Unuselles Challenges


Oleh : IsromiyahSH,

 pemerhati generasi 


Aneka tantangan  atau challenge kini bukan lagi hal yang aneh. Setelah popularitas ice bucket challenge, beragam challenge pun bermunculan, salah satunya yaitu keke challenge, atau kiki challenge atau in my feelings challenge. Dalam tantangan ini seorang pelaku tantangan harus ‘melompat’ keluar dari mobil dan membiarkan pintu mobilnya terbuka. Sembari mobil berjalan pelan pelaku tantangan harus melakukan beberapa gerakan tari sambil diiringi lagu In My Feelings Challenge dari Drake. Tantangan ini menjadi viral gara-gara seorang komedian dan bintang instagram Shiggy mengunggah video dirinya yang tengah menari dengan aneka gaya sambil menirukan pose tengah menyetir mobil. Shaggy memberikan gaya ini untuk menginterpretasikan lirik lagu Drake ‘Are you riding?’ Tak Cuma itu dia juga membuat sebuah bentuk hati dengan tangannya untuk menggambarkan lirik lagu ‘Keke, do you love me?” challenge ini pun segera menarik banyak perhatian warganet dan selebriti. Hanya saja, beberapa orang cenderung menambahkan unnsur tantangan dan bahaya dalam Keke Challenge.  Will Smith misalnya. Dia melakukan tantangan Keke Challenge di atas jembatan tinggi tanpa pengaman. Sontak viralnya Keke Challenge menimbulkan kontroversi karena dianggap berbahaya. Beberapa negara bahkan melarang warga negaranya untuk melakukan tantangan ini, seperti Oman. “Saya sudah mendengar tentang tantangan ini, dan dilihat di media sosial, kebanyakan yang melakukannya adalah orang muda," kata Ali Al Barwani, CEO Oman Road Safety Association. "Mereka berpikir cepat dan terkadang tak tahu apa yang berbahaya, tapi saya pikir mereka harus ikut aturan yang terkait keselamatan. Sekalipun menari adalah kegiatan yang menyenangkan hanya butuh beberapa detik untuk berubah jadi bencana”(CNN Indonesia,24/7/18).

Belum redup dengan Kiki Challenge , muncul Momo Challenge yang ‘berhasil’ mengantarkan kematian pada yang mengikutinya. Seorang anak perempuan berusia 12 tahun di Argentina  harus kehilangan nyawanya karena bunuh diri akibat tertekan dengan Momo Challenge yang ia jalani. 

Momo berasal dari nama akun media sosial yang ada di WhatsApp, Facebook, dan YouTube(CNN Indonesia,7/8/18).  Menurut Unit Investigasi Kejahatan Komputer di negara bagian Meksiko, Tabasco, permainan ini awalnya tersebar di Facebook, Para pengguna ditantang untuk berkomunikasi dengan nomor yang tidak diketahui melalui Whatsapp. Kemudian Momo akan menanggapi panggilan dengan gambar kekerasan sambil memberikan perintah. Bila pemain menolak untuk mengikuti perintah permainan, maka dirinya bisa merasa terancam. Sosoknya digambarkan sebagai perempuan menyeramkan dengan mata terbelalak, senyuman garing dan rambut kusut panjang terurai. Rupa yang menjadi avatar nomor yang bersangkutan. Avatar itu diketahui merupakan karya perupa Jepang bernama Midori Hayashi yang tidak terkait dengan permainan ini(CNN Indonesia,7/8/18).  Menurut Rodrigo Nejm dari LSM Brazil, Safernet, hingga saat ini belum jelas persebaran Momo Challenge. Namun laporan mengatakan tantangan ini terjadi di Meksiko, Argentina, Amerika Serikat, Perancis, dan Jerman. Selain itu, ada kemungkinan permainan ini merupakan bentuk umpan yang digunakan para penjahat untuk mencuri data dan memeras orang di internet. Representatif dari WhatsApp menyatakan siap untuk memblokir nomor yang dikaitkan dengan Momo Challenge jika mendapat laporan dari pengguna. Sementara YouTuber ReignBot mengatakan, sulit untuk mengikat Momo ke satu pengguna WhatsApp. Alasannya karena nomor telepon yang tidak diketahui dalam permainan ini terhubung ke setidaknya tiga nomor telepon di Jepang, Kolombia, dan Meksiko. Bagi mereka yang mencoba menghubungi nomor itu biasanya tidak mendapatkan jawaban. Kalaupun mereka berhasil mendapatkan jawaban kemungkinan besar dihadapkan pada penghinaan, implikasi orang yang dihubungi mengetahui informasi pribadi, dan gambar yang paling mengganggu atau menyeramkan.

Menyikapi challenge yang bebas bersliweran di dunia maya, adalah kembali kepada sikap para penggunanya yang memang kebanyakan kaum milenial, dalam menekan rasa ingin tahunya menghadapi beragam challenge. Islam senantiasa mengarahkan umatnya untuk menuntut ilmu dan tidak menutup kemungkinan untuk berkretivitas. Semakin seseorang memahami batasan dalam memanfaatkan kebebasan dunia maya, maka ia akan mampu mengesampingkan beragam permainan menantang yang akan menyia-nyiakan waktu dan merusak pemikiran.Kesadaran ini bila dimiliki oleh sebuah komunitas masyarakat tentu saja akan menghilangkan keresahan para orang tua, karena memudahkan dalam pengawasan dan pemberian solusi dalam menjauhkan permainan yang berbahaya dari dunia maya.  Dan tentunya tindakan tegas dari penguasa terhadap keberadaan challenges yang berbahaya akan memberikan dampakpositif bagi perkembngan dan kemajuan generasi milenial.

walLahu a’lam bi showab.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak