Oleh : Fenny Susanti
(Ibu Generasi, Pemerhati Pendidikan)
_“Warga perguruan tinggi harus menjunjung tinggi NKRI, Pancasila, UUD 1945, membela negara serta anti narkoba, cinta tanah air, anti korupsi, anti radikalisme dan terorisme. Mahasiswa pun harus hati-hati karena kelompok radikalisme mendekati mahasiswa dan pelajar baik lewat dunia maya, internet, medsos dan sejenisnya serta lewat dunia nyata," ungkap Komjen Pol. Suhardi Alius saat memberi kuliah umum di hadapan ribuan mahasiswa baru Unnes di auditorium kampus setempat, Rabu (18/09/2018)_
Sebagaimana dilansir oleh KRJOGJA.com, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius M.H. berharap mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia tidak terlibat radikalisme, terorisme dan faham-faham terlarang lainnya. Selain akan menghancurkan masa depan mahasiswa itu sendiri, juga sangat merugikan bangsa dan negara.
Seruan ini dikuatkan oleh hasil penelitian PPIM UIN Jakarta yang bertajuk “Enhancing the Role of Religious Education in Countering Violent Extremism in Indonesia”, menjelaskan fenomena paham keagamaan ekslusif dan cenderung radikal masuk ke dunia pendidikan. Para penganut pandangan ini berusaha menjadikan akademisi, termasuk di mahasiswa, dosen, dan pegawai, menjadi target utama. (katadata.co.id)
Upaya melawan radikalisme di berbagai kampus hanyalah kedok untuk menjauhkan potensi kebangkitan berfikir Islam di kalangan pemuda, khususnya mahasiswa.
Kebangkitan manusia ditentukan oleh pemikirannya. Pemikiran tentang alam semesta, manusia dan hidup serta hubungannya dengan sesuatu sebelum dan sesudahnya. Pemikiran yang menyeluruh sekaligus mendalam inilah yang akan menghasilkan sebuah ide dasar kehidupan yang disebut ideologi.
Pemuda yang bermabda' (ideologis), tak sekedar hidup tapi menyadari dirinya wajib menyebarkan dan memperjuangkan ideologi yang di yakininya. Apapun dilakukan untuk mencapai keberhasilan penyebaran ideologinya.
Kaum kapitalis menyadari hal ini akan membawa perubahan besar dalam tubuh anak-anak umat Islam yang tentu saja akan menjadi batu sandungan dalam aktivitas mereka yang sedang asyik menikmati aneka 'kue' di negeri-negeri muslim sumber energi, pangan yang akan terus menyuplai isi perut mereka selama pemudanya jauh dari Islam.
Menggunakan alat makan mereka di negeri ini, kaum kapitalis berusaha membendung derasnya arus pemikiran islam dengan stigma radikalisme, terorisme pada mahasiswa ataupun dosen yang berusaha mencari tahu kebenaran (Islam) yang sejatinya merupakan kewajiban mereka sebagai seorang muslim.
Kondisi umat Islam saat ini adalah dengan ketiadaan kehidupan islam. Kaum muslimin hidup di dalam negara dengan sistem kapitalisme yang sangat jauh dari Islam, dimana hukum Islam tidak diterapkan sama sekali. Inilah sumber keterpurukan kaum muslimin. Benak kaum muslimin di dominasi oleh pemikiran-pemikiran barat seperti HAM, demokrasi, sekulerisme, pluralisme, kapitalisme, liberalisme. Makna kebangkitan yang benar adalah jika pemikiran-pemikiran batil tersebut diganti dengan pemikiran yang benar, yaitu pemikiran Islam.
Dakwah pemikiran (dakwah fikriyah) inilah yang di persekusi, dihalangi aktivitasnya oleh musuh Islam. Dapat dipastikan, selama pemikiran barat masih lekat di benak anak-anak umat Islam, selama itu pula tidak akan pernah ada kebangkitan umat Islam.
Kemajuan sebuah bangsa ditentukan oleh peran dan kualitas pemuda. Pemuda yang visioner akan membawa umat ini bergerak menuju sebuah peradaban yang mulia nan gemilang. Menilik sejarah perubahan dunia, pemudalah garda terdepan, pengawal arus perubahan.
Kemerdekaan negeri ini dan setiap revolusi yang terjadi adalah gawai para pemuda, mahasiswa yang dengan gelora mudanya menuntut kemerdekaan menuju perubahan yang lebih baik.
Peran pemuda di masa Rasulullah pun sangat besar, para sahabat sekelas Saad bin Abi Waqas, Mush'ab bin Umair, Ali bin Abu Thalib dan sederetan nama-nana mulia lainnya adalah pemimpin para pemuda Islam yang siap mengorbankan nyawa, harta, waktu, pikiran, tenaga demi kecintaan mereka pada Alloh dan Rasul-Nya diatas kecintaan mereka kepada keluarga dan manusia seluruhnya.
Generasi muda harus menyadari peran dan posisi strategisnya dalam arus perubahan masyarakat. Di pundak mereka ada kewajiban mulia, perubahan dengan membawa ideologi islam sebagai identitasnya.
Pemuda yang memahami siapa penciptanya, untuk apa ia hidup di dunia, dan kelak ia akan mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya di hari yang kelak tiada naungan selain naungannya.
Tiada yang lebih memukau dari penghambaan totalitas seorang pemuda kepada Al Khaliq selain dalam perjuangan penegakan Islam kaffah yang ianya adalah bukti nyata usahanya sebagai hamba terbaik, tak mengharapkan gemerlapnya dunia pun popularitas. Cukup baginya surga, sebaik-baik tempat kembali.
Perjuangan ini tak akan pernah lepas dari ancaman musuh-musuh islam, penuh onak dan duri, amatlah besar penderitaannya dan kesabaran sajalah teman sejatinya. Radikalis, ekstrimis, fundamentalis, teroris disematkan pada pemuda pejuang islam kaffah oleh musuh islam agar gentar hatimu, takut jiwamu, kerdil pikiranmu, pupus semangatmu.
Makar-makar jahat ini tak akan pernah bisa menutupi fajar kemenangan yang akan memancarkan cahayanya dari setiap sudut dan tak akan terbendung lagi.
Wahai pemuda muslim, tancapkan dengan kokoh aqidah ini di dadamu. Penuhi benakmu dengan tsaqafah Islam yang haq. Aliri darahmu dengan gelora semangat dakwah dan jihad dalam bingkai penegakan Islam kaffah. Akhirnya hanya kepada Alloh jualah segala harapan digantungkan. Berharap ampunan dan ridho-Nya diatas setiap aktivitas perjuangan kita demi meninggikan kemuliaan Islam di muka bumi.