Nge-Prank Kok Jadi Budaya

 

Oleh : Tri Silvia 

(Emak Bangsa Peduli Remaja) 


Nge-Prank?! Anak muda zaman now pasti tau istilah yang satu ini. Cukup masukkan keyword 'prank', pasti langsung berderet video-video nge-prank. Entah kapan fenomena ini muncul, namun jelas nge-prank sudah jadi fenomena baru di tengah kehidupan anak muda zaman now.


Yang terbaru kasus RS yang melakukan klarifikasi terkait kebohongan yang katanya ia lakukan. Terlepas dari fakta yang sebenarnya terjadi, banyak kalangan yang menyebutnya telah melakukan prank. Queen of Prank sebutan barunya. Bahkan pada jumat (5/10) ada yang mengirimkan karangan bunga ke rumah RS dengan tulisan RS The Best Prank Massal 2018.


Pun, banyak blogger yang mengkhususkan konten nge-prank di lini masa vlog yang mereka kerjakan. Nge-prank-in temen, pacar, istri, ibu dan lainnya. Mulai dari janjian ketemu mantan, pingsan, pura-pura jatuh, tidak lulus, pasang tato, hamil atau pura-pura hamilin anak orang. Kacau!! 


Secara bahasa, prank itu berarti gurauan, kelakar, olok-olok, senda gurau atau seloroh. Adapun nge-prank bisa diartikan mengerjai, memperdaya atau mengolok-ngolok. Semua istilah yang dikeluarkan berbau negatif. Bohong, mengolok-ngolok, canda berlebih, dan lainnya. Namun, nge-prank tetap menjadi budaya di kalangan anak muda.


Tak ada tujuan khusus dari tindakan nge-prank, selain hanya iseng, ngetes kesetiaan, uji kepedulian, dan tujuan-tujuan lain yang tidak penting. 


Banyak hal mudharat yang diakibatkan oleh tindakan iseng ini. Bahkan dalam beberapa kasus menyebabkan kematian. Pernyataan itu tidak lagi imaginer, karena sudah banyak contohnya. Banyak kasus yang terjadi akibat tindakan nge-prank. Salah satunya adalah kasus yang menimpa Akio Ishimaru (46 tahun) pria Jepang yang harus tewas di tangan rekan kerjanya, Yoshiyuki Yoshida. 


Saat itu keduanya tampak bercanda saat yoshida menembakkan udara berkompresi ke anus ishimaru. Keisengannya berbuah kematian. Tak lama setelah kejadian itu, ishimaru merasakan kurang sehat dan tak lama langsung tak sadarkan diri, lalu akhirnya wafat saat di rumah sakit.


Prank Yoshida disebut dengan “serangan anus”. Prank yang sangat berbahaya, lantaran telah merenggut beberapa nyawa lain sebelumnya. 

Kepolisian mencatat pada Desember lalu, seorang pria tewas akibat tindakan prank serupa, mahasiswa Kyoto meninggal setelah ditusuk oleh temannya dengan pistol udara bertekanan (air duster) pada Januari tahun ini. Pada Maret, seorang pekerja pabrik di India juga tewas karena pendarahan internal dan kerusakan organ setelah rekan kerjanya melakukan prank serupa.


Selain prank yoshida, pun ada beberapa prank lain yang mengakibatkan kematian. Prank sms kematian pacar yang dialami oleh seorang remaja di Amerika Serikat. Prank ulang tahun yang dialami oleh Sandy (pemuda Indonesia) yang harus kehilangan nyawanya setelah diikat di tiang listrik dan tersetrum. Hal serupa dialami oleh Maizatul yang diberikan prank kejutan ulang tahun yang berujung pada kematian akibat depresi akut. Dan banyak kasus lainnya. 


Islam menolak kemudharatan, apalagi jika menyangkut nyawa manusia. Nyawa manusia yang tak bersalah begitu berharga dalam Islam, baik muslim maupun non muslim. Hukuman atas kehilangannya sungguh berat. Qishosh ataupun diyat. Berharganya nyawa manusia dalam Islam tergambar dalam ayat di bawah ini;


"Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya..." (QS. Al-Ma’idah [5]: 32)


Adapun terkait dengan candaan, maka hukumnya boleh-boleh saja. Karena Rasulullah saw sendiri adalah orang yang juga suka bercanda, baik dengan istri, para sahabat dan lainnya. Hanya saja candaan beliau saw tidak pernah melampaui batas dan mengandung perkataan dusta.


Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam bercanda. Sebagaimana yang disebutkan dalam al-manhaj.or.id, yakni :


1. Meluruskan tujuan

2. Jangan melewati batas 

3. Jangan bercanda dengan orang yang tidak mau bercanda

4. Jangan bercanda pada hal-hal yang serius 

5. Hindari perkara-perkara yang dilarang Allah SWT saat bercanda. Misal menakut-nakuti, berdusta, melecehkan sekelompok orang tertentu, ataupun canda yang berisi tuduhan dan fitnah terhadap orang lain

6. Hindari bercanda dengan aksi dan kata-kata yang buruk

7. Tidak banyak tertawa

8. Bercanda dengan orang yang membutuhkan 

9. Jangan melecehkan syiar-syiar agama


Sekali lagi, bercanda boleh saja, tapi harus memperhatikan batasan dan hal-hal di atas. Guna menjaga diri dari hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi jika sudah menyangkut kehormatan dan nyawa manusia. Tapi sayangnya, prank-prank yang beredar saat ini adalah candaan yang justru melanggar rambu-rambu di atas. Bahkan terkesan brutal dan gila.


Sangat disayangkan jika prank yang semacam ini terus dijadikan fenomena di kalangan remaja. Apalagi jika terus dipertahankan dan menjadi budaya. Mengerikan!! Nge-prank kok jadi budaya!


Tak ayal, banyak yang harus dilakukan dan dibenahi oleh semua pihak, bukan hanya orang tua dan sekolah. Tapi juga masyarakat dan negara. Jangan sampai generasi ke depan rusak atau hilang kesadarannya, akibat tindakan prank yang tidak jelas dan berada di luar rambu-rambu yang ada.


Wallahu a'lam bis shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak