Oleh: Pebriani
(Santri Darul Bayan)
Sejarah islam di masa lampau telah menghasilkan para pemuda yang dapat mengukir tinta emas atas prestasi-prestasi yang luar biasa. Seperti Mush'ab bin Umair yang menjadi duta muda pertama islam, yang mampu mengislamkan mayoritas penduduk Madinah. Sedangkan dari kalangan wanita ada Aisyah r.a yang mampu merawikan sekitar 2000 hadits Rasul saw. Namun, coba kita lihat zaman sekarang, adakah pemuda muslim yang bisa seperti Mush'ab bin Umair atau Aisyah r.a?
Yah, memang perlu kita sadari bahwa pemuda masa kini tengah mengalami krisis identitas, padahal identitas itu sangat penting untuk mengembangkan potensi diri sebagai modal untuk mengukir prestasi. Hal tersebut bisa disebabkan oleh dua faktor, yakni: Pertama, faktor internal yaitu kurangnya tsaqofah atau pengetahuan islam pada diri individu. Kedua, faktor eksternal yaitu adanya pengaruh buruk dari lingkungan, pertemanan, dan negara yang jauh dari nilai-nilai islam yang kaffah. Alhasil, jadilah para pemuda yang latah nan krisis identitas, kerjaanya hanya ikut-ikutan hot trendy yang kebanyakan berasal dari budaya barat yang sudah jelas-jelas bertentangan dengan islam.
Tapi meski begitu, jangan pesimis dulu ya, masih ada harapan kok. Pemuda muslim dulu aja bisa, masa kita engga? Lalu gimana dong caranya? Gampang banget, pertama perkuat dan bina diri kita dengan mengkaji tsaqofah islam secara utuh, jangan setengah-setengah. Kedua, senantiasa mentaati perintah Allah dan menjauhi larangannya. Ketiga, sebarkanlah ilmu yang telah kita miliki dengan cara mendakwahkannya kepada masyarakat, khususnya kepada para remaja. Nah, dengan cara itu lah kita akan menjadi muslim sejati yang dapat mengarungi lika-liku kehidupan dengan mudah dan berkah di jalan Allah.
Mumpung kita masih muda, jangan menunda-nunda untuk mengembangkan potensi. Manfaatkanlah waktu yang masih tersisa untuk mencari ilmu atau belajar, berdakwah dan berkarya. Jangan mau jadi generasi latah yang hidup tak terarah apalagi terjerumus pada jalan yang salah.