Menguak Kebobrokan Konsep Pemberdayaan Perempuan

Oleh: Neni (Ibu Rumah Tangga tinggal di Rancaekek)


Saya, ibu rumah tangga yang dikaruniai 3 orang anak merasakan dengan keadaan zaman sekarang penghasilan dari suami dirasa belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini menuntut saya untuk bisa membantu mencari tambahan penghasilan dengan berjualan kue. Diluar sana juga menurut saya masih banyak ibu-ibu lain yang senasib dengan yang saya alami. Mereka berbondong-bondong bekerja di luar rumah dengan berbagai alasan tapi dengan tujuan yang sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya.

Sejurus dengan ini dalam pemberitaan, ada seminar bertajuk Empowering Women In The Workplace yang merupakan rangkaian acara  pertemuan IMF-WB di Bali tanggal 9 Oktober 2018. Dalam acara  tersebut menteri keuangan Sri Mulyani menjelaskan perempuan sangat berperan untukmendorong  pertumbuhan ekonomi di sebuah negara. Oleh karena itu, peran perempuan harus ditingkatkan.

Dalam pertemuan ini diharapkan perempuan tidak dilarang, bahkan didukung penuh oleh negara untuk bekerja. Sepintas isu yang diangkat dalam pertemuan ini adalah benar untuk memperdayakan peran perempuan di luar rumah. Tapi ada yang terlupa ketika perempuan bekerja di luar rumah maka kewajiban istri sebagai pengelola rumah tangga dan untuk mendidik anak jadi terabaikan sehingga  berdampak kepada kehidupan rumah tangga. Muncullah pada akhirnya kenakalan remaja diantaranya seks bebas dikalangan remaja yang semakin parah, penyalahgunaan narkoba dll. 

Inilah yang  harus menjadi perhatian pemerintah dan berbagai pihak terkait lain untuk tidak mengabaikan peran perempuan dalam membentuk masa depan generasi yang akan datang. Ibu adalah tiang negara karena peradaban sebuah bangsa ditentukan oleh para ibu. Karenanya mendorong perempuan untuk keluar rumah untuk bekerja justru akan menyebabkan rusaknya generasi penerus bangsa. Tidakkah kita berkaca pada kehidupan barat yang rusak hari ini?

Oleh karena itu mengembalikan lagi peran dan fungsi perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga menjadi sangat penting hari ini, karena dampak kerusakan  yang ada akibat perannya berubah menjadi pemutar roda industri kepentingan pasar sistem kapitalisme sudah sangat parah. Para perempuan harus menyadari pentingnya keberadaan mereka ini untuk peradaban yang akan datang. 

Kesadaran ini tidak akan terwujud apabila Kapitalisme beserta berbagai macam ide turunannya masih menjadi aturan yang dibelakukan dalam kehidupan saat ini. Karena itu memperjuangkan kembali tegaknya syariat Islam dalam naungan Khilafah Islam harus menjadi perjuangan umat saat ini, khususnya bagi kita perempuan sebagai pencetak generasi ke depan. 

Wallahu’alam Bi Shawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak