By Latifatul Khoiriyah, ST
( Praktisi Pendidikan, Anggota Revowriter)
Hmm.. Bau harum menyeruak. Saat kita masuk khas pomide. Yup. Nganter potong rambut.
"Ambil no antrian dulu mas! ". Seloroh salah satu hipster.
Cermin lengkap dengan kursi di depannya. Orang datang mengambil antrian. Para Hipster sudah siap dengan alat cukur ditangan. Tinggal pencet tombol dengan lincah cukur listrik menyiangi dan memangkas rambut. He... kaya rumput.
Kenapa sih orang pada risih kalo udah panjang rambutnya. Ya pada dasarnya manusia pasti ingin tampil rapi dan nyaman.
Kalo rambut udah mulai memanjang. Rasa gatalpun menyerang. Bahkan ada juga yang bikin pusing dan meriang.
Seharusnya begitulah perasaan kita saat bermaksiat. Semakin banyak dosa kita kumpulkan segeralah bertobat. Memohon ampunan agar timbangan amal buruk tak berat.
Dengan mengingat Allah dalam dzikir panjang. Menghitung kembali perbuatan kita tiap hari. Saat mematut diri di hadapan cermin. Senantiasa Allah mengingatkan kita untuk berdoa:
" Ya Allah baguskanlah tubuhku begitu pula akhlakku"
Karena manusia adalah makhluk yang lemah. Mudah tergoda bisikan syaitan.
Kita tidak mampu mencukur rambut sendiri. Sehingga kita datang ke salon atau tukang cukur.
Kadangkala manusia merasa benar, padahal apa yang dilakukannya tak sesuai syariat. Bersama orang sholeh akan memudahkan jalan ke surga. Menguatkan kita untuk istiqomah melakukan perubahan.
Jadilah orang yang pandai berkaca. Memuhasabah diri hingga bersih dan siap ketika Allah menjemput nanti.
Sebagaimana Sabda Rasul
Dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah saw., bahwa beliau berkata, ‘Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah swt. (HR. Imam Turmudzi)