Oleh : Ratna munjiah
(Pemerhati Generasi Remaja)
Masa muda…masa yang paling indah..kalimat yang tidak asing ditelinga kita, sering terdengar pastinya kalimat itu, pertanyaannya adalah masa muda seperti apa ya..? apakah seperti masa sekarang atau masa lalu…?
Masa muda sejatinya adalah masa remaja dimana saat itu adalah saat orang-orang mulai mengenal dan merasakan manisnya dunia. Pada fase ini, banyak pemuda lalai dan lupa, bahkan jauh sekali terlintas dalam pikiran bahwa kematian kapan saja bisa menjemput. Apalagi bagi mereka orang-orang kaya yang memiliki fasilitas hidup yang dijamin orang tua. Mobil yang bagus, uang saku yang cukup, tempat tinggal yang baik, dan kenikmatan lainnya.
Kalau kita mau lihat sejarah, di zaman Nabi SAW, ada seorang pemuda yang kaya, berpenampilan rupawan, dan biasa dengan kenikmatan dunia. Ia adalah Mush’ab bin Umair. Ada yang menukilkan kesan pertama al-Barra bin Azib ketika pertama kali melihat Mush’ab bin Umair tiba di Madinah. Ia berkata, “Seorang laki-laki,yang aku belum pernah melihat orang semisal dirinya. Seolah-olah dia adalah laki-laki dari kalangan penduduk surga.”
Mush’ab bin Umair hidup di lingkungan jahiliyah, penyembah berhala, pecandu khamr, penggemar pesta dan nyanyian, Allah beri cahaya dihatinya, sehingga ia mampu membedakan manakah agama yang lurus dan mana agama yang menyimpang. Manakah ajaran seorang Nabi dan mana yang hanya warisan nenek moyang semata. Dengan sendirinya ia bertekad dan menguatkan hati untuk memeluk Islam. Ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah al-Arqam dan menyatakan keimanannya.
Indah tentunya ya kalau generasi saat ini mau mencontoh apa yang dilakukan oleh Mush’ab bin Umair tersebut, namun faktanya apa yang terjadi pada generasi muda saat ini.Kehidupannya sudah jauh sekali dari Islam, paham sekuler telah benar-benar mampu merusak generasi muda saat ini, bayangkan saja baru saja kisah si BOWO booming, sekarang muncul generasi “Keke & Momo Challenge” generasi sampah dalam peradaban liberal kapitalis perusak generasi muslim.
Saat ini siapa yang tak tahu keke Challenge ? seperti penyakit yang mewabah, mulai dari remaja, kawula muda hingga orang dewasa tampak beramai-ramai mengikuti Keke Challenge. Uniknya, challenge ini menuntut kamu untuk bergoyang dengan iringan lagu “ In My Feelings” milik Drake. Ada yang bergoyang mengikuti mobil yang sedang berjalan dengan pintu yang tetap terbuka, ada yang dijalan, dan ragam versi. Namun bagaimana awalnya hingga Keke challenge ini menjadi viral.
Keke challenge berawal dari peluncuran lagu “In My Feelings” milik Drake. Drake merupakan penyanyi asal Kanada berusia 31 Tahun, Setelah dirilis, beberapa orang mengatakan lagu ini tentang Keshia Chante, pacar pertama Drake dan teman masa kecilnya. Awalnya saat Drake meluncurkan “ In My Feelings” Shiggy menggugah tarian atau goyangan yang diiringi lagu Drake tersebut.
Tarian itu dijuluki #Do The Shiggy. Dalam unggahannya di Instragram itu Shiggy menuliskan #Mood : KEKE Do You Love Me?. Sontak tarian shiggy dijalan itu menjadi viral dan kini dikenal dengan Keke Challenge. Video yang diunggah pada 30 Juni 2018 lewat akun @theshiggyshow itu sudah ditonton oleh lebih dari 6 juta kali.
Demikian cerita singkat tentang Keke Challenge, yang menjadi permasalahan saat ini jika generasi muda dibiarkan hanyut dengan trend tersebut, tentu akan membawa pada kehancuran generasi berikutnya. Saat aturan agama dijauhkan dalam pengurusan kehidupan, akhirnya kebebasan dalam bertingkah laku tidak ada lagi aturannya.
Kehidupan sekuler kapitalis, tentu membawa tantangan tersendiri dalam proses pendidikan anak. Era digital pun begitu cepat mempengaruhi pola pikiran anak. Kondisi yang dihadapi anak menjadi sangat kompleks dan berat. Kemewahan dan kesenangan semu lebih menarik bagi anak dibandingkan idealisme yang berat.
Pada usia anak yang sudah mulai remaja, pergaulannya biasa memiliki ciri khas tersendiri, Seorang remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk diterima sebayanya. Akibatnya mereka akan senang apabila diterima dan sebaliknya akan tertekan dan cemas apabila tidak diterima atau dikucilkan oleh teman-teman sebayanya.
Teman sebaya dalam pandangan seorang remaja misalnya, merupakan kelompok baru yang memiliki ciri khas, norma dan kebiasaan sendiri yang sangat berbeda dengan lingkungan keluarganya. Disinilah seorang remaja dituntut untuk memiliki kemampuan baru dalam menyesuaikan diri dan dapat dijadikan dasar dalam melakukan interaksi sosial dalam cakupan yang lebih besar.
Dalam hadits dari Abu Hurairah Rasullullah saw bersabda : ”Seseorang bergantung pada agama temannya, perhatikan siapa yang dijadikan teman.” (HR.Ahmad)
Carilah teman yang memiliki akhlak baik. Seseorang teman yang telah diliputi oleh emosi, kikir, penakut dan cenderung mengikuti hawa nafsunya tidak akan menghasilkan pergaulan atau pertemanan yang baik. Oleh karena itu Allah SWT berfirman mengingatkan hal ini :
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum dimurkai Allah sebagai teman ? orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan sedang mereka mengetahui, Allah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-Mujadilah(58) : 14-15.
Ini baru sebagian, bagaimana Islam memiliki seperangkat aturan dalam mengurus , mencari teman dan bergaul. Seharusnya pemerintah mau menetapkan aturan Islam tersebut, sehingga generasi yang ada saat ini tidak mengalami pada arah kehancuran generasi.
Semoga kita, anak-anak kita dan generasi penerus bangsa tidak ikut terjerumus pada kemajuan zaman dan teknologi, dan bisa memilah mana yang harus diikuti atau tidak.
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya : dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhatian dunia ini, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaanya itu melewati batas”(QS. Al-Kahfi(18):28). Wallahu a’lam