang definisi Panji Ar Rayah dan Al Liwa yang selama ini sering disalah artikan sebagai bendera HTI.
Semoga media menyampaikan dengan jelas agar masyarakat faham dan tidak lagi menjadikan perselisihan. Seperti yang sering kita lihat, bahwa HTI selalu membawa panji Ar Rayah dalam setiap aksinya adalah untuk memperkenalkan kepada umat bahwa kaum muslim memiliki Panji mulia yang menjadi kebanggaan kaum muslim. Tidak lagi menganggap panji-panji Rasulullah sebagai musuh yang harus dijauhi bahkan dilenyapkan.
"Bendera (pasukan) Rasulullah itu hitam dan Panji ya itu putih yang bertuliskan diatasnya La Ilaha ilallah Muhammad Rasulullah" (HR. At-Thabrani)
Panji Ar Rayah
Panji Ar Rayah adalah Panji Rasulullah, panji mulia yang diberikan kepada manusia-manusia mulia sebagai panglima perang jihad. Para panglima akan berusaha sekuat tenaga bahkan bertaruh nyawa untuk mempertahankan Panji ini agar tidak sampai jatuh ke tanah pada saat perang jihad.
Seperti pada perang Uhud yang dikomandani sahabat nabi Mushab bin Umair. Beliau memuliakan Panji mulia ini dengan meletakkan di tangan kanannya. Kemudian pasukan kafir menebas tangan kanannya. Dengan sigap tangan kirinya menyambar panji itu, kemudian tangan kirinya pun ditebas. Setelah itu Mushab mendekapnya dengan lengannya yang masih tersisa sampai tubuh beliau jatuh dan syahid.
Pada perang Mu'tah yang dikomandani oleh Ja'far bin Abi Thalib juga hampir sama perjuangan untuk mempertahankannya. Sampai pada titik akhir beliau menggigit Panji itu agar tidak sampai menyentuh tanah. Sampai akhirnya harus gugur karena tubuhnya ditebas menjadi dua.
Semua peristiwa adalah atas izin Allah dan manusia harus menjalani peristiwa ini sebagai pelajaran yang sangat berarti untuk semakin menjadikan ukhuwah Islam lebih erat lagi sehingga tidak mudah diadu domba oleh pihak yang tidak mengharapkan kebangkitan Islam.
Wallahu a'lam