Alasan Tak Bernalar

Oleh : Ilma Kurnia P 

(Pemerhati Generasi, Aktivis Revowriter)

Serasa sesak didada tatkala melihat berita yang akhirnya membuat air mataku berlinang. Media sosial sedang ramai memberitakan kejadian pembakaran bendera tauhid berlafal Laaillahaillallah yang dilakukan oleh sekumpulan Gerakan Pemuda (GP) Ansor di daerah Garut. Entah apa yang ada dalam benak mereka hingga mereka tega melakukan perbuatan ini. Dilansir dari CNN Indonesia (22/10/2018) menyatakan “Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Qoumas mengklaim pembakaran bendera HTI merupakan upaya untuk menjaga kalimat tauhid”. Menurutnya anggota Banser tidak akan membakar jika bukan kalimat tauhid yang tertera pada bendera berwarna dasar hitam itu. “Sungguh memahami apa yang dilakukan teman-teman itu adalah upaya menjaga kalimat tauhid,” ujar Yaqut saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (22/10). Sampai saat ini masih sulit rasanya untuk bisa memahami dan menalar alasan yang mereka sampaikan. Sungguh kalimat tauhid ini adalah kalimat yang agung dan mulia. Bahkan merupakan harapan banyak kaum muslim mampu mengucapkan kalimat ini tatkala maut menjemput. Tapi apa yang dilakukan para pemuda ini membuat hati ini terasa teriris dan tersayat pedih. Dengan arogansinya dan berdalih untuk menjaga kalimat tauhid ini mereka tega membakarnya seakan mereka tak memahami sejarah bendera tersebut, bahwa bendera itu adalah bendera Rosulullah yang disebut Rayah  yang memang sudah ada di jaman Rosulullah dalam medan perang.

Kemuliaan Tauhid 

Didalam islam kalimat tauhid Rosulullah amatlah mulia, betapa mulianya banyak yang memperkuat dengan meriwayatkan dalam sebuah hadist. Bendera dalam islam ada da yaitu Al-Liwa dan Ar-Rayah, bendera Al-Liwa Rosulullah adalah sepotong kain putih dengan tulisan “Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rosulullah” ditengahnya dengan tulisan hitam, dan Ar-Rayah Rosulullah adalah sepotong sepotong kain hitam yang bertulisakan “Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rosulullah” ditengahnya dengan tulisan warna putih. Banyak dalil Al-Sunnah yang menjelaskan tentang Al-Liwa dan Ar-Rayah diantaranya dari Ibn Abbas Ra :

“Bendera (Liwa) Rosulullah  shallallahu ‘alayhi wa sallam berwarna putih, dan panji (Ar-Rayah) berwarna hitam.” {HR. Al-Hakim, al-Baghawi, al-Tirmidzi. Lafal al-Hakim}

Selain itu kalimat tauhid adalah lambang kesucian, keikhlasan dan kemenangan umat islam dalam medan perang. Mengulas kembali sejarah Rosulullah pada saat perang melawan benteng kaum Yahudi (Khaibar) dan kaum muslim masih belum berhasil, hingga akhirnya Rosulullah bersabda : 

“Sungguh aku akan memberikan Ar-Rayah kepada seseorang, ditaklukkan (benteng khaibar) melalui kedua tanganny, ia mencintai Allah dan Rosul-Nya, Allah dan Rosul-Nya pun mencintainya.”{HR. Al-Bukhari} 

Mendengar kabar gembira ini sontak membuat para sahabat Rosulullah amat bahagia dan berharap jika bendera ini diberikan kepadanya. Karena merupakan kebanggan yang amat berharga bagi pembawanya karena mereka akan berusaha melindungi dan menjaga dengan sepenuh jiwa dan raga bahkan nyawalah taruhannya. Pada saat itu tiga orang sahabat Rosulullah SAW gugur dimedan perang karena mempertahankan bendera tauhid ini agar tidak terjatuh. 

“Zaid mengambil Ar-Rayah lalu ia gugur, kemudian Ja’far mengambil (Ar-Rayah) lalu ia gugur, kemudian Ibn Rawahah mengambil (Ar-Rayah) lalu ia gugur.” {HR. Al-Bukhari dan Ahmad}


Badan ini serasa merinding ketika membaca sejarah-sejarah pada masa Rosulullah tatkala para sahabatnya amat memuliakan kalimat tauhid ini. Tapi sekarang justru bendera panji rosul yang bertuliskan kalimat tauhid ini terlecehkan, bagiamana mungkin mereka mengaku muslim tapi justru mereka menistakan bahkan melecehkan kalimat tauhid ini. Padahal kalimat inilah yang menandakan ada tidaknya suatu keimanan dalam hati seseorang. Dan masih belum bisa diterima dengan nalar alasan mereka yang menyatakan ingin menjaga kalimat tauhid ini dengan membakarnya. Apakah tak ada cara lain yang bisa dilakukan jika memnag ingin menjaganya? Apakah harus dengan membakarnya? Sungguh kami umat muslim yang beriman kepada Allah SWT dan mencintai Rosulullah SAW sangatlah sedih dan pilu ketika melihat perlakuan kalian terhadap kalimat tauhid ini. Kami sebagai saudara seimanmu hanya mampu mendoakan dan berharap segera bertaubat dan memohon ampunan. Semoga apa yang kalian lakukan ini adalah bukti karena ketidak pahaman kalian terhadap sebuah ilmu dan pengetahuan kalian dan semoga Allah memberikan ampunan sebelum datangnya Azab dari Allah SWT yang menegur kalian. 

Wallahua’lam biashsawab....

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak