Oleh : Etti Budiyanti
Member Akademi Menulis Kreatif
اناﻻسلام يحب ما كان قبله. الحدث
"Sesungguhnya keislaman itu telah menghapuskan segala perbuatan yang lampau. "
Kalimat itu disabdakan oleh Rasulullah saw saat menjawab permohonan "Si Pedang Allah" ketika hendak masuk Islam. Siapakah dia?
Dialah seorang panglima perang yang terkenal di kalangan kaum Quraisy. Khalid bin Walid. Beliau berasal dari Bani Makhzum. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah.
Ayah Khalid adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka'bah dengan perasaan yang sangat mendalam. Setiap dua tahun sekali, dialah yang menyediakan kain penutup Ka'bah. Pada masa ibadah haji, dia memberi makan cuma-cuma bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina.
Popularitas Khalid dalam kemiliteran nyaris tak tertandingi. Ia memang sempurna di bidangnya. Ahli siasat perang, mahir segala senjata, piawai dalam berkuda dan kharismatik di tengah prajuritnya.
Saat Perang Uhud, banyak pasukan kaum muslimin yang dipimpin Rasulullah Saw, mati syahid di tangan Khalid bin Walid.
Dengan suara lantang di atas bukit, Khalid bin Walid berkata, "Hai, Muhammad, kami sudah menang! Kamu telah kalah dalam peperangan ini. Lihatlah, pamanmu Hamzah yang tewas tercabik-cabik tubuhnya dan lihatlah pasukanmu yang porak poranda!"
Rasulullah menjawab, "Tidak. Aku yang menang dan engkau yang kalah Khalid. Mereka yang gugur adalah syahid, sebenarnya mereka tidak mati wahai Khalid. Mereka hidup di sisi Allah SWT penuh dengan kemuliaan dan kenikmatan. Mereka telah berhasil pindah alam dari dunia menuju akhirat menuju surga Allah karena membela agama Allah. Gugur sebagai syuhada. Sebaliknya, matinya tentaramu adalah mati sebagai kafir dan dimasukkan ke neraka jahanam."
Setelah itu Khalid memerintahkan pasukannya untuk kembali, tetapi sejak itu pulalah Khalid terngiang selalu akan kata-kata Nabi Muhammad saw.
Suatu hari, ia berdialog dengan dirinya sendiri. Menggunakan akal sehat, merenungkan agama Islam yang panji-panji kebenarannya selalu bertambah cemerlang dari hari ke hari. Ia memohon kepada Allah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib, kiranya Ia mengulurkan jalan petunjuk.
Lalu bercahayalah ke dalam hatinya keyakinan yang menggembirakan.
Ia berkata kepada dirinya : "Demi Allah, sungguh telah nyata bukti-buktinya. Sungguh laki-laki itu adalah Rasul. Lalu, sampai kapan. Ah, aku akan pergi berangkat. Demi Allah, aku akan masuk Islam."
Segeralah Khalid mencari teman perjalanan dari Mekah ke Madinah. Ia jumpai Utsman bin Thalhah, kemudian ia ceritakan maksudnya. Gayung bersambut, mereka kemudian berangkat bersama. Di tengah jalan mereka bertemu dengan 'Amr bin 'Ash yang ternyata memiliki tujuan yang sama.
Maka berangkatlah mereka bersama-sama ke Madinah awal bulan Syafar 8H.
Setibanya di hadapan Rasulullah, Khalid mengucapkan salam kenabian, Rasulullah pun membalas dengan muka yang cerah. Kemudian Khalid pun bersyahadat dan masuk Islam.
Rasulullah bersabda, "Sungguh aku telah mengetahui bahwa Anda mempunyai akal sehat, dan aku mengharap akal sehat itu hanya akan menuntun Anda ke jalan yang baik. "
"Aku berjanji setia (bai'at) kepada Rasulullah," ucap Khalid, kemudian ia berujar :
"Mohon mintakan ampun untukku terhadap semua tindakan masa laluku yang menghalangi jalan Allah."
Rasulullah menjawab, "Sesungguhnya keislaman itu telah menghapuskan segala perbuatan yang lampau. "
Khalid berkata, "Sekalipun demikian ya Rasulullah. "
Maka Rasulullah mengucapkan do'a :
"Ya Allah, aku mohon engkau ampuni dosa Khalid bin Walid terhadap tindakannya menghalangi jalanMu di masa lalu. "
Khalid bin Walid merasakan hari yang bahagia. Ia benar-benar merasakan jiwa merdeka. Kalbunya tunduk kepada Allah, jiwanya menemukan sentuhan rahmat Allah Yang Maha Rahman. Jiwanya memancarkan kerinduan kepada agamaNya, RasulNya dan kepada keinginan mempertaruhkan nyawa sebagai syahid dalam membela kebenaran. Menanggalkan dan membuang jauh-jauh dari pundaknya semua dosa dan kekeliruannya di masa lalu.
Begitulah hakikat kemerdekaan yang sebenarnya. Ketika seorang hamba tunduk dan patuh, berserah diri hanya pada Rabbnya saja. Berbekal jiwa merdeka inilah, Khalid bin Walid benar-benar menjadi panglima perang yang handal.
Tak kurang dari seratus kali pertempuran berhasil ia menangkan. Pencapaian terbesarnya ialah memimpin pasukan jihad dalam penaklukan Arab, Persia Mesopotamia, Suriah, Romawi hanya dalam 4 tahun. Dunia mengenang keberhasilannya memenangkan Islam pada pertempuran Yamanah, Ullais, Firaz, Walaja dan Yarmuk.
Jiwa merdeka, menjadikannya jihad adalah tugas mulia. Selama bisa berjihad, ia tidak pernah mempermasalahkan posisi komandan ataupun prajurit biasa. Semua ia lakukan semata-mata menghamba pada Allah SWT. Lillahi ta 'ala.
Wallahu a'lam bishshowwab.