Medsos Kebebasan Yang Tak Berujung

MEDSOS KEBEBASAN YANG TAK BERUJUNG


                 

                    (Oleh: Isnawati )


Di era teknologi seperti sekarang, kehadiran media sosial rasanya sulit dipisahkan dari aktifitas harian masyarakat. Fenomena rajinnya membagikan informasi tentang segala kegiatan yang dilakukan lewat akun media sosial tak dapat dielakkan. Medsos menjadi sarana untuk bertindak sesuai dengan keinginan salah satunya perselingkuhan yang berujung perceraian.

Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama karawang, Abdul Hakim mengatakan bahwa data sementara per 1Juli 2018 ada kasus perceraian sekitar 954 bahkan bisa lebih mengingat tidak semua didaftarkan melalui gugatan pengadilan. Liputan 6.com ( 9 September 2018 ).

Sungguh miris dimana seharusnya rumahku adalah syurgaku yang merupakan dambaan semua pasangan ternyata realita berkata lain. Ada banyak hal yang memicu terjadinya perceraian termasuk sosial media dan parahnya lagi saat ini mengungguli dari faktor ekonomi.

Bermula dari rasa tidak percaya pada pasangan, kecemburuan itupun muncul sehingga menimbulkan rasa dendam karena merasa dikhianati. Sosmed adalah sarana yang paling mudah dan menjadi pilihan untuk menyalurkan rasa dendam melalui WA, Facebook, Instagram dan lain-lain, dengan harapan bisa membuktikan pada pasangan bahwa bisa mendapatkan yang lebih baik. Atas nama kewajiban bekerja kesibukan diluar rumah menyita bahkan menghilangkan waktu berkomunikasi ikut mendorong terjadinya perceraian.

Medsos memberikan kebebasan yang tak berujung jika tanpa saling memahami antar pasangan akan halal dan haram sehingga sampai mencabut komitmen suci untuk mencapai kebahagian yang hakiki hingga akhir hayat maka pernikahan itu akan kandas berbekas luka.

Cobaan silih berganti merupakan ujian hidup yang harus dihadapi dengan kematangan berfikir dan kematangan bersikap, menjadikan komunikasi sebagai sarana untuk menentukan langkah kedepan menuju kebahagiaan yang diinginkan adalah upaya yang harus dilakukan.

Keluarga adalah sebuah institusi terkecil dalam pelaksanaan syariat-syariat Islam. Anak-anak kuat dan tangguh lahir dari rumah yang maju tak gentar dalam menghadapi segala cobaan hidup. Pancaran cahaya Islam akan nampak dari generasi penerus yang kokoh dalam membangun sebuah peradapan manusia.

Jatuh bangun hidup di negeri yang menganut liberalisme dan menjunjung tinggi sekulerisme adalah sebuah keniscayaan, hancurnya tatanan kehidupan ini disebabkan Islam belum tegak untuk  mengatur kehidupan dan keimanan hanya hadir pada individu dalam keluarga.

Aqidah Islam merupakan pondasi yang ampuh dan sempurna untuk mengikat sebuah hubungan karena kesempurnaan itu berbentuk peraturan yang mengatur semua aspek kehidupan. Berkhalwat ( berdua-duaan ) dan berikhtilat ( campur baur ) antara laki- laki dan perempuan tanpa ada ketentuan syariat adalah hal yang dilarang baik di dunia maya ataupun didunia nyata.

Dari fakta perceraian yang terjadi dimasyarakat saat ini menjadi suatu kewajiban untuk kembali pada Alqur´an dan assunnah yang menjadi pembela dan bisa dimintai pembelaan.

Siapa saja yang menjadikan Alqur´an ada didepannya maka ia akan menuntunnya ke syurga, tapi siapa saja yang menjadikan Al´quran dibelakangnya maka ia akan menggiringnya ke neraka ( HR. Ibnu Hibban ).

Kebebasan sosmed berakibat degradasi pada kehidupan masyarakat, ini artinya sudah saatnya Islam mengatur teknologi agar tepat guna dan berdaya guna serta menghadirkan ketenangan pada umat dalam membina bahtera rumah tangganya. Wallahu a´lam biashowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak