Virus Merah Jambu

Oleh : Agus Susanti ( Aktivis dakwah/ Anggota AMK3)

        Semua orang pasti pernah yang namanya jatuh cinta! Virus merah jambu ini memang tidak ada matinya, tetap eksis sepanjang perjalanan hidup manusia, tidak kenal waktu, usia bahkan tempat. Setiap saat virus ini bisa menganai manusia terutama di kalangan remaja yang sedang mengalami masa-masa puber. Alhasil banyak remaja yang salah dalam menangani virus merah jambu ini. Suka terhadap lawan jenis adalah fitrahnya manusia, sehingga tidak berdosa bagi orang yang mengalami hal seperti ini. Eits, tapi jangan keburu seneng dulu ya friend’s. memang bener jatuh cinta itu tidak berdosa dan memang fitrahnya manusia. Tetapai jika kita salah dalam memenuhi tuntutan naluri ini kita bisa jatuh kedalam perbuatan dosa dan kelak akan  menghantarkan orang tua kita masuk kedalam neraka jahannam . Kok bias? Jawabannya gampang aja, coba temen-temen perhatikan remaja yang ada disekitar kita. Bagaimana mereka menjalani masa mudanya, masa pubernya….? Yupz, bener! Sangat memprihatinkan, remaja bahkan yang baru baliq sekalipun mereka semuasudah pernah melakukan aktivitas yang namanya pacaran. Pegangan tangan, pelukan, ciuman bahkan sampai melakukan hubungan layaknya suami istri (berzina). Padahal untuk mendekatinya saja Allah sudah melarangnya dan menjelaskannya dalam al-qur’an : : “dan janganlah kamu mendekati zina, itu sungguh suatu perbbuatan keji dan suatu jalan yang buruk”(TQS:Al-isra’ 32)

        Astagfirullah,  betapa miris bukan! Remaja adalah harapan bangsa yang seharusnya banyak menciptakan karya yang cemerlang yang berguna bagi kehidupan. Tapi hal tersebut tidak terjadi,  pemandangan yang rusak ini justru harus kita rasakan. Lalu apakah sebenernya yang mendasari hal ini terjadi? Tidak lain jawabanya adalah karena sistem yang di terapkan saat ini memberikan peluang untuk terus terjadi hal semacam ini. Demokrasi sekuler adalah dalangnya, karna didalam sistem ini meraka memisahkan antara agama dengan kehidupan. Sistem ini juga menjamin kebebasan individu, diantaranya kebebasan berpendapat, berkreasi, berkelompok,termasuk juga dalam berpenampilan, dll. Sehingga melalaikan manusia terhadap aturan tuhannya, aqidah bahkan rela mereka gadaikan hanya demi untuk memenuhi dorongan nafsu belaka. Hiburan yang tidak bermoral dan membangkitkan nau’/jinsiah bertebaran di televisi dan media sosial. Orang tua pun kebingungan ketika mengasuh anaknya di dalam sistem saat ini.

        Sudah saatnya kita bergerak untuk mengatasi problematika ini maka langkah untuk mengatasinya adalah dengan mengembalikan stasus aqidah islam sebagai pengaturan kehidupan kita. Dengan menerapkan islam kaffah sebagaimana yang tertuang dalam al-qur’an surah al-baqarah 208: “ Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kedalam islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh ia musuh yang nyata bagimu”. Benteng bagi seorang muslim adalah aqidahnya. Jadi yang perlu kita selesaikan bukanlah bagaimana cara menghalangi agar manusia tidak jatuh cinta, melainkan bagaimana islam dalam mengatur penyelesaian ketika seorang manusia mengalami jatuh cinta kepada lawan jenisnya. Dalam islam ketika seseorang suka pada lawan jenisnya maka ia di minta untuk menahannya, tidak boleh di ungkapkan langsung kepada lawan jenis atau biasa di katakan nembak si doi. Jika kamu merasa tidak bisa  menjaga diri maka menikah adalah solusinya. Melalui jalan ta’arufan terus khitbah terus sampai akad nikah dech. Jadi di dalam islam tidak ada yang namanya pacaran, ttm-an atau apalah bahasanya! Jadi jelas yach dear, jatuh cinta boleh-boleh saja tapi harus tau cara memenuhinya jangan sampai kita terjebak perangkap setan dan akhirnya kita melakukan aktivitas pacaran. Nah, ada satu lagi yang harus kita perhatikan yakni kerjasama dari pemerintah dalam mangatasi problematika virus merah jambu ini. Negera juga harus perperan serta dengan membuat aturan/ larangan dalam perbuatan yang di larang oleh Allah ini. Tapi sayangnya sistem demokrasi ini tidak akan mungkin memenuhi hal tersebut, sebab dalam demokrasi kebebasan adalah yang paling di junjung tinggi. Maka dari itu kita butuh sistem yang mampu menjaga sekaligus mengontol agar setiap individu dalam negeri ini senantiasa beraktivitas sesuai arahan sang kholiq. Dan untuk itu hanya ada satu solusinya yakni dengan menerapkan sistem yang berlandaskan islam kaffah dalam bingkai khilafah.

Wallahu a’lam bishawab


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak