Oleh: Sonia (Aktivis Dakwah Islam Kaffah)
Tanggal 22 oktober telah diperingati sebagai Hari Santri Nasional (HSN). Dalam menyambut peringatan Hari Santri Nasional ketiga, Presiden RI, Joko Widodo menyempatkan hadir dalam acara kumpul dengan ribuan santri se Jawa Barat di Lapangan Gasibu, Bandung (radarindonesianews.com/24/10/2018)
Peringatan Hari Santri Nasional ini hampir dirayakan oleh beribu-ribu santri di berbagai pelosok daerah dengan khidmat dan penuh suka cita. Namun ada yang menjadi sorotan di wilayah Garut Utara, yakni insiden pembakaran bendera tauhid berlafadzkan syahadat oleh oknum Barisan Serba Guna GP Anshar (Banser).
Menurut kabar yang beredar, pembakaran bendera tauhid oleh banser di wilayah Garut Utara tidak dimaksudkan untuk meresahkan umat islam melainkan pembakaran bendera tauhid yang identik bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Namun hal tersebut masih menjadi dugaan, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas (Karo Penmas) Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan pada hari selasa (23/10) “Namun pada pukul 09.30 Wib telah terjadi pembakaran diduga bendera HTI (Hizbut Thahrir Indoesia) yang dilakukan oleh peserta kegiatan atau anggota Banser," (republika.co.id/24/10/2018)
Kejadian tersebut sangat disayangkan, viral video pembakaran bendera tauhid di media sosial berujung kecaman dari warganet yang menimbulkan pro dan kontra. Peringatan Hari Santri Nasional yang menjadi momentum berkesan harus dikotori dengan insiden pembakaran bendera tauhid. Hal tesebut bukanlah sesuatu yang diharapkan oleh semua orang dalam peringatan HSN.
Terlepas dari viral pembakaran bendera tauhid yang dimaksudkan untuk membakar bendera identik bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Perilaku yang dilakukan oleh sekelompok banser seusai Peringatan Hari Santri Nasional di daerah Garut Utara tersebut sama sekali tidak mencerminkan adab seorang Muslim. Ketidaksukaan banser terhadap ormas HTI tidak seharusnya dilakukan dengan simbol pembakaran bendera tauhid berlafadzkan syahadat yang katanya identik dengan bendera HTI.
Bendera tauhid yang dibakar oleh banser bukanlah bendera HTI melaikan bendera yang digunakan oleh Rosulullah saw dan umat muslim lainnya. Lafadz syahadat yang ada pada bendera tersebut pun sering digunakan oleh muslim, maka kecaman yang diajukan untuk oknum pembakaran bendera tauhid memang perlu disadarkan bahwa tindakan tersebut memang salah dan tidak mendapatkan pembelaan apapun. Hal tersebut tentunya menjadi pembelajaran bagi semua orang, tidak baik membeci sesuatu secara berlebihan apalagi mengungkapkannya dengan cara yang salah hingga membakar bendera tauhid.