Duka Negeri Akibat Utang Luar Negeri


Oleh: Marita Handayani (Ibu Rumah Tangga)


Fantastis! Biaya perhelatan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia yang diadakan di Bali pada 8-14 Oktober 2018 mencapai Rp 855,5 miliar walaupun Pemerintah mengaku tidak menghabiskan semua anggaran itu. Pemerintah berhasil menekan menjadi Rp 566,9 M. (radarbogor.id,16/10/2018)


Miris memang di tengah terpaan bencana di negeri ini, pemerintah lebih mengutamakan menjamu para tamu Bank Dunia dengan gelontoran dana yang tidak sedikit dari dana APBN. Padahal negeri ini sedang tertimpa banyak bencana khususnya di Lombok dan Sulawesi Tengah. 


Terus menerus membengkaknya utang baik UDN (Utang Dalam Negeri) maupun ULN (Utang Luar Negeri) akan membebani pembayaran cicilan pokok dan bunga yang juga semakin tinggi. Jumlah pembayaran utang itu mendekati 20 persen dari APBN. Kapasitas APBN yang penggunaannya untuk pembangunan dan peningkatan masyarakat jadi terbatas, karena dengan besarnya jumlah utang, jumlah kas negara yang tersedot untuk bayar cicilan utang juga semakin besar.


Risiko dengan makin besarnya ULN akan beresiko melemahnya Rupiah atau menurunnya nilai tukar rupiah. Melemahnya Rupiah terhadap Dollar akan membawa berbagai dampak perekonomian dan kehidupan rakyat secara umum. Risiko lain ketika gagal bayar utang telah di beri contoh oleh negara Zimbabwe, Nigeria, Sri Lanka. Negara tersebut menjadi morat marit karena membengkaknya ULN.


Selain membangkrutnya negeri,utang yang menggunung dengan adanya bunga alias riba ini hukumnya Haram dalam Islam. Negeri ini mengerjakan apa-apa yg di haramkan maka dari itu akan banyak bermunculan resiko dan masalah. Terutama masalah terbesar untuk negeri ini yaitu azab dari Allah SWT.


Perekonomian yang dibangun di atas pondasi riba tidak akan pernah stabil. Keropos dan terus goyah menjadi krisis besar untuk ekonomi negeri. Bukannya mensejahterakan dan memakmurkan rakyat, rakyat malah akan menjadi tercekik dengan perekonomian yg tidak stabil ini.


Negeri akan menjadi stabil dan maju dalam segala hal (perekonomian, politik, dll) dengan cara menerapkan hukum Allah secara keseluruhan. Sebab Allah lah yg mengatur seluruh makhluk di muka bumi ini. Jadi jangan heran ketika Allah memberikan bencana dan musibah yg terus menimpa negeri ini karena kita sebagai makhluk tidak mau menerapkan hukum Allah secara kaffah. 


Allah berhak marah karena kita bandel akan aturan yg Allah buat. Maka dari itu bersegeralah menerapkan Islam Kaffah sebagai solusi mensejahterakan negeri dari bencana yg akan lebih buruk lagi di kemudian hari.


Allaahu a'lam bi ash-shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak