Oleh :Linda Pusparini (Anggota Revowriter)
"Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka (Sang Pencipta), dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk." (QS. Al-Kahfi:13).
Secara fitrah, masa muda merupakan jenjang kehidupan manusia yang paling optimal. Dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya, sangat wajar jika pemuda memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya.
Akan tetapi potensi yang dimiliki oleh pemuda ini ibarat pedang yang tajam. Bermanfaat atau tidaknya tergantung pada orang yang memegangnya. Jika ia orang yang bertanggung jawab maka pedang tersebut difungsikan untuk menumpas kejahatan begitu pula sebaliknya.
Melihat fakta saat ini tentu kita pahami bahwa ternyata disekeliling kita banyak pemuda yang menggunakan potensi dirinya untuk hal-hal yang buruk seperti tawuran, narkoba bahkan tak jarang ikut menjadi pelaku kejahatan.
Hal ini tak lain disebabkan adanya krisis identitas yang melanda para pemuda Islam. Saat ini mereka menjadikan kapitalisme sebagai pandangan hidup yang didasarkan pada manfaat dan hanya memikirkan materi sebagai tujuan hidupnya. Dari ideologi inilah lahir gaya hidup hedonis, sehingga para pemuda rela diperbudak oleh propaganda barat lewat fashion, food, dan fun.
Tak cukup sampai disitu saja pandangan hidup kapitalis ini juga menyebabkan pemuda Islam larut dalam keliberalan sistem pergaulan, mereka lebih asyik nongkrong dengan teman-temannya hingga larut malam, suka berkunjung ke tempat hura-hura, dan beranggapan bahwa pacaran itu 'gaul' hingga ujungnya sex bebas dan aborsi. Begitulah kondisi pemuda Islam saat ini, dengan mudahnya nafsu mengelabuhi pikiran jernih mereka.
Dan alangkah jauhnya potret pemuda saat ini dengan pemuda di jaman Rosulullah maupun sesudahnya. Pemuda terdahulu berlomba-lomba untuk berkontribusi dalam dakwah dan kerap kali menorehkan prestasi gemilang dalam meneguhkan agama Allah.
Sosok seperti Mus'ab bin Umair, Ali bin Abi Thalib, Bilal bin Rabah, Zaid bin Harits, Muhammad Al Fatih, Salahuddin Al Ayyubi adalah contoh nyata bahwa pandangan hidup seseorang dapat berpengaruh terhadap dirinya. Pandangan hidup yang tak lain adalah Islam.
Karena dengan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup maka akan timbul kekuatan yang luar biasa pada diri pemuda muslim, sehingga dengan demikian mampu bangkit untuk mencapai kemajuan. Dan dengan segala potensi yang dimilikinya, pemuda diharapkan mampu menyelesaikan problematika umat dan melakukan perubahan kehidupan di masyarakat ke arah yang Islami.
Maka sudah saatnya generasi muda Islam segera bangkit, karena para pemuda muslim mempunyai tanggung jawab besar untuk memulai perjuangan. Para pemuda muslim tidak perlu ragu terhadap keberhasilannya, karena Allah telah menjanjikan kejayaan bagi umat Islam. Pemuda muslim harus selalu ingat bahwa Allah akan menolong mereka selama mereka mau menolong agama Allah. Sebagaimana yang dinyatakan di dalam Al Quran :
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad:7)
So, tidak ada pilihan lain selain bangkit dengan pemikiran dan membawa perubahan bagi umat kepada kemenangan yang hakiki sehingga kita layak menjadi pemuda yang dirindukan oleh penduduk langit dan disegani penduduk bumi.