Video Tretan Muslim dan Coki Pardede yang memasak babi dicampur kurma sedang menjadi sorotan. Mereka dituding menistakan agama karena konten yang dibuat di channel You Tube Tretan.
Di awal video Tretan menjelaskan konten bertajuk Last Hope Kitcen. Isinya adalah dia memasak suka-suka dengan campuran bahan apapun tanpa dicicipi olehnya langsung. Nah, kali ini memasak babi. Dalam video yang berdurasi dua puluh menit lebih itu, Tretan Muslim tak sendirian. Dia mengundang rekan komika lainnya yaitu Coki Pardede.
Mereka berdua memasak daging babi yang di rebus dengan air kurma kemudian dibumbui dengan bumbu oriental. Mungkin bagi sebagian pihak tak mempermasalahkan video tersebut. Namun, ternyata setelah kita telusuri dengan seksama maka sebenarnya ada unsur-unsur yang begitu menghinakan terhadap kaum muslim. Daging babi yang sudah jelas-jelas haram hukumnya, ternyata dipertanyakan lagi keharamannya. Utamanya dalam kalimat yang terdapat dalam video tersebut.
“Nah tapi mendingan nih bisa jadi referensi teman-teman memasak babi. Masa haram terus jadi sekali-kali campur pakai kurma ketimurtengahan,” tukas Tretan. (m.detik.com, 20/10)
Komika Tretan Muslim dan Coki Pardede akhirnya dipolisikan atas dugaan ujaran kebencian dan penistaan agama. Laporan polisi ini dibuat di Subdit V Siber Ditreskrimus Polda Jawa Timur atas nama Agus Fachruddin.
Dalam Surat Keterangan Penerimaan Pengaduan yang diterima kiblat.net pada Senin (22/10/2018), Pelapor menekankan bahwa Coki Pardede dan Tretan Muslim menyinggung kata “neraka” dan “cacing pita menjadi mualaf setelah daging babi disiram dengan kurma” (gelora.com, 22/10).
Melihat kelakuan yang mereka lakukan tentulah amat geram serta marah. Dengan mudahnya mereka memutarbalikan hukum yang telah jelas dan tegas. Hukum Allah SWT telah mereka olok-olok dengan mudahnya. Seperti candaan yang kerap kali kita temukan di warung-warung kopi. Mengapa sebegitu mudahnya mereka melecehkan Islam?
Islam adalah agama yang tak hanya mengurusi masalah ibadah hamba kepada Robbnya saja. Namun mengatur seluruh permasalahan manusia yang lain, baik menyangkut dengan dirinya sendiri ataupun dengan orang lain. Islam mengatur akan itu semua.
Melihat fakta di atas tadi sungguh kejadian yang akan terus berulang. Lagi dan lagi, selalu saja kejadian tersebut mewarnai kehidupan kita. Selalu akhirnya Islam yang menjadi korban. Jika bukan Rasulullah SAW maka hukum-hukum Allah SWT yang mereka hina. Terlalu kaku, monoton, tegas dan serius itulah anggapan mereka. Dan akhirnya dengan sedikit lelucun, mereka beranggapan Islam biar bisa membumi. Padahal sejatinya mereka telah mengolok-olok hukum Allah SWT yang memang telah jelas hukumnya.
Di dalam Islam, penganutnya diajarkan untuk berlaku sesuai dengan apa yang telah dijelaskan di dalam kitab Al Qur’an. Didalam Al Qur’an telah jelas menakar baik dan buruknya harus sesuai dengan Islam. Sesuai dengan perintah dan larangnya Allah bukan berdasarkan pada takaran dari manusia.
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya kamu selalu berolok-olok?” (TQS. At Taubah: 65-66)
Itulah gambaran kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang munafik. Allah SWT sangat membenci bagi mereka yang melakukan akivitas mengolok-olok meskipun hanya untuk candaan. Sesungguhnya sangat tak layak jika seorang muslim melakukan perbuatan seperti itu. Syariat Islam yang terkandung di dalamnya adalah perintah dan larangan Allah maka sejatinya harus kita lakukan dengan penuh keimanan dan ketaqwaan kita serta harus dilandasi keridloan.
Bercanda Menurut Pandangan Islam
Di dalam Islam bergurau atau bercanda tidak dilarang. Sebagaimana yang pernah di contohkan oleh Rasul kepada istri dan sahabat-sahabat beliau. Sebagai contohnya, beliau pernah bergurau kepada seorang nenek tua yang minta didoakan agar masuk surga. Kala itu Rasulullah menjawab bahwa kondisinya di surga itdak dihuni oleh nenek tua. Seketika nenek tersebut langsung menangis tersedu-sedu, namun Rasul langsung menjelaskan terkait hal tersebut. Bahwa penghuni surga itu adalah insan-insan yang senantiasa muda. Demikianlah contoh candaan Rasulullah dengan kejujuran bukan pada kekejian.
Meskipun boleh melakukan aktivitas candaan, namun Islam punya rambu-rambu yang wajib ditaati. Rambu-rambu tersebut adalah jauh dari kata-kata dusta dan kebatilan, tidak berlebihan serta memperolok-olok agama. Sebagaimana sabda Rasulullah “Sesungguhnya aku juga bercanda, namun aku tidak mengatakan kecuali yang benar.” (HR Ath-Thabrani).
“Jangan-lah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.” (At-Tirmidzi).
Ancaman Nyata
Candaan duo komika tersebut di atas telah nyata-nyata menghina Islam plus menyerang pemikiran melalui bingkai Islam yang keliru. Hal tersebut sangat berbahaya, karena bisa jadi membawa kaum muda terlena. Ditambah lagi dengan pengemasannya lewat komedi stand up yang begitu ciamik, membuat kaum muda menjadi tak sadar dibuatnya. Karena sejatinya komedi tersebut sedang di gandruni oleh kaula muda.
Sadar atau tidak bahwa kaum muslim khususnya pemuda kembali diserang dengan pemikiran sekuler. Pembingkaian Islam yang keliru berlangsung dengan gaya halus. Lewat candaan atau guyonan tersebut telah merusak pemikiran Islam Shohih. Kemudian juga memalingkan pemuda dari tujuan utamanya. Padahal sejatinya pemuda adalah insan yang harusnya bersikap kritis terhadap berbagai kemungkaran yang ada. Disamping itu juga yang namanya pemuda pastinya giat belajar untuk menggali ilmu untuk bekalnya selama di dunia.
Sebagaimana firman Allah SWT “Mereka tidak henti-hentinya memerangi kalian hingga kalian murtad dari agama kalian jika mereka mampu.” (TQS. Al-Baqarah: 217).
Begitu masifnya serangan yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Mereka menggunakan berbagai macam cara agar menjauhkan Islam dari para pemeluknya. Sudah saatnya pemuda muslim bangkit dan kembali pada garda terdepan untuk menjadi pembela Islam. Mengambil peran sebagai “Agent of Change” untuk keluar dari keterpurukan yang sedang melanda. Kemudian bersama-sama berjuang untuk menerapkan kembali Islam dalam kehidupan. Tentunya dengan bingkai sebuah negara yang mau menerapkannya secara sempurna dan menyeluruh. Negara tersebut tidak lain adalah Daulah khilafah Islamiyah. Semoga dapat segera terwujud. Wallahu A’lam. [ ]
Mulyaningsih, S.Pt
Ibu Rumah Tangga
Pemerhati keluarga, anak dan remaja
Anggota Akademi Menulis Kreatif (AMK) Kalsel