Hijabers Milenial
Oleh: Ummu Qiya
Dear. Sudah mulai masuk bulan september aja, tidak terasa ya hari-hari sudah banyak yang kita lewati. ngomongin bulan september ternyata ada hari perayaan solidaritas Hijab Internasional loh. Hayo pada tau ga?!
Jadi ceritanya, perayaan ini dilakukan sebagai apresiasi kepada negara negara minoritas muslim yang terhambat haknya dalam berpakaian. Katakanlah seperti negara Inggris yang melarang sejumlah wanita muslim di sana mengenakan atribut Islam, seperti kerudung. Juga di Prancis, di sana para muslimah juga dilarang untuk mengenakan hijab. Dan di berbagai negara lainnya.
Lalu apa kabar Indonesia? Negeri yang mayoritas muslim ini pun juga mengalami hal yang serupa. Misalnya saja di kampus-kampus yang melarang penggunaan cadar. Di sekolah juga, anak-anak SMK pun mereka sangat susah untuk berpakaian syar'i. Tersebab aturan sekolah yang mengikatnya untuk tidak boleh memakai jilbab (gamis). Kasus yang terbaru yang juga diperkarakan adalah salah satu TK yang dalam perayaan 17 Agustus, anak-anak didiknya menggunakan cadar. Ini menjadi viral hingga kepala sekolah TK tersebut di proses secara hukum.
Dear. Ternyata kita tidak bebas ya. Untuk berpakaian saja diganggu gugat. Nah, kemudian para petinggi-petinggi negara melakukan pertemuan agar hak kaum muslim dalam berpakaian syar'i dipenuhi. Jadilah peristiwa tersebut sebagai momen perayaan hari solidaritas hijab internasional.
Kalau kita lihat fenomena zaman now, saat ini kita hidup di zaman teknologi yang sangat canggih. Alhamdulillah sudah banyak teman-teman kita yang mulai hijrah untuk berpakaian syari. Tapi masih banyak juga yang masih buka aurat. Yang sudah nurtup aurat pun ternyata masih ada yang salah dalam berpakaiannya. Misalnya, dia sudah pake kerudung nih, tapi kerudungnya diplintir. Atau pakaiaannya ketat, terlihat deh lekak lekuk tubuhnya. Wah kenapa bisa begitu ya?
Ternyata salah satu penyebabnya adalah belum tunai memahami dari sisi, kenapa sih aku harus menutup aurat? Untuk siapa? Hal ini karena kebanyakan remaja mau berhijrah dan menutup aurat hanya karena terinspirasi. Bukan karena pahaman bahwa hal tersebut adalah kewajiban. Istilahnya, hanya ikut ikutan saja.
Ditambah lagi masuknya pemikiran yang liberal. Yang menanamkan pada remaja bahwa kebebasan berekpresi adalah sebuah hak setiap individu. Salah satunya berpakaian trend fashinoble hijab. Muncullah pakaian-pakaian muslimah yang kekinian yang jauh dari ketentuan syariat. Tanpa dasar pemahaman tentang syariat Islam, maka remaja mudah terbawa arus mode.
Ditambah lagi publikasi media massa bahwa seorang hijaber itu harus tampil menarik. Inilah pentingnya beramal dengan dasar ilmu. Agar tidak mudah terbawa arus. Untuk itu kita harus totalitas dalam berhijrah. Tidak hanya merubah penampilan tapi juga pemikiran. Yakni tentang tujuan hidup, dari semula mencari penilaian manusia pada pengharapan akan ridho Allah semata. Juga harus selalu mewaspadai pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan Islam. Yang sengaja ditebarkan secara masif oleh musuh-musuh Islam.
Oleh karena itu buat kamu yang ngaku hijaber milenial, yuk ubah dan kokohkan pola pikirmu dengan Islam secara totalitas. Jangan sampai hijrahmu hanya setengah jalan. Yuk rajin hadiri kajian Islam dan ajak serta teman-teman kita yang hijrah bersama. Semoga menjadi ladang pahala.