SAUDAH BINTI ZAM’AH: MENEGAKKAN KEMBALI LANGKAH RASULULLAH


Oleh : Ruruh Anjar


Ia bagian generasi awal pemeluk Islam. Mengikuti hijrah ke Habasyah, juga ke Madinah. Keridhaan Rasulullah lebih diutamakan dibandingkan kesenangan pribadinya. Hingga Aisyah r.a memujinya, “Aku tidak pernah menemukan seorang wanita yang lebih kusukai jika diriku menjadi dirinya, selain Saudah binti Zam’ah”.

Sepeninggal suaminya saat kembali ke Mekkah setelah hijrah di Habasyah, Saudah binti Zam’ah hidup sebatang kara. Namun kesabarannya dan keridhaannya atas takdir Allah mengokohkannya untuk tetap tegak berdiri menggenggam Islam. 

Ia yakin Allah akan memberinya pengganti yang lebih baik, jika ia memasrahkan seluruh persoalannya hanya kepada Allah.
Tak disangka, pada suatu hari, seorang shahabiyah bernama Khaulah binti Hakim datang kepada Saudah dan berkata, “Kebaikan dan kebahagiaan apa yang telah dianugerahkan Allah kepada kalian?”. Saudah menjawab heran, “Apa maksud ucapanmu wahai Khaulah”. Lalu Khaulah berkata, “Rasulullah mengirimku untuk menemuimu dan menyampaikan lamarannya kepadamu”.

Saudah merasa tak percaya. Ia menjadi wanita pertama yang dinikahi Rasulullah setelah Khadijah wafat. Semenjak kepergian Khadijah menghadap Sang Khalik, Rasulullah mengalami kepedihan yang mendalam. Sehingga beberapa waktu berikutnya Khaulah binti Hakim pun datang menawarkan istri untuk Rasulullah. Salah satunya adalah Saudah. Dan Rasul pun menerimanya.

Bersama Rasulullah, Saudah memacu diri untuk terus menggali pelajaran, ilmu, akhlak, dan kesabaran. Saudah merasa berbahagia dan selalu berusaha menyenangkan hati Rasulullah dan anak-anak hasil pernikahan Rasulullah dengan Khadijah. Ia berupaya untuk mengokohkan Rasulullah dalam dakwah. Meneguhkan langkahnya di tengah tekanan kaum yang membenci.

Saudah adalah tipe wanita yang periang. Pernah suatu kali saat sedang sholat berjamaah bersama Rasul, ketika posisi ruku’, hidung Saudah tersenggol badan Rasul. Lalu ketika selesai sholat, Saudah dengan nada bercanda mengatakan bahwa hidungnya tersenggol dan terluka. Rasulullah pun tersenyum mendengarnya.

Bahkan, saat Rasulullah telah menikah dengan Aisyah, dikisahkan pula bahwa pernah Saudah menggoda Aisyah sehingga mereka saling melempar tepung.

Saudah adalah muslimah yang memiliki kebesaran hati. Di usianya yang semakin lanjut, Saudah pun menyampaikan kepada Rasul bahwa ia memberikan hari gilirannya kepada Aisyah. Karena ia tahu Rasulullah sangat menyayangi Aisyah. Peristiwa ini jelas membuat Rasulullah justru bertambah sayang pula kepada Saudah.
 
Saudah selalu menjaga dirinya bahkan hingga Rasulullah wafat. Ia tinggal di Madinah dan bersikap sangat dermawan. Hingga akhirnya Allah memanggilnya di akhir masa kepemimpinan Umar bin Khattab. Dialah Ummul Mukminin, wanita shalihah yang sangat ingin bertemu kembali dengan Rasulullah di Syurga.

Wallahua’lam bishshowwab. 

---
[Like and share, semoga menjadi amal sholih]
---
Join Komunitas Muslimah Cinta Islam Lampung di:
⬇️⬇️⬇️
Facebook: fb.com/DakwahMCI
Telegram: t.me/MuslimahCintaIslam
Instagram: @muslimah.cintaislam 
---

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak