HARKAT DAN MARTABAT PEREMPUAN DIBALIK TABIR
( Oleh : Isnawati )
Member Akademi Menulis Kreatif
Tabir gelap yang dulu hinggap lambat laun mulai terungkap. Labil tawamu tak pasti tangismu jelas membuat aku ingin mencari. Apa yang tersembunyi dibalik manis senyummu, apa yang tersembunyi dibalik dua matamu. Jalan gelap yang kau pilih penuh lubang dan mendaki.
Sebait lagu yang dinyanyikan Iwan Fals ini pantas disematkan pada keadaan kaum hawa saat ini. Ketidak adilan dan keterbelakangan hingga dianggap menjadi sebuah hambatan bagi pembangunan dan yang disalahkan adalah perempuan itu sendiri.
Pemberdayaan perempuan dilakukan dengan banyak cara salah satunya sidang umum ke-35 di Jokjakarta melalui International Council of Woman ( ICW ) serta temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia. Tema yang diangkat adalah 90 Tahun Perjuangan Perempuan Indonesia menjadi Ibu bangsa Sejati dalam rangka mewujudkan Indonesia Jaya di era ekonomi digital, " kata ketua panitia Gatot Subagio." Tribunjokja.com (13 Juli 2018 ).
Kaum hawa merupakan pelaku ekonomi yang mendominasi hingga 63 persen dari 5juta perempuan dan menjadi penyokong terbesar pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini. Generasi mudi dibawah 30 tahun, 90 persennnya memiliki akses internet dan kalangan muda ini yang paling menjanjikan karena jenis pekerjaan masa depan untuk pasar tunggal ASEAN adalah bisnis digital.
PT Telkom bersama BUMN lain telah membentuk Rumah Kreatif yang tersebar di 514 Kabupaten dengan program Pembinaan Star Tup Indigo Creative National di 18 kota guna menjembatani ekonomi digital.
Kapitalisme liberalisme berobsesi memberdayakan perempuan agar bisa ikut serta menciptakan pekerjaan tidak hanya menjadi pekerja demi agenda SDGs 2030 guna memberantas kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan adalah hal yang dipandang sebagai solusi karena dirasakan membawa hasil yang nyata berupa materi bagi segelintir perempuan.
Jalan gelap dan mendakipun dipaksakan untuk meraih keuntungan karena memang perempuan sosok yang menguntungkan dalam mendongkrak pendapatan nasional tanpa memikirkan akibat bagi keluarganya.
Revolusi 4.0 atau kemajuan teknologi digadang-gadang akan menuntaskan masalah perempuan, padahal teknologi hanyalah sekedar cara supaya bisa mengakses informasi lebih cepat sehingga komunikasi antara konsumen dan produsen lebih cepat. Masalah kemiskinan, kemandirian eknomi adalah kebutuhan yang sangat mendesak dan butuh penangan yang cepat dan tepat, masalah ini seperti lingkaran setan.
Kesetaraan gender atau pemberdayaan perempuan hanya berhitung secara materi semata tanpa memikirkan non materi yang akan terjadi dalam keluarga. Perempuan menjadi kepala rumah tangga bentuk dari eksploitasi kepentingan pemiik korporasi yang merusak ketahanan keluarga karena rusaknya keseimbagan kodrat sebagai ibu dan sebagai istri. Solusi yang ditawarkan selama ini hanyalah mengurangi rasa kecewa dan rasa bersalah akan hidup.
Solusi tuntaslah yang dibutuhkan perempuan dengan menyelesaikan masalah tanpa masalah lagi yaitu dengan Islam kaffah, pengolahan kekayaan dan pendistribusian yang tepat akan membuka lapangan pekerjaan bagi laki-laki tentunya harus dicampakkan dulu Kapitalisme dan Liberalisme yang menghambat melejitnya pertumbuhan ekonomi negeri ini tanpa mengorbankan kaum hawa.
Harkat dan martabat perempuan dibalik tabir kepalsuan kapitalisme saat ini bermula belum hadirnya Islam secara kaffah. Peradapan Islam memprioritaskan peran perempuan dalam pengasuhan anak-anaknya, laki-laki wajib memberi nafkah jika kesulitan menjadi tanggungan para wali dan kalau masih ada kesulitan merupakan tanggung jawab negara.
Perempuan memiliki keinginan banyak harta adalah hal yang tidak dilarang selama tidak menjadi sebuah tujuan dan obsesi hidup. Rambu-rambu bagaimana kita harus bersikap terhadap harta dan kekayaan sudah diatur dalam Islam. Abu bakar berpesan," Letakkan dunia ditanganmu, bukan dihatimu." Arti ungkapan tersebut adalah harta hanyalah sarana untuk hidup bukan tujuan hidup hingga menjadi pemberat hati menuju ridho Allah. Wallahu a`lam biasswab.