Oleh: Wulan MutashadiQat Azzahra
(Member "Writing Class with Has")
Bentrok antara puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Kendari dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kendari dengan aparat kepolisian tidak dapat terhindarkan, Senin (9/4/2018). Massa yang mencoba memblokade aktivitas SPBU Tapak Kuda terpaksa dibubarkan oleh aparat kepolisian yang tengah mengawal jalannya aksi tersebut, zonasultra.com (9/10).
Sejumlah mahasiswa serta aparat kepolisian menjadi korban dalam aksi itu. Bahkan salah seorang mahasiswa pingsan akibat saling dorong dengan aparat kepolisian.
Dalam aksinya puluhan mahasiswa mendesak DPRD Sultra untuk melakukan hearing kepada Kepala Dinas Perdagangan serta Depot Pertamina Sultra terkait kelangkaan dan kenaikan harga BBM di Kota Kendari.
Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah termasuk bahan kebutuhan pokok bagi umat. Hampir seluruh aktivitas umat membutuhkan BBM. Baik untuk transportasi anak-anak sekolah, seorang ayah menuju ke tempat kerja. Juga untuk bermacam aktivitas muamalah, memerlukan benda yang satu ini.
Akibatnya, kenaikan atau kelangkaan BBM, akan berdampak pada seluruh aktivitas umat. Bahkan bisa jadi terganggunya muamalah, karena sulitnya umat mengakses BBM.
Maka, adalah hal yang wajar jika kemudian mahasiswa sebagai kaum intelektual menyuarakan aspirasi rakyat. Sebab dalam Islam, mahasiswa disebut sebagai mufakkirin atau golongan pemikir.
Sebagai bagian dari umat yang terus menerus mengasah kemampuan berpikirnya, maka tepat jika golongan mufakkirin yang terjun langsung kepada wakil rakyat yang duduk di pemerintahan, untuk mencarikan solusi bagi persoalan umat.
Akan tetapi jika niat baik mereka tidak tersampaikan. Atau bahkan dibungkam dan dikebiri, maka seluruh persoalan umat akan terjegal di tengah jalan. Bukannya mendapat solusi, umat justru semakin sempit hidupnya.
Kesempitan hidup inilah buah dari diterapkannya kapitalisme di dalam pengaturan urusan umat. Rakyat tidak diurus. Bahkan sedikit demi sedikit subsidi dihilangkan. Tak ayal, bukan hanya kehidupan sempit kapitalisme akan membentuk kemiskinan, kriminal dan hilangnya keimanan.
Oleh sebab itu, tidak solusi yang paling tepat bagi umat kecuali kembali kepada aturan Islam. Mengembalikan kesejahteraan umat dengan pengurusan yang benar. Menjamin terpenuhinya hak dan kewajiban umat
Tidak hanya itu, Islam pun memberi kesempatan bagi mufakkirin untuk paham politik. Perasaan dan pemikiran mereka yang berlandaskan akidah Islam, akan menghasilkan energi gerak yang luar biasa. Yang bisa mendorong umat pada kebangkitan.
Kita bisa lihat, Muhammad Al Fatih. Anak muda salih yang sejak usia belia, tertanam dalam jiwanya untuk menjemput bisyarah. Menaklukkan Konstantinopel dengan kekuatan iman yang luar biasa.
Membungkam suara mahasiswa, hanya akan membuat generasi muda kita jadi enggan dan malas berpikir. Ditambah lagi jika mereka terbawa arus kebebasan yang diemban barat. Generasi seperti ini hanya akan menyusahkan umat dan menjadi beban persoalan tersendiri bagi negara.
Maka sudah saatnya kita tanggalkan aturan kufur. Aturan yang datang dari manusia. Bagi umat yang merindukan peradaban mulia, hanya aturan Allah yang paling tepat. Kembali pada Islam demi tegaknya kemuliaan umat. Wallahu a'lam bish showab.