Lagi-Lagi Ulama di Persekusi



Ratna Munjiah 

(Pemerhati Sosial Masyarakat)

Ribut-ribut persekusi Ulama, dari Ustadz Felix siauw, Ustadz Khalid Basalamah, Bachtiar Nasir, dan yang terbaru UAS (Ustadz Abdul Somad) serta ustadz Adi Hidayat. Pertanyaannya adalah, kenapa semua ini bisa terjadi, apa yang salah ? melihat banyaknya ulama yang dipersekusi tentu membuat kebingungan bukan saja bagi umat muslim, bagai non muslim pun akan menjadi sebuah pertanyaan.

Sesungguhnya Rasulullah SAW telah meninggalkan 3 (tiga) warisan yang wajib hukumnya dipelihara oleh Umat Islam. Selama tiga warisan ini dipelihara dengan baik oleh umat Islam, maka akan baiklah kondisi umat Islam. Sebaliknya jika salah satu atau lebih dari tiga warisan ini musnah atau diabaikan  oleh umat Islam, maka umat akan mengalami kondisi kerusakan (fasad).

Ketiga warisan tersebut adalah ; (1) Islam, yang terwujud dalam Al-Kitab dan As-Sunnah; (2) Ulama, yaitu ulama yang hakiki atau ulama pewaris nabi (waratsatul anbiya); dan (3) Khilafah, dengan para khalifahnya yang bertugas menerapkan Islam secara Kaffah (keseluruhan) dalam segala aspek kehidupan tanpa terkecuali.

Mengenai warisan pertama, yaitu Islam, Rasulullah SAW bersabda : ”Telah aku tinggalkan ditengah kalian dua pekara yang kalian tak akan tersesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabbulah dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Malik, Al-Muwatha. No 1594).

Mengenai warisan kedua, yaitu ulama, Rasulullah SAW bersabda : ”Sesungguhnya ulama adalah pewaris dari para nabi. Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar atau dirham melainkan mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya (ilmu), maka dia telah mengambil bagian yang cukup (banyak).”(HR Tirmidzi, no 2682).

Adapun warisan ketiga, yaitu Khilafah, Rasulullah SAW telah bersabda; ”Dahulu Bani Israil diatur hidupnya oleh para nabi, setiap seorang nabi meninggal, dia digantikan oleh nabi lainnya, dan sesungguhnya tidak ada nabi setelahku. Dan aka nada para Khalifah dan jumlah mereka akan banyak.”(HR Muslim, no 1842).

Itulah tiga warisan Rasulullah SAW yang ditinggalkan beliau untuk umatnya ketika beliau wafat pada tahun 11 H, sebagai bekal menghadapi samudra kehidupan hingga hari kiamat nanti. Tiga warisan tersebut wajib hukumnya dipelihara dan dilestarikan demi kemaslahatan umat Islam dunia dan akhirat. Jika umat islam lalai atau abai memelihara warisan tersebut, maka umat Islam akan jatuh kejurang kerusakan dan kemudharatan, sebagaimana firman Allah SWT; ”Lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit” (QS Thaha: 123-124).

Umat saat ini sudah terlalu jauh meninggalkan aturan Allah dan warisan Rasullullah SAW. Tiga warisan tersebut ternyata dalam perkembangan sejarahnya mengalami dinamika yang luar biasa. Ada yang terus eksis, ada yang sudah lenyap seperti Khilafah. Namun yang terus eksis pun pada kenyataannya telah mengalami perubahan sifat sehingga tidak sesuai dengan sifat aslinya lagi.

Tejadinya kriminalisasi ulama tak lepas dari banyak hal, seperti yang terjadi pada UAS. Apa yang terjadi saat ini menunjukan  umat Islam telah terpecah belah, jika di lihat dari berbagai berita yang ada. REPUBLIKA.CO.ID, Gerakan Pemuda (GP) Ansor mengakui telah meminta kepada pihak kepolisian untuk mempertimbangkan kegiatan ceramah UAS di Jepara, Jawa Tengah. Belum diketahui, apakah permintaan GP Ansor ini menjadi salah satu alasan Somad membatalkan rangkaian ceramahnya di beberapa daerah di Jawa Tengah

Yaqut mengatakan, GP Ansor keberatan terhadap manajemen UAS yang menggunakan simbol-simbol Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sebagai organisasi yang telah dilarang di Indonesia ditambah lagi pernyataan Mujiburrohman ”Hati-hati, itu sebagai kehati-hatian jangan sampai ceramahnya atau roadshow UAS ini, jangan sampai ditunggangi eks HTI, bukan melarang, menjegal, apalagi mempersekusi,” kepada Republika, Rabu (5/9).

Melihat kenyataannya seperti itu semakin membuat miris negeri ini, ada seorang muslim yang antipati dengan kalimat tauhid “Laaillaha Illallah”, sejatinya sesungguhnya jika kita merasa sebagai seorang muslim, justru hidup dan mati  kita inginnya selalu berpegang dengan kalimat itu. Dan sesungguhnya kalimat tauhid itu bukan hanya milik HTI, tetapi milik kita semua sebagai seorang muslim.

Sesungguhnya Ulama secara garis besar memiliki dua peran, peran pertama ulama sebagai panutan ilmu, yaitu membimbing  umat dalam penerapan syariat Islam dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Kedua, ulama berperan sebagai penasihat bagi yang menyimpang dari syariah Islam dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

Saat ini ternyata, ada sebagian ulama yang menjadi ulama jahat (ulama suu’) yang menyesatkan umat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: ”Sesungguhnya aku tidak khawatir atas umatku kecuali para imam (pemimpin) yang menyesatkan.”(HR Ibnu Majah dan Tarmidzi).

Hadist ini menunjukan bahwa suatu saat akan muncul para pemimpin yang menyesatkan diantaranya adalah para ulama. Mereka ini sudah tidak setia lagi dengan ilmu yang diambilnya dari RAsulullah SAW, sehingga para ulama yang seharusnya menjadi lampu penerang bagi perjalanan umat menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat, malah menjadi penyesat jalan umat menuju jurang kesesatan dan kebodohan yang dalam. Mereka sungguh telah menjadikan agama Islam sebagai barang dagangan hanya untuk  mendapatkan kenikmatan duniawi yang sesat dengan menjual ayat-ayat Allah dengan harga murah.

Aktualisasi ulama telah digambarkan oleh Syaikh Ali bin Haj dalam Fashlul Kalam fil Muajahaati Dzulmil Hukkam. Pertama, ulama yang memadukan ilmu dan amal. Dibuktikan dengan padunya ilmu yang dia kuasai dan aktifitas yang dilakukan. Kedua, selalu membela dan memperjuangkan hak-hak umat.

Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban kita bersama sebagai seorang muslim untuk mendakwahkan Islam, agar ajaran Islam sebagai agama yang Rahmatan Lil ‘Alamin bisa diterima oleh seluruh manusia baik muslim maupun nonmuslim, sebagaimana firman Allah “Sesungguhnya orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun dan Penyayang” ( Al-Baqarah (2)-218 )

Semoga kita semua sebagai umat yang satu, besegera kembali kepada aturan Allah, agar perpecahan perselisihan, dan perbedaan tidak ada lagi. Wallahua’lam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak