Oleh : Hasna Diena R,
Santri Ponpes Darul Bayan
Kalo kita ngomongin tentang remaja nih, pasti gak bakal jauh-jauh bahasannya dari soal cinta, asmara, dan sebagainya. Tapi gak semuanya selalu ngebahas tentang itu kok. Selain cinta-cintaan yang mereka bahas, mereka juga mikirin cita-cita, masa depan, impian dan lain sebagainya, sebagai bukti dari masa-masanya. Yap, masa pencarian jati dirinya. Apalagi nih sob, makin banyak aja para remaja yang berlomba-lomba tuk menghasilkan karya, baik itu karya tulis, lukis, marawis kek atau juga bikin video-video pendek, dan lain-lain deh. Dan hasilnya juga bermacam-bermacam, ada yang memberi manfaat, inspirasi bahkan motivasi. Tapi gak sedikit juga yang malah memberi hal negatif, sia-sia juga tanpa makna.
Dan yang bermacam-macam pun gak hanya hasilnya aja sob, cara atau bentuk membuat karya pun demikian pasti berbeda-berbeda. Yang jadi masalah adalah apakah karya yang kita buat sudah sesuai dengan syariat atau belum? Apakah tidak keluar dari batasan-batasan yang telah ditentukan oleh Allah? Nah itu loh sob hal penting yang perlu diperhatikan.
Selain itu juga, disamping remaja yang kehidupannya itu dominan dengan pencarian jati diri dan semangat berkreativitas demi menghasilkan sebuah karya atau malah hanya tuk bereksis ria belaka; disisi itu pun mereka, -khususnya remaja muslim- memiliki kewajiban untuk beramar makruf nahyi munkar, alias dakwah.
Jadi, jangan sampai tuh gara-gara kita fokus berkarya, malah membuat kita meninggalkan kewajiban kita tuk saling mengingatkan pada kebaikan dan mencegah dari yang munkar. Tapi bukan juga karena kita harus berdakwah, lantas kita tak boleh menghasilkan karya ya sob. Akan lebih bagus lagi kalo kewajiban-kewajiban berjalan dengan lancar dan karya pun masih terus memancar.
Terus cara praktisnya gimana dong? Gak lain dan gak bukan, selain kita berdakwah di dunia nyata, kita juga bisa berkarya dengan tetap menyebarkan kebaikan dan manfaat disetiap karya-karya yang kita buat.
Wallahu a'lam bi ash-showab.