Oleh : Oktavia Nurul Hikmah, S.E.
(Alumni Unair, Anggota Komunitas Revowriter Gresik)
Alif menangis sesenggukan. Cowok menangis? So what? Emang gak boleh? Apalagi Alif bukannya menangis karena patah hati atau kalah taruhan. Alif menangis saat melihat gambar seorang pemuda Palestina yang memegang ketapel di tangannya. Pemandangan biasa di antara pemuda-pemuda Palestina yang berjuang melawan kecongkakan penjajah Israel. Tapi pemuda yang satu ini istimewa, karena ia berjuang sambil duduk di kursi roda.
Sobat, sepanjang usia kita, pasti kita pernah menangis, paling tidak waktu bayi. Tangisan menjadi jalan komunikasi para bayi. Saat lapar, lelah, tidak nyaman karena buang air, semua dikomunikasikan dengan tangisan. Tapi tahukah Sobat, air mata pun dapat menyelamatkan kita dari api neraka.
Rasulullah saw. bersabda, "Neraka diharamkan atas mata yang mengeluarkan air mata karena takut kepada Allah. Neraka diharamkan atas mata yang tidak tidur di jalan Allah. Neraka diharamkan atas mata yang berpaling dari segala yang diharamkan Allah" (HR. Ahmad, Al Hakim).
Mata yang menangis karena takut kepada Allah akan diharamkan dari api neraka yang menyala. Maknanya, si pemilik air mata adalah seseorang yang senantiasa menjaga dirinya dari kemaksiatan karena takut kepada Allah. Hari-harinya dipenuhi ketaatan, dan menjauhkan diri dari laranganNya.
Mata yang terjaga di jalan Allah pun diharamkan dari neraka. Tentunya, bukan mata yang terjaga karena begadang nonton konser musik atau menonton marathon film tak berfaedah di You**be. Tapi ia adalah mata yang terjaga untuk ibadah, untuk menyiapkan materi dakwah atau menulis artikel berfaedah. Atau terjaganya mata para pemuda Palestina yang bersiaga menghadapi kedzaliman Israel laknatullah. Itulah mata yang akan diharamkan dari neraka.
Mata yang dijamin surga berikutnya adalah mata yang berpaling dari segala yang diharamkan Allah. Ialah mata yang tertunduk saat melihat aurat terbuka. Ialah mata yang berpaling saat godaan memandang lawan jenis begitu kuatnya. Nafsu yang ditundukkan syariat, akan membawa pemiliknya pada surgaNya, in sya Allah.
Sobat, kalian mungkin mengeluh dalam hati. Betapa beratnya menjaga agar mata terpelihara dari ancaman api neraka. Bagaimana mata mengeluarkan air mata takut pada Allah, sementara teman sepermainan larut dalam hahahihi pergaulan. Bagaimana mata terjaga dalam ketaatan sementara kesibukan dunia begitu melalaikan. Bagaimana mata dapat terpaling dari keharaman, sementara tayangan media dipenuhi aurat dan kebebasan yang kebablasan.
Duh, menjaga mata saja kita butuh lingkungan yang kondusif. Agar diri tertempa taqwa, sistem pendidikan harus berlandaskan aqidah. Agar masyarakat terbina dengan ketaatan, aturan hidup harus berasal dari syariat Allah. Dan kedua hal itu hanya akan bisa terwujud jika negaranya pun dibangun berlandaskan Islam.
Negara berbasis syariat akan menerapkan aturan syariat secara menyeluruh. Individu dibina iman dan taqwanya melalui institusi keluarga dan sekolah. Masyarakat diatur dengan syariat, saling menjaga dengan amar ma'ruf nahi munkar. Negara mengatur tayangan media agar tidak mempertontonkan maksiat, justru diramaikan dengan kajian ilmu dan syariat. Individu, masyarakat dan negara saling mendukung dalam ketaatan. Demikianlah gambaran masyarakat yang dicontohkan oleh Rasulullah. Tidak sedikitpun menyimpang dari aturan Allah.
Sobat, tidak inginkah kita merasakan kembali kehidupan yang begitu mulia. Setiap diri terjaga dalam ketaatan, saling berlomba meraih surgaNya. Mari kita wujudkan kembali khilafah 'ala minhajin nubuwwah, khilafah berdasarkan manhaj kenabian yang akan memastikan penerapan syariat secara sempurna. Ayo gencarkan kampanye global, terapkan syariat tegakkan khilafah.