Jangan Tertipu

Oleh : Nay Beiskara 

(Komunitas Pena Islam & Revowriter)


"Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam."

Visi hidup seorang muslim sebenarnya sudah jelas. Allah SWT Mahapencipta telah mengabadikan visi hidup manusia, yakni tujuan dari penciptaan manusia dalam Alquran :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku”(QS: adz-Dzariyat;56)

Allah SWT telah menentukan visi hidup manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah di sini bukan sebatas melaksanakan ibadah mahdhoh saja. Tapi lebih dari itu, yaitu mencakup pelaksanaan seluruh syariat-Nya yang telah Allah turunkan secara sempurna kepada utusan-Nya yang mulia, Rasulullah SAW. 

Namun, ternyata untuk istiqomah dalam ketaatan pada Allah pada hari ini butuh effort yang luar biasa. Karena iblis dan pasukannya takkan pernah tinggal diam. Mereka akan senantiasa membujuk dan menggoda manusia agar menjauh dari ketaatan sebagai hamba. Mereka takkan berhenti sebelum manusia teralihkan dari menyembah Tuhan manusia kepada menyembah makhluk. 

Dunia ini memang medan pertempuran antara manusia dengan syetan. Syetan akan berupaya sekuat tenaga untuk melepaskan manusia dari prinsip ketauhidan. Ingkar kepada Allah SWT Yang Maha Esa. Oleh karenanya, manusia terbagi menjadi dua jenis, kafir dan mukmin. Kafir karena enggan mengakui Allah sebagai Tuhan. Mukmin bagi mereka yang meyakini Allah sebagai Tuhan manusia. 

Masalahnya, baik kafir maupun mukmin, secara sadar ataukah tidak sadar, bisa tertipu. Menyimpang dari jalan lurus yang telah ditentukan Islam. Bagi mereka yang kafir, telah terang benderang ketertipuannya. Namun bagi mukmin, mari jujur terhadap diri. Pada poin ini, muhasabah diri menjadi suatu keharusan. Sudahkah kita, dalam beramal selama ini ikhlas karena Allah Ta'ala? Bilamana jawaban kita kadang-kadang atau bahkan tidak, maka kemungkinan besar kita telah tertipu. 

Allah SWT Mahamengetahui setiap niat dan amal yang kita lakukan. Sungguh pengawasan Allah atas kita adalah yang tercanggih. Tanpa intel, tanpa cctv. Allahlah yang mengetahui segala isi hati. Niat yang lurus inilah yang harus dijaga setiap waktu. Karena selain niat karena Allah, amal akan tertolak. Jauhkan dari hati-hati kita, niat beramal karena hal yang lain, semisal ingin popular atau mendapat pujian dari makhluk-Nya. Rasulullah SAW bersabda :

"Barangsiapa beramal karena namanya ingin popular, Allah akan menjadikan namanya menjadi popular. Barangsiapa beramal ingin dipuji orang, Allah akan membuatnya dipuji orang." (HR. Muslim)

Itulah yang akan didapatkan bagi mereka yang niatnya teralihkan pada yang lain. Allah akan memberikan sesuai niatnya. Namun, bagaimana dengan keridhoan Allah? Belum tentu mereka akan mendapatkannya. Bila Allah tidak meridhoinya, maka para malaikat tidak akan menyukai. Hidupnya pun menjadi tidak berkah. Hampa. Dan sungguh kehidupan yang demikian adalah kehidupan yang sia-sia dan merugi. Mereka menyangka telah berbuat banyak kebaikan, dan berharap kebaikan itu menghasilkan pahala bagi mereka. Namun semua itu hanyalah fatamorgana. Mereka hanya akan mendapatkan lelah, sedang ridho dan pahala musnah. 

Syetan akan selalu menipu manusia. Dengan apa syetan menipu manusia? Kiranya kita telisik satu hadits yang diriwayatkan dari Amr bin Auf ra. 

Rasulullah SAW. pernah mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah ra. ke Bahrain. Kemudian Abu Ubaidah datang dari Bahrain dengan membawa banyak harta. Hal itu terdengar oleh orang-orang Anshor. Karena itu, mereka dengan semangat mengikuti salat shubuh berjamaah dengan Rasulullah SAW. Setelah selesai salat, Rasulullah SAW. pergi meninggalkan mereka. Lalu, mereka mencegat beliau. Ketika Rasulullah SAW. melihat mereka demikian, Rasulullah SAW. tersenyum dan bersabda : "Aku kira kalian telah mendengar bahwa Abu Ubaidah telah datang membawa sesuatu dari Bahrain." Jawab mereka, "Benar, wahai Rasulullah." Rasulullah SAW. bersabda :

"Bergembiralah dan berharaplah apa yang dapat menggembirakanmu! Demi Allah, aku tidak khawatir bahwa kalian akan menjadi fakir, tetapi yang aku khawatirkan, dunia ini akan dibentangkan kepada kalian, seperti yang telah dibentangkan kepada umat sebelum kamu. Lalu, kamu berebut sebagaimana mereka berebutan. Kemudian dunia membinasakan kalian, sebagaimana telah membinasakan mereka." (HR Muslim)

Benar, syetan membujuk dan merayu dengan perhiasan dunia. Harta, tahta, wanita, dan anak-anak, semua itu menjadi wasilah bagi mereka untuk menipu dan menjerumuskan manusia. Kita melihat, betapa hari ini banyak manusia saling memperebutkan kekuasaan tanpa mengindahkan aturan Tuhan. Demi harta, banyak manusia yang saling sikut-sikutan. Demi keluarganya, banyak dari mereka yang mengorbankan sisi kemanusiaan. Semua untuk mengejar dunia. Dunia yang menipu. 

Sungguh yang demikian adalah niat dan sikap yang keliru. Oleh karenanya, janganlah kita mudah tertipu. Ingatlah dua obat mujarab dari Imam Al Ghozali. Yang pertama, yakini dan imani Allah SWT dengan keimanan yang benar. Yakinlah bahwa apa yang digariskan-Nya untuk kita semata-mata untuk kebaikan kita. Yang kedua, pegang eratlah apa yang telah diwasiatkan Rasulullah SAW. berupa wahyu, Alquran dan sunnah, sebagai petunjuk bagi umat yang beriman. Terakhir, waspadai setiap bujuk rayu syetan dan berlindunglah hanya kepada Allah SWT dari godaannya yang menyesatkan. 

"Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan manusia." (QS. An Nas : 1-6)


Sang Mentari

Assalamualaikum sahabat... Aku hanya seorang biasa yang sedang belajar tuk jadi pribadi yang tak biasa. Setiap desain adalah passionku, menulis dan bercerita merupakan kesukaanku, berbagi hal yang bermanfaat adalah kegemaranku. Islam sebagai way of life adalah dienku. Semoga dengan izinNya segera kan tegak kembali di bumi Allah ini. Aamiin @naybeiskara

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak