Oleh: ummuraihan
(Ibu rumah tangga)
Ada apa dengan khilafah? Kenapa akhir-akhir ini rame diperbincangkan baik yang pro maupun yang kontra.
Khilafah sebuah kata yang asing bagi saya dan mungkin juga bagi sebagian masyarakat Indonesia, sepertinya apa wujudnya? Bagaimana rupanya? Dan pertanyaan lainnya.
Memang wajar karna kita khususnya saya hidup dizaman milinea yang terpaut puluhan tahun dari masa kekhilafan.Tak ada ma'lumat tsabiqoh tentang khilafah, bukti sejarah, atau bertemu dengan orang-orang yang hidup dimasanya ditambah propaganda busuk kafir penjajah tentang khilafah.
Khilafah dibayangan kaum muslimin yang awam itu seperti ISIS yang penuh noda dan darah. Menakutkan dan harus dijauhi.
Khilafah itu diidentikkan dengan HTI, sebuah parpol yang konsen pada perjuangan penegakan syariat kaffah dibawah naungan daulah khilafah. Padahal khilafah itu sejatinya ajaran islam jelas dalilnya dan HTI hanya mencoba mengingatkan lagi dan mencoba menegakkannya bersama umat.
Tak kenal maka taaruf, begitulah seharusnya kita, bukan hanya mendengar obrolan diwarung kopi, atau propaganda sesat kafir penjajah yang memang tidak menginginkan tegaknya khilafah karna akan menganggu kekuasaannya atas negri islam .
Hanya pelaku maksiat yang takut dan tidak ingin khilafah tegak, karna menutup jalan bagi mereka untuk bermaksiat lagi. Jadi kalau anda bukan pelaku maksiat kenapa takut?.
Sungguh tiada kemuliaan tanpa islam, dan tak sempurna islam tanpa syariah, tak kan tegak syariah tanpa daulah, daulah khilafah.
Sebagai seorang muslim kita tidak boleh mengimani sebagian isi alquran dan mengingkari sebagian yang lain. Sholat, puasa, zakat, haji, itu kewajiban yang ada dalam alqur'an tapi, bukankah berhukum kepada hukum Allah saja juga kewajiban? Dan hukum Allah itu hanya bisa dilakukan sempurna jika ada institusi yang menaunginya.
Sekarang kita memakai sistem demokrasi, sistem yang katanya dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, tapi kenyataannya rakyat hanya jadi pendorong mobil mogok yang didekati dan dirangkul, dihargai meski hanya dengan sebungkus nasi kotak, kaos oblong, topi, amplot, atau remahan kekuasaan.Rakyat hanya jadi alibi untuk meraih kekuasaan demi kepentingan pemodal. Rakyat yang diajak mendorong mobil mogok hanya kebagian asap yang menyesakkan dada berupa kebijakan dzolim mereka yang berkuasa.
Berbeda dengan sistem khilafah yang mengurusi rakyatnya, karna penguasa nya adalaj pengembala yang bertugas memenuhi dan menjamin kebutuhan pokok rakyatnya terpenuhi dan memberi kemudahan agar rakyatnya bisa mendapatkan kebutuhan sekunder bahkan tersiernya.
Khilafah sebuah institusi yang juga menjaga akidah rakyatnya, memberi rasa aman, keadilan.
Membaca sejarah kita tahu ketika khilafah masih diterapkan keadilan benar- benar terasa, penjagaan akidah umat dari hal-hal yang merusak atau sesat. Kisah non muslim yang rumahnya digusur untuk dijadikan mesjid, perempuan yang memanggil Al muhtasib karna dikecehkan, tidak ditemukannya penerima zakat karna rakyatnya makmur, dan kisah masyhur lainnya.
Khilafah itu utopis, hanya omdo, tertolak, mengancam NKRI, makar dan tuduhan lainnya itu tidak mendasar, karna jika hanya utopis dan omdo kenapa ditakuti? Kenapa orang-orang kafir sampai ketakutan dan berusaha menghalanginya meski tak kan mampu, tertolak tapi makin banyak orang memperbincangkannya baik diwarung kopi sampai seminar dan pertemuan penting berskala besar.
Benarkah semua tuduhan itu? Ternyata tidak kan? Bahkan Khilafah justru memberi solusi untuk semua problematika hidup. Ayolah jangan khilafah itu janji Allah pasti akan tegak, dengan atau tanpa kita. Tentukan pilihan sekarang juga mau ikut memperjuangkannya, mendukung, menjadi penonton, komentator, atau justru jadi penantangnya.
Sungguh tidaklah sama orang yang berjuang dengan yang duduk-duduk saja, wallahu A'lam.