"Menulis tidak sulit, niatnya karena Allah," demikian yel-yel yang diucapkan peserta. Puluhan remaja puteri dari MTs, SMA/SMK, MA, Mahasiswi dan Ibu muda bergabung bersama mengikuti acara pelatihan menulis pada Jum'at (17/08/2018). Acara tersebut diselenggarakan oleh komunitas Muslimah Banua Menulis bertempat di Komplek Masjid Darul Khaliq, Tibung Raya, Kandangan, HSS, Kalsel.
Acara mengambil tema "Trik Membuat Cerpen yang Unik." Pada kesempatan itu, hadir dua orang pemateri yang memiliki passion dalam menulis fiksi, yaitu Eva Liana dan Redha Ari Yantie.
"Seperti halnya perbuatan manusia, menulis mesti punya alasannya. Ada beberapa motivasi yang mendorongnya juga. Pertama, motivasi materi. Misal: biar keren, terkenal, dapat uang dan hadiah. Sebenarnya boleh saja, tapi pengaruhnya paling lemah dan terbatas bila ada sedikit kendala, mudah menyerah. Kedua, motivasi moral. Menulis agar bisa membanggakan orang tua dan mengangkat martabat keluarga. Ini kadang-kadang memberikan dorongan yang lebih kuat. Nah, yang ketiga adalah motivasi spiritual (ruhiyah). Seperti, aku menulis untuk menyampaikan kebenaran dan kebaikan, serta supaya teman-teman tercerahkan dengan Islam. Motivasi spiritual inilah yang mempunyai kekuatan yang paling besar dibandingkan yang lainnya. Maka, dalam menulis kita mestinya menjadikan Islam, sebagai way of life dan mewarnai dunia dengannya lewat tulisan kita, " terang Ka Redha dalam materi motivasi kepenulisan berjudul "Menjadi Penulis, Why Not?"
Kemudian Ka Eva Liana memaparkan secara lugas materi "Trik Bikin Cerpen Unik." Dijelaskan tentang elemen dasar sebuah cerpen, yaitu tokoh, dialog, konflik atau masalah atau sesuatu yang diperjuangkan, dan ending cerita.
"Dalam fiksi biasanya sebagian orang kesulitan dalam mengkhayal atau berimajinasi. Untuk memulainya, menulislah dari hal yang mudah yaitu pengalaman atau kisah ketika kita masih kecil. Banyak novel-novel best seller pun berasal dari kisah hidup mereka. Namun harus diingat, perlu latihan yang berulang-ulang dan rutin, agar menjadi sebuah habit," ujar Ka Eva Liana.
Penulis fiksi historis, psikologi dan budaya lokal ini juga menjelaskan mengenai menulis fiksi menurut pandangan Islam. Menulis romance, yang baper, sedih, patah hati atau tentang cinta adalah boleh saja selama tidak bertentangan dengan yang dibolehkan syariah. Hindari menulis kebohongan, hoax dan hal-hal yang tidak dibenarkan dalam hukum syara'.
Rangkaian acara berlangsung seru dengan penayangan video dan diskusi. Di antara peserta ada yang bertanya tentang cara menemukan inspirasi dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Ada pula pertanyaan terkait tips menyiasati waktu yang pas untuk menulis khususnya bagi yang punya berbagai kesibukan, baik sebagai ibu rumah tangga maupun pelajar fullday school. Semua pertanyaan dijawab tuntas oleh pemateri. Kemudian, acara ditutup dengan pemberian doorprize dan foto bersama. [nor aniyah]