PESTA DEMOKRASI: ILUSI CINDERELLA

Oleh Oktavia Nurul Hikmah, S.E.

 (Komunitas Menulis Revowriter Gresik)


Cinderella si gadis sederhana, dengan celemek dan lap terpasang

Berharap cemas karena pesta telah menjelang

Sementara tulang terbanting karena kerja keras seharian, kumal

Bagaimanapun cara, Cinderella harus menghadiri pesta


Pesta mewujud ajang rakyat jelata mengundi harapan

Untuk menarik hati sang pangeran 

Outfit dan kendaraan pinjaman pun diupayakan

Walau sebatas tengah malam


Pesta demokrasi serupa pesta Cinderella

Harapan tertumpu, berpartisipasilah agar terpilih pemimpin idaman

Coblosan menentukan kehidupan lima tahun mendatang

Absen dari pesta akan melanggengkan kedzaliman


Kawan, kehidupan nyata tak sesederhana dongeng Cinderella

Jangan kira urusan selesai saat kau keluar dari bilik pemilihan

Sementara kau tahu, pemimpin yang kau pilih itu tak akan pernah menerapkan Islam

Kau tahu sendiri, tak seorang pun calon pemimpin yang mengkampanyekan syariat


Memang betul, setiap calon mencitra dekat dengan umat mayoritas

Gandeng ulama, bersahabat dengan para ustadz

Tapi citra tak cukup untuk menghidupi pemerintahan

Karena sistem negara saat ini tak berlandaskan aqidah Islam



Adanya pemimpin adalah kewajiban

Tertundanya pengurusan jenazah Rasululllah hingga terpilihnya Abu Bakar adalah tanda

Tanda keseriusan para sahabat menentukan pemimpin bagi umat

Tapi bukan sembarang pemimpin, ia memimpin dengan syariat


Pesta demokrasi adalah hajatan memilih pemimpin negeri

Tapi demokrasi bukanlah rumah bagi pemerintahan Islami

Kita bisa berkaca pada petaka yang menimpa presiden Mursi

Terpilih dengan suara bulat melalui jalan demokrasi, tapi lalu ‘kalah’ oleh kudeta militernya sendiri


Rasanya, kumalnya Cinderella jauh terlampaui oleh umat ini 

Kesejahteraan jadi mimpi, dakwah jadi sasaran persekusi

Umat sungguh inginkan perubahan, perubahan yang hakiki

Dan perubahan itu tidaklah melalui jalan demokrasi


Perubahan bermula dari terbangkitkannya pemikiran

Sebagaimana jahiliyah bertransformasi peradaban gemilang

Rasulullah membongkar kesesatan aqidah jahiliyah dan menawarkan kecemerlangan Islam

Umat yang bangkit, secara ikhlas mengganti aturan lama menjadi aturan syariat


Repetisi atas aktivitas Nabi, itulah yang menjadi peer kita kini

Senantiasa berdakwah menyerukan pentingnya kembali kepada Islam hakiki

Bukan Islam sebatas simbol atau citra, tapi Islam yang terterapkan sempurna

Saat kesadaran umat telah terbangkitkan, maka bolehlah kita memilih khalifah idaman

Imam dambaan umat, yang akan memimpin dengan syariat  





Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak