BIJAK MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL
Oleh: UmmuRaihan
( Ibu Rumah Tangga)
Media sosial ibarat pisau bermata dua, satu sisi membawa banyak kebaikan, namun disisi lain tak sedikit pula membawa petaka. Kecanggihan teknologi membuat jarak dan waktu tak lagi menjadi kendala semua orang dengan mudah berinteraksi layaknya didunia nyata dengan siapapun dan dimanapun, kadang seorang yang kuper didunia nyata ternyata super gaul didunia maya. Hape atau smartphone kini bukan lagi barang mewah, setiap orang hampir memilikinya, bahkan satu orang bisa memiliki lebih dari satu, tapi smarthphone tak lantas membuat smarthpeople.
Kemudahan yang ditawarkan oleh medsos meningkatkan perselingkuhan dan berujung perceraian.
Menurut penelitian, seseorang yang kerap menggunakan medsos, 32 persen di antaranya lebih cenderung berpikir untuk meninggalkan pasangan. Para peneliti dari Boston University menemukan korelasi antara penggunaan media sosial, masalah perkawinan, dan perceraian (liputan6.com, 17/1/18).
.
Nah, Facebook merupakan salah satu penyebab meningkatnya perceraian suami-istri. Penelitian yang dipimpin oleh James E. Katz di College of Communication ini membandingkan tingkat perceraian suami-istri di 43 negara. Para peneliti menemukan bahwa peningkatan 20 persen pengguna Facebook di tiap negara dapat dikaitkan dengan pertumbuhan tingkat perceraian sebesar 2,18 persen (liputan6.com).
.
Hal ini sudah terjadi di Indonesia. Seperti di Bengkulu. Ratusan perceraian terjadi sebagian besar dipicu penggunaan media sosial yang kurang bijak (Liputan6.com, 07/7/18). Pengadilan Agama Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan mencatat, angka perceraian hingga pertengahan tahun ini mencapai 447 kasus. Sebagian besar di antaranya dipicu penggunaan media sosial yang kurang bijak.
.
Fenomena yang sama sudah terjadi beberapa tahun belakangan. Di Bekasi misalnya. Perselingkuhan jadi penyebab tertinggi perceraian tahun lalu. Berdasarkan data Pengadilan Agama (PA) Kota Bekasi, sebanyak 2.231 pasangan bercerai sepanjang Januari-September 2017. Faktor pemicu perceraian terbanyak adalah perselingkuhan, yaitu sebanyak 1.862 kasus, disusul faktor ekonomi sebanyak 111 kasus dan faktor poligami 121 kasus (detik.com
Perceraian memang dibolehkan. Namun jika terjadi karena perselingkuhan, akankah diridhoi oleh Allah SWT? Perselingkungan ternyata juga bisa terjadi didunia maya,
Perselingkuhan di dunia maya diistilahkan sebagai micro-cheating. Aktivitas ini meliputi perhatian yang lebih terhadap pemilik akun karena berbagai alasan. Misal, akun tersebut mantan teman sekolah, mantan pacar, mantan khitbah yang gagal, atau tokoh-tokoh terkenal yang dikagumi dan bahkan sampai ingin dinikahi, karna efek kebanyakan nonton sinetron, film, atau membaca kisah percintaan yang dipropagandakan kafir penjajah.
.
Dilansir Mirror, aksi micro-cheating antara lain memberikan like atau komentar pada postingan mantan. Mengirimkan emoji merayu (love, cium, peluk) ke orang lain selain pasangan. Menyimpan nomor telepon orang lain dengan nama samaran. Namanya selingkuh, micro-cheating dilakukan diam-diam tanpa sepengetahuan pasangan sahnya, apalagi jika suami istri tidak berteman didunia maya, atau melakukan kamuflase.
.
Aksi seperti ini, dianggap memacu adrenalin. Menimbulkan sensasi bagi para pelakunya. Sehingga, tanpa sadar terus mengikuti syahwatnya. Mula-mula interaksi di dunia maya dimulai dengan mencari,meminta, atau menerima pertemanan dengan lawan jenis, bertegur sapa,nanya kabar dan mulai bernostalgia masa lalu jika itu teman dimasa lalu, jika baru maka saling berkenalan, lalu memberikan jempol tanpa komentar. Lama-lama berani inbox mengajak ngobrol ngalor-ngidul. Setan pun kian mengipasi. Dibukalah pintu chatting lebih intensif. Bertukar nomor telepon. Sampai akhirnya kopi darat alias ketemuan entah berdua, bareng teman atau pas reunian dan
Selanjutnya? Bisa ditebak. Ditambah lagi ada masalah dengan pasangan maka tergodalah untuk meninggalkan pasangan lama. Ingin menikahi pasangan mayanya. Istri menggugat cerai suaminya, atau suami ingin berpoligami karena menemukan pujaan hati baru di dunia maya, atau sekarang yang lebih keren disebut pelakor( perebut laki orang ) atau pebinor (perebut bini orang) Astaghfirullah.
Setiap individu punya dua dunia. Dua rumah. Dua aktivitas. Dua perhatian. Yaitu, dunia nyata dan dunia maya. Karakter dunia maya, menjanjikan berbagai kesenangan. Keasyikan dan bisa melenakan. Mengapa? Di sana kita bisa bertemu banyak hal yang menyenangkan. Pertemanan. Hiburan. Juga sedikit kebebasan. Sesuatu yang sulit dilakukan di dunia nyata.
.
Misal, kita bisa berinteraksi dengan banyak teman dari semua kalangan. Apalagi bertemu teman-teman lama. Baik teman kuliah, sekolah atau bahkan teman bermain masa kecil. Bebas berceloteh tanpa batasan. Bebas mengekspresikan diri. Mengaktualisasikan eksistensi. Mendulang apresiasi.
Dunia maya membantu menemukan banyak sekali teman yang di dunia nyata tak mungkin mencapai ribuan. Dunia maya juga membantu pengakuan diri. Hal yang menjadi kodrat manusia masa kini. Ya, siapa di dunia ini yang tidak senang dipuji. Inilah karakter dasar manusia yang berangkat dari gharizah baqo': ingin diakui eksistensinya. Inilah yang membuat orang betah berdiam di dunia maya.
.
Apakah ini salah? Tidak. Media sosial memang diciptakan untuk mewadahi eksistensi wujud manusia. Memindahkan potret dunia nyata ke dunia maya. Ini konsekuensi dari perkembangan teknologi. Tak bisa ditolak. Tak bisa surut mundur untuk tak mau memanfaatkan. Hanya saja, Islam punya aturan tentang interaksi di dunia maya.
.
Aturan ini berlaku, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Apa yang tidak boleh dilakukan di dunia nyata, demikian pula di dunia maya. Contoh, aktivitas ikhwan dan akhwat hendaklah terpisah. Jadi, tidak dibenarkan interaksi berlebihan di dunia maya antara ikhwan dan akhwat begitupun didunia maya seharusnya juga dipisah kecuali ada udzur syari misal ikut group fb, atau wa yang campur baur tanpa ada kepentingan misal mencari ilmu, jual beli, wadah informasi dll.
.
Tidak berhias dalam hal ini bisa jadi memajang foto, terutama foto profil, jika mau tidak harus memakai foto ,atau foto yang biasa bukan close up, selfi yang lebay atau yang miris pake editan agar foto profil terlihat makin ok,berharap banyak yang suka.
Ketika membuat status, harus mengerem diri agar tidak asal mengomentari. Memberikan emotikon dan sebagainya. Bagaimanapun, ada rasa berbeda ketika status dilike lawan jenis, Jangan sampai mereka GR. Karena itulah godaan setan.
Ketika membuat status hindari status yang mengundang kontroversi sehingga menarik orang untuk komen, misak lagi galau ni, butuh teman curhat, aku tak kuat terus begini, dan kalimat hiperbola lainnya.
.
Mengingat manfaat yang besar dari media sosial, tentu kita tak bisa meninggalkannya begitu saja. Hanya bisa mencegah supaya tidak tumbuh subur micro-cheating. Caranya, pertama, kembalikan aktivitas apapun kepada hukum syara'. Jadikan rambu-rambu Islam sebagai pedoman. Misal, hati-hati interaksi dengan lawan jenis. Tak perlu obral like dan komentar di wall lawan jenis. Kadang hal ini menimbulkan penyakit hati. Bahkan membangkitkan syahwat. Berujung pada prahara rumah tangga,ini berlaku juga bagi yang masih single.
Kedua, manfaatkan media sosial untuk kebaikan. Seperti untuk berjualan, beramal atau berdakwah, membuat tulisan yang menginspirasi, berbagi resep makanan,sharing pengasuhan anak, tips rumah tangga dlk.Niscaya tidak kepikiran dan tidak sempat untuk mencari selingkuhan.
Ketiga, batasi penggunaan media sosial dengan bijak. Jangan terlampau tenggelam beraktivitas di dunia maya, sampai-sampai dunia nyata diabaikan, harus punya skala prioritas, jangan sampai hal yang mubah melalaikan kewajiban.
Keempat, saling terbuka dengan pasangan dalam berinteraksi di dunia digital. Jujur, tak perlu sembunyi-sembunyi. Sebab apapun yang kita sembunyikan, Allah SWT Maha Melihat.
.
Jika sudah ada pasangan halal, mengapa harus mencari-cari dosa dengan micro-cheating? Lebih baik optimalkan untuk kegiatan bernilai pahala. Bijak bermedia sosial sesuai aturan Islam, tidak akan memunculkan ekses negatif bermedia sosial. Media ini bahkan akan menjelma menjadi kekuatan luar biasa. Termasuk untuk mengopinikan suara Islam.
Begitupun bagi yang masih jomblo sampai halal, jangan hanya sekedar mau menikah karna melihat postingan indahnya pernikahan dari postingan orang-orang didunia maya,karna apa yang ada didunia maya kadang tak seperti didunia nyata, jadikan isnpirasi, motivasi, cari ilmunya dan terus perbaiki kualitas diri,melayakkan diri hingga sang pangeran impian datang meminangmu. Ingat wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan sebaliknya.
Maka bijaklah dalam memanfaatkan teknologi khususnya media sosial,karna apa yang tanam kelak itulah yang akau kau tuai,maka gunakan medsosmu untuk hal - hal yang positif, menyebar kebaikan, dan jadikan ladang pahala, yang kelak bisa menjadi amal jariyah untukmu meski telah tiada didunia ini,selektif dan hati-hati dalam menggunakannya wallahu a' lam.