Oleh: Endang setyowati
Saat ini, media sosial ramai di beritakan tentang "Hari Santri Nasional" yang jatuh pada tanggal 22 oktober, hari dimana untuk memperingati perjuangan para ulama, kiayi, dan santri dalam melawan penjajah. Tidak diragukan, para santri berjuang mengorbankan nyawanya untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa ini. Namun, peringatan hari santri tersebut tercoreng dengan beredar luasnya video, yang berisi pembakaran bendera tauhid oleh salah satu oknum ormas tertentu.
Di dalam hadist riwayat thabrani di jelaskan:"panji(rayah) Rasulullah SAW berwarna hitam dan benderanya (liwa) berwarna putih, tertulis padanya: "Laa Illaha IllaAllah Muhammad Rasullullah".
Sesungguhnya bendera tauhid ini sungguh mulia, sehingga menjadi kebanggaan bagi para pembawanya. Dahulu dijaman Radulullah SAW tidak sembarang orang bisa memegangnya.
Saat itu, para sahabatpun berlomba-lomba menawarkan diri untuk membawa bendera tersebut. Mereka akan berusaha untuk menjaga dan melindungi walaupun nyawa taruhannya.
Salah satu sahabat, yaitu Mush'ab bin Umair duta pertama Rasulullah SAW untuk menyebarkan Islam ke madinah, mencapai hasil gemilang yang tiada tara. Disaat perang uhud, terpanggillah Mush'ab bin Umair sebagai pembawa bendera. Pada saat keadaan kaum muslimin sedang genting karena pasukan panah melanggar peraturan Rasulullah SAW, sedangkan musuh menunjukkan serangan ke arah Rasullullah SAW, maka Mush'ab bin Umair mengacungkan bendera setingg-tingginya, bertakbir sekeras-kerasnya, lalu maju kemuka, menyerang, menerkam yang mana untuk menarik perhatian musuh kepadanya dan melupakan Rasulullah SAW. Walaupun seorang diri, tetapi Mush'ab bin Umair bertempur laksana pasukan tentara besar, sebelah tangannya memegang bendera bagaikan tameng kesaktian, sedang yang sebelah lagi menebaskan pedang. Lalu datanglah musuh berkuda bernama Ibnu Qumaiah menebas tangannya hingga putus, sementara Mush'ab bin Umair mengucapkan:"Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, yang sebelumnya telah di dahului oleh beberapa Rasul". Maka dipegangnya bendera dengan tangan kirinya sambil membungkuk melindunginya. Musuhpun menebas tangan kirinya itu hingga putus pula. Mush'ab membungkuk ke arah bendera, lalu dengan kedua pangkal lengan meraihnya ke dada sambil mengucapkan:"Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul". Lalu orang berkuda itu menyerang ketiga kalinya dengan tombak, dan menusukkannya hingga tombak itupun patah. Mush'ab pun gugur, dan bendera jatuh.
Itu adalah kisah sahabat bagaimana sangat memuliakan bendera tauhid dan dengan kegigihannya tetap mempertahankan bendera tersebut walaupun dengan mengorbankan nyawa sekalipun.
Telah di jelaskan pula oleh Imam At-Tirmidzi dan Imam Ibn Majah dari Ibn Abbas berkata,"rayah Rasulullah SAW berwarna hitam dan liwa beliau berwarna putih".
Serta:"bendera Nabi SAW bertuliskan kalimat tauhid".
(Ibnu Hajar al asqalani, Fathul Bari, 2001, vol.6, hal 147).
Tidak ada alasan apapun untuk membenci bendera bertuliskan kalimat tauhid.
Jadi kaum muslim berhak menggunakan bendera tauhid, sekaligus berkewajiban untuk menjaga kehormatan dan kewibawaannya sebagai salah satu simbol Islam. Dan bukankah kita sebagai umat Muslim mendambakan kembali kepada Allah dalam keadaan beriman dan mampu mengucapkan kalimat "Laa Illaha IllaAllah Muhammadur Rasulullah".