Oleh Jasli La Jate (Member Akademi Menulis Kreatif)
Belum lama ini kita dihebohkan dengan video pembakaran bendera tauhid. Pembakaran ini dilakukan tepat pada perayaan hari santri Nasional. Yang melakukan pembakaran ini adalah sekelompok oknum Banser. Mereka melakukan pembakaran terlihat dengan begitu bangga. Bagaimana tidak, mereka melakukan sembari bernyanyi. sorak-sorak bergembira. Mereka mengklaim kalau bendera yang dibakar itu adalah bendera HTI, organisasi yang sudah dicabut bhp-nya secara sewenang-wenang oleh pemerintahan.
Pertanyaanya, benarkah itu bendera HTI? atau ada semacam kebencian yang membabi buta yang menyebabkan mereka fanatik akan HTI? Atau mereka memang tidak paham bahwa itu adalah kalimat Tauhid, kalimat yang dimana kita hidup dengannya dan berharap mati pun bisa melafadzkannya.
Akibat dari propaganda selama ini dan ditambah dengan video itu, banyak masyarakat yang tak paham termakan bahwa itu adalah bendera HTI. Bahkan banyak pula yang menganggap bahwa dengan memegang bendera itu sama saja seperti teroris.
Padahal sejatinya apa mereka tuduhkan semuanya bohong. HTI tidak punya bendera. Hal ini ditegaskan oleh jubir HTI, Ustadz Ismail Yusanto. Apa yang mereka klaim dan bakar itu adalah bendera Rasulullah. Benderanya umat Islam. Benderanya kaum muslimin.
Hal ini sebagaimana dalam sabda Rasulullah Saw.
Al-Liwa’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwarna putih dan Al-Rayah beliau berwarna hitam. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu menuturkan,
كَانَتْ رَايَةُ رَسُوْلِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- سَوْدَاءَ وَلِوَاؤُهُ أَبْيَضَ
Al-Rayah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwarna hitam dan al-Liwa’ beliau berwarna putih (HR. Al-Tirmidzi, Al-Baihaqi, Al-Thabarani dan Abu Ya’la).
Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu juga menuturkan,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- دَخَلَ مَكَّةَ يَوْمَ الْفَتْحِ وَلِوَاؤُهُ أَبْيَضُ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki Makkah pada hari Fathu Makkah dan al-Liwa’ beliau berwarna putih (HR. Al-Tirmidzi, Al-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).
Dengan demikian jelaslah bahwa pada al-Rayah dan al-Liwa’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertulis kalimat tauhid La ilaha illallah Muhammad Rasulullah, sebagaimana hadits penuturuan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu,
كَانَتْ رَايَةُ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم سَوْدَاءَ وَلِوَاءُهُ أَبْيَضَ مَكْتُوْبٌ فِيْهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ
Al-Rayah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwarna hitam dan al-Liwa’ beliau berwarna putih; tertulis di situ la ilaha illa Allah Muhammad RasululLah (HR. Abu Syaikh al-Ashbahani dalam Akhlaq an-Nabiy shallallahu ‘alaihi wa sallam).
NEED SOLUTION.
Sangat disayangkan. Akibat ketidaktahuan mereka, kedunguan mereka dicampur fanatik kebencian yang begitu menggelora. Mereka menodai perayaan hari santri. Bukan hanya itu mereka melukai hati kaum muslim. Lebih jauh lagi mereka menodai simbol agama Islam. Simbol kebesaran kaum muslimin.
Inilah akibat tidak diterapkannya Islam secara sempurna. Salah satunya banyak yang tak paham dengan bendera mereka sendiri. Ditambah dengan propaganda media sekuler. Banyak yang phobia.
Sudah saatnya kita lebih mengenal lagi agama kita. Bangga dengannya. Mengenal Bendera kita. Belajar Islam dan mengajarkannya. Disemua lini kehidupan. Hal bisa diterapkan dengan baik kecuali dalam sistem pemerintahan Islam. Sistem yang pernah dicontohkan oleh Rasullullah Saw. Sistem itu adalah Khilafah Rasyidah. Yang tak lama lagi akan segera tegak.