Memuliakan Kalimat Tauhid


Oleh: Ari windarti. 

Pegiat dakwah tinggal di Bandung



Saat ini tiba-tiba banyak kaum muslimin geram. Dadanya bergolak, darahnya mendidih dan amarah memuncak. Ditengah-tengah acara peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober lalu, sekelompok oknum berseragam Banser dengan sengaja dan bahkan demikian bangga membakar bendera kebanggaan seluruh kaum Muslimin. Itulah bendera Tauhid, bendera Ar-rayah bendera bertuliskan kalimat 'Las Illaha illaLlah Muhammad Rasullullah. Peristiwa pembakaran Bendera Tauhid itu terjadi di Garut Jawa Barat.


Ketika dikonfirmasi ketua Ansor Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut membenarkan peristiwa itu. Bahkan menurutnya hal itu dilakukan untuk menghormati dan menjaga kalimat tauhid. Sungguh ironi dan sulit

diterima akal sehat. 


Dinyatakan dalam hadist bahwa Rayah Rasullullah Saw berwarna hitam dan Liwanya berwarna putih. Tertulis di situ Laa Illaha illaLlah Muhammad Rasulullah. ( HR Abu syaikh al-Ashbahani dalam Akhlaq an Nabiy Saw). 


Kalimat Laa Ilaha illaLlah Muhammad Rasulullah merupakan alamah atau ciri keagungan islam. Bahkan misi islam dalam dakwah dan jihad adalah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.


Kalimat ini pula yang tertulis dalan ar-Rayah dan al-Liwa merupakan simbol tauhid. Keduanya adalah syiar pemersatu, harga bagi surga.


Suatu saat Nabi Saw mendengar muadzin mengucapkan Asyhaduan laa Illaha illaLlah. Lalu beliau berkata kepada muadzin tersebut. 

Engkau terbebas dari neraka. (HR Muslim)


Beliau juga pernah bersabda "Siapa saja yang akhir ucapanya (sebelum wafat) adalah 'Laa Illaha illaLlah' maka dia pasti masuk surga." (HR abu Dawud)


Kalimat tersebut juga merupakan kalimat zikir yang paling utama.


Liwa dan Rayah Rasulullah Saw merupakan lambang akidah Islam karena di dalamya tertulis kalimat tauhid. Kalimat inilah yang membedakan Islam dan kekufuran, kalimat ini yang bakal menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat.


Maka sebagai simbol syahadat panji tersebut akan dikibarkan oleh Rasulullah Saw kelak pada hari kiamat. Panji itu disebut sebagai Liwa al-Hamdi.


Rasulullah saw bersabda "Aku adalah pemimpin anak Adam pada hari kiamat dan tidak ada kesombongan. Di tanganku ada Liwa al-Hamdi dan tidak ada kesombongan. Tidak ada nabi pada hari itu, Adam dan yang lainya kecuali di bawah Liwaku." (HR at-Tirmidzi). 


Karena itu tentu aneh sekali jika ada sekelompok orang menghinakan Rayah dan Liwa Rasulullah Saw ini, padahal mereka muslim. Bagaimana mungkin seorang muslim melecehkan Panji Tauhid padahal kalimat tauhid itulah yang akan menyelamatkan dia di akhirat kelak dari siksa neraka.


Jelas pembakaran ar-Rayah yang bertuliskan kalimat tauhid merupakan tindakan pelecehan yang tidak dapat dibenarkan. Tindakan demikian bisa menjadikan seseorang keluar dari islam atau murtad. 


Umat islam juga harus selalu menjunjung tinggi dan menghormati Liwa dan Rayah Rasul Saw. Lebih dari itu mereka harus berjuang bersama untuk mengembalikan kemuliaan keduanya sebagai panji tauhid identitas Islam dan kaum muslimin, sekaligus pemersatu mereka. 

Wallahu a'lam bi shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak