Oleh Eva Irma K
(Anggota Komunitas Revowriter )
Apabila di dalam sebuah perjalanan, seseorang menemukan dua jalur yang berbeda di hadapannya. Orang tersebut harus memilih salah satu jalur untuk melanjutkan perjalanan. Selanjutnya, dia membuka peta petunjuk arah. Setelah diamati di dalam peta bahwa jalur pertama adalah jalanan yang lurus seperti jalan tol bebas hambatan. Namun, pada ujung perjalanan buntu tak ada jalan, hanya menyisakan sebuah jurang.
Sedangkan, jalan yang kedua akan melalui; pegunungan terjal, sungai yang panjang, hutan rimbun serta padang ilalang yang luas. Pada ujung jalan ini, akan sampai di sebuah perkampungan. Dalam keterangan peta petunjuk arah bahwa, kampung tersebut makmur serta dapat mencukupi semua kebutuhan manusia.
Lantas, jalan seperti apa yang akan dipilih? Bila mendapati dua jalur perjalanan yang berbeda bak langit dan bumi.
Alamiahnya manusia akan memilih pada sebuah jalan yang lurus tak mau mendapati halangan apapun. Menikmati semua keindahan dalam perjalanan. Jalan dengan santai tak menemukan halangan serta rintangan. Tak memerlukan perbekalan, karena akan cepat sampai pada ujung perjalanan.
Pastinya tidak mau memilih jalur yang akan menemukan berbagai hambatan. Apalagi di dalam perjalanan akan melalui gunung terjal, sungai yang panjang, hutan lebat serta padang ilalang. Seluruh tenaga akan terkuras habis untuk menempuh jalan tersebut. Persiapan mentalpun akan diperhitungkan. Itu karena sewaktu-waktu kita akan bertemu hewan buas yang siap memangsa. Perbekalan yang dibawa pun harus banyak. Sungguh berbeda dengan jalan yang lurus yang tak memerlukan perbekalan.
Apakah sama pilihannya, bagi orang berpikir dan tidak mau berpikir? Bagi orang yang berpikir setelah diamati dan diteliti melalui navigator perjalanan. Bahwa pada ujung perjalanan kedua jalur memiliki tujuan yang berbeda. Jalan lurus bebas hambatan hanya berujung pada sebuah jurang, sedangkan pada jalur yang penuh rintangan mempunyai tujuan pada akhir perjalanan. Ada perkampungan untuk beristirahat panjang melepas lelah setelah menempuh perjalanan.
Dua arah perjalanan tadi ibarat dua jalur kehidupan yang harus kita pilih salah satunya. Apakah jalan kehidupan yang lurus saja yang berakhir kehinaan di neraka atau jalanan penuh halangan dan berakhir bahagia di surga?
Setiap perjalanan memiliki risiko dan konsekuansi yang akan diterima. Hikmah yang bisa diambil adalah walaupun jalanan mulus sekalipun, tetapi berakhir sengsara dan derita. Tak akan membawa kebahagiaan, hanya sebuah ilusi yang terjadi.
Berbeda dengan jalanan yang memiliki berbagai rintangan tetapi akan berakhir dengan gembira. Kebahagiaan hakiki yang tak akan pernah habis. Tinggal kita persiapkan ilmu untuk menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan didalam perjalanan tersebut. Agar kita mampu menyelesaikan dengan perolehan nilai sempurna sehingga lulus ujian. Menghadapinya dengan penuh Ikhlas dan ridho, semua akan terasa indah dalam perjalanan. Berakhir di kampung akhirat yang bernama Jannah Firdaus. Tersebab hidup adalah perjuangan. Oleh karena itu, nikmatilah tetes keringat dalam setiap pengorbanan, tenaga yang tercurah dalam pencapaian. Jadilan lelahmu semata lillah agar kelak berbuah jannah.Wallahu'alam bishowab