Oleh : Lilik Yani
Kisah persahabatan dua insan mulia
Abu Bakar Ash Shiddiq ra
Dan Muhammad Rasulullah saw
Ketika perjalanan hijrah ke Madinah
Kota penuh berkah yang sudah dipersiapkan
Menjadi tujuan syiar Islam yang pertama
Ketika dalam perjalanan
Mereka dikejar para pemuda kafir Quraisy
Lalu bersembunyi di dalam gua Tsur
Sebelum masuk ke dalam gua
Abu Bakar masuk duluan memeriksa
Mengecek kondisi di dalam gua
Apakah cukup aman untuk persembunyian mereka
Abu Bakar khawatir kalau ada yang membahayakan
Dalam gua biasa dihuni binatang-binatang buas
Atau serangga-serangga berbisa
Ketika sudah diperiksa semuanya
Dan dirasa sudah cukup aman
Abu Bakar mempersilakan sahabat mulianya masuk ke dalam
Ketika mereka berdua sudah di dalam gua
Karena kondisi badan sangat lelah
Rasulullah mengantuk dan tertidur
Beliau letakkan kepalanya di pangkuan Abu Bakar
Subhanallah, indahnya persahabatan
Yang dijalin atas nama Islam
Dijalankan ikhlas karena Allah semata
Ketika Abu Bakar memangku Rasulullah yang sedang tidur pulas
Tiba-tiba Abu Bakar melihat ada lubang di gua yang luput dari pengamatan
Lubang yang belum sempat ditutup ada di dekat jempol kakinya
Dari lubang keluar serangga besar
Berupa kalajengking berbisa
Siap menyengat mangsa di hadapannya
Khawatir kalajengking menyengat sahabatnya
Abu Bakar segera menutup lubang dengan kakinya
Serasa ada umpan di depan mata
Kalajengking segera menyengatnya
Sengatan kalajengking sangat menyakitkan
Seolah-olah sengatan terasa hingga ulu hatinya
Menahan sakit yang luar biasa
Badan Abu Bakar menggigil seketika
Seluruh tubuhnya gemetar
Tak terasa air matanya menetes jatuh
Mengenai pipi sahabat tercinta
Rasulullah saw bangun dan berkata,
"Wahai hamba Allah, apakah engkau menangis karena menyesal mengikuti perjalanan ini?"
Abu Bakar menjawab,
"Tentu saja tidak, yaa Rasulullah.
Saya ikhlas dan ridlo mengikutimu ke mana pun.
Rasulullah bertanya,
"Lantas, mengapa engkau meluruhkan air mata?"
Abu Bakar menjawab,
"Seekor kalajengking baru saja menggigit kakiku, wahai Rasulullah."
Rasulullah menatap Abu Bakar ra dan berkata,
"Mengapa engkau tak menghindarinya?"
Abu Bakar menjawab dengan sendu, "Saya khawatir membangunkan engkau dari tidur lelap."
Abu Bakar menyesal tak dapat menahan air mata
Tiba-tiba menetes mengenai pipi sahabat mulia
Membuatnya terjaga dari tidur lelapnya
Tapi Rasulullah justru amat bangga pada Abu Bakar
Allah akan membalas dengan pahala terbaiknya
Lalu Rasul bersegera menolong sakitnya Abu Bakar
Rasul meraih kaki Abu Bakar dengan penuh kasih sayang
Dengan menyebut nama Allah swt
Rasul mengusap bekas gigitan dengan ludahnya
Dengan ijin Allah rasa sakit hilang seketika
Tanpa ada bekas sedikit pun di kakinya.
Gua Tsur kembali ditelan senyap
Giliran Abu Bakar yang istirahat
Rasulullah ganti berjaga
Beliau juga tawarkan pangkuannya
Untuk istirahat sahabat setia
Namun Abu Bakar dengan halus menolak
Ia tak rela membebani pangkuan Rasul tercinta
Subhanallah, indahnya persahabatan
Dilandasi iman dan taqwa kepada Allah swt
Inginnya berkorban buat sahabatnya
Mendahulukan sahabat jadi prioritas utama
Hanya ingin meraih ridlo-Nya
Dan gua Tsur menjadi saksi cinta mereka
Bagaimana dengan kita?
Sesama muslim kita bersaudara
Seberapa besar rasa cinta kita kepada saudara?
Jangan kotori nilai persahabatan hanya karena harta
Mari samakan visi raih akherat bahagia
Terapkan ajaran Islam secara sempurna
Raih jannah dengan keridloannya
In syaa Allah.
Surabaya, 26 September 2018
#GuaTsurSaksiCinta
#RasulullahAbuBakarSahabatSetia