Ironi Peringatan Hari Santri Tercederai

Oleh: Nur Fitriyah Asri (Bu Is)

Akademi Menulis Kreatif 


Viral video anggota Banser membakar bendera bertuliskan kalimat tauhid, saat peringatan Hari Santri Nasional di Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut. Mendapati berita tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sangat menyesalkan pembakaran bendera yang tertera kalimat tauhid. "Mungkin tidak dimaksudkan kepada kalimat tauhidnya, tapi dimaksudkan untuk membakar simbol organisasi yang sudah dilarang pemerintah. Namun tindakan tersebut sudah pasti memberikan multi tafsir. Jika tidak suka terhadap sesuatu maka belajarlah untuk menyampaikan pesan dengan adab dan cara yang baik ( TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG, SENIN 22/10/2018).


Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Chalil Qoumas klaim bakar bendera HTI untuk menjaga kalimat tauhid. Yaqud menyatakan bendera itu lebih baik dibakar daripada ada pihak lain yang menaruh ditempat yang tidak semestinya. Hemat saya teman-teman ingin memperlakukan sebagaimana jika mereka menemukan potongan sobekan mushaf Al Qur'an (www.youtube.com)


Apapun alasannya, lagi dan lagi-lagi penista agama kembali berulah. Umat Islam dibuat geram meradang, marah tidak kepalang. Pembakaran bendera tauhid mengundang kemarahan Kaum Muslimin di penjuru tanah air Indonesia, bisa jadi di seluruh dunia karena bendera Ar Raya adalah bendera Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam.


Dalam klarifikasi jubir HTI  H. Ismail Yusanto terhadap pembakaran bendera tauhid menjelaskan bahwa yang dibakar itu bukanlah bendera HTI. HTI tidak punya bendera. Yang dibakar Ar Raya sebagaimana yang disebutkan oleh Hadis Riwayat Ahmad dan Thirmidi "Ar Raya Rasulullah berwarna hitam, Al Liwa berwarna putih. Ditulis padanya kalimat lailahailallah Muhammad Rasulullah". 


Ini kalimat yang mulia, kalimat inti dari risalah Islam, kalimat tauhid. Semestinya seluruh umat Islam menghormati dan menjunjung tinggi, sebab kita menjadi muslim karena kalimat itu dan kita menjadi mulia juga karena itu.


Terbukti banyak kalangan termasuk ormas banser NU tak terkecuali penguasa yang begitu meyakini kalau bendera  Ar Raya dan Al Liwa milik HTI. Begitu bencikah kepada HTI yang berjuang dan berdakwah untuk mewujudkan kehidupan Islam? Begitu bencikah kepada HTI yang berjuang untuk menegakkan kembali Khilafah yang merupakan janji Allah dan bisyarah Rasulullah?Bukankah Badan Hukum Perkumpulannya  sudah dicabut (BHP) dengan tidak melalui prosedur hukum? 


Ini dampak dan akibat penguasa diktator sewenang-wenang berbuat zholim, berani melanggar Undang-Undang yang dibuatnya sendiri untuk menyelamatkan kepentingan golongan dan diri pribadi.


Sejak saat itu ulama dipersekusi, dikriminalisasi, aktivisnya dituduh radikal untuk memunculkan  Islamophobia. Seminarpun dibubarkan untuk membungkam mahasiswa dan generasi muda. Bukankah itu bukti kalau pemerintah anti dan membenci Islam?


Wajar kalau tindakan itu diikuti oleh ormas Islam seperti banser NU. Heran. kenapa sering kali membuat onar kok tidak dibubarkan? Padahal suka dan gemar membubarkan pengajian-pengajian, menantang FPI. Dengan lancang mengatakan Islam T4i naudzubilahi min dzalik


Banser berkoar mengaku pancasilais, menjaga NKRI harga mati, tapi dimana peran aktif banser NU terhadap bendera Yahudi  yang berkibar di Papua? Mengapa logo dan simbol PKI dibiarkan? Terhadap saudara seakidah begitu membenci dan memusuhi.Tapi dia begitu setia menjaga dan melindungi non muslim ketika ada acara keagamaan. Kenapa tidak dibubarkan  padahal beberapa kali membuat onar dan resah atau karena menjadi kepanjangan tangan penguasa? Atau sengaja diciptakan untuk mengadu domba sesama umat Islam?


Ironi bukan, disaat peringatan hari santri yang diikuti mayoritas orang-orang Nadliyin menyeru tentang  Resolusi Jihad, bukannya  jiwanya terbangun  dan tergugah untuk jihad membela agama Allah justru menghina dan memusuhi agama Allah. Tercederai dan ternodai oleh polah tingkah anak kandungnya sendiri.


Panji yang senantiasa dihormati dan dimuliakan para shahabat, para Khalifah, para ulama dan umat Islam. Panji perang dimana Rasulullah hanya menyerahkan kepada orang yang paling dicintai Allah dan RasulNya, panji dimana semua pasukan muslim membelanya, bahkan mati syahid taruhannya. Benar-benar Ar Raya diagungkan dan dimuliakannya.


Ingatlah akan pengadilan Allah, Allah berfirman "Milik siapakah kerajaan pada hari ini?" Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya." (TQS Ghafir [40]: 16-17).


Akhir-akhir ini bendera Ar Roya dan Al Liwa sudah dihati umat Islam dengan bangganya  mengarak mengadakan parade bendera tauhid yang mempersatukan umat Islam, tanda-tanda tegaknya Khilafah ala minhajjin nubuwwah sudah dekat.


Wallahu a'lam bish shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak