Oleh : Nuril Izzati
(Pemerhati Remaja)
*"Keke, do you love me? Are you riding?"*
Sambil asyik berjoget dan mobil terus berjalan. Joget.... Joget... Joget.... Dan akhirnya brak!!! Tiang listrik di depan mata tidak terlihat.
Adapula yang terjatuh saat turun dari mobil yang masih berjalan.
Ya. Itulah beberapa kejadian berbahaya akibat ingin seru-seruan "Keke Challenge".
Ya, bagaimana tidak. Joget-joget di jalanan dengan mobil yang masih dijalankan pastinya memang berbahaya untuk dilakukan. Bahkan di tanah air, polisipun sudah memberikan peringatan dan larangan untuk melakukan "Keke Challenge" di jalanan. Karena selain membahayakan diri sendiri juga berbahaya bagi orang lain.
Tapi anehnya, walau sudah tahu berbahaya, nyatanya masih ada saja yang penasaran. Dari mulai anak kecil hingga orang dewasa. Dari warga biasa sampai artispun ikut juga. Bahkan yang sedang hamil besarpun tak mau ketinggalan. Semuan ingin mencoba sensasi saat menaklukkan "Keke Challenge". Untuk seru-seruan katanya.
Dan kini di saat kita masih geleng-geleng kepala gara-gara "Keke Challenge". Dunia digemparkan oleh challenge yang nggak kalah berbahaya. "Momo Challenge" namanya.
Singkat cerita, bagi siapa saja yang ingin bermain "Momo Challenge", maka pemain terlebih dahulu harus meng-add nomor WhatsApp dari "si Momo" ini. Dan setelah nomor di save, maka pemain akan mendapatkan pesan untuk melakukan tantangan selama 50 hari. Hari demi hari tantangan akan semakin berat. Mulai dari tantangan bangun di jam yang tidak biasa, kemudian berlanjut dengan mulai melakukan hal yang dapat melukai diri sendiri seperti menyayat bagian tubuh, sampai akhirnya tantangan di hari ke-50 pemain didorong untuk melakukan bunuh diri. Astaghfirullah... Dan itu sudah memakan korban. Seorang anak perempuan berusia 12 tahun di Argentina. Dia akhirnya mengakhiri hidupnya di tali gantungan di sekitar rumahnya.
Astaghfirullah...
Hey... hey... hey... ayo bangun, Guys! Ayo donk sadar.
Kalian itu muslim. Yuk jangan buang-buang energi untuk ikutan challenge-challenge nggak mutu semacam itu.
Kalaupun mereka berbuat seperti itu, wajar. Iya wajar, karena mereka tidak punya aturan. Yang mereka pakai adalah standar liberalisme. Standar kebebasan. Asal menyenangkan hati, bebas dilakukan. Jadi walaupun berbahaya untuk diri sendiri asal hati senang ya nggak masalah.
Tapi kita? Kita muslim, Guys. Kita berbeda dengan mereka. Kita punya aturan. Allah punya tuntunan bagaimana seharusnya seorang muslim mengarungi kehidupan. Nggak hanya sekedar senang-senang atau untuk seru-seruan.
Apalagi Allah sudah sematkan predikat "Khairu Ummah" untuk kita. Iya kita. Umat muslim.
Allah SWT berfirman:
_"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik."_
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 110)
Jadi nggak sinkron kan kalau kita ikut-ikutan. Energi terbuang percuma tanpa ada nilai pahala untuk tabungan di hari kemudian. Rugi donk ya.
Pantasnya sampah-sampah kapitalisme semacam "Keke Challenge" dan "Momo Challenge" itu dibuang ke tong sampah peradaban. Sehingga tidak merusak generasi muslim.
Daripada energi kita dipakai untuk melakukan challenge-challenge semacam itu lebih baik alihkan untuk hal-hal positif dan bermanfaat. Salah satunya menuntut ilmu dan amar makruf nahi mungkar. Umat sedang menunggu karya-karya terbaik kamu.
Mereka rindu sosok matematikawan seperti Al Khawarizmi. Mereka kangen sosok Ibnu Sina yang melegenda di dunia kedokteran. Mereka juga menunggu pemimpin hebat seperti Muhammad Al Fatih.
Ya, umat menunggu generasi cemerlang pengokoh peradaban Islam.
So, tunggu apa lagi? Yuk kerahkan energimu tuk jadi bagian pembangun peradaban Islam yang gemilang.