Oleh: Yolanda Aprilia
Belakangan ini, dunia sosial media sedang dihebohkan dengan berbagai "challenge" yang kebanyakan digandrungi oleh remaja termasuk pelajar. Diantaranya adalah "Keke Challenge" dan "Momo Challenge". Keke Challenge sendiri adalah sebuah challenge dimana seseorang turun dari mobil yang sedang melaju kemudian "berjoget" ria mengikuti iringan musik In My Feelings dari Drake. Berdasarkan salah satu sumber, Keke Challenge ini diawali oleh unggahan video Shiggy seorang komedian ternama yang "berjoget" sembari keluar dari mobil dengan diiringi lagu dari Drake tadi dan videonya pun di tonton lebih dari 6 juta viewers. Adapun Momo Challenge adalah challenge yang berawal dari facebook yang ramai tersebar salah satu nomor akun whatsapp yaitu Momo dengan foto profil yang menyeramkan dimana challengenya adalah mengajak orang yang menghubungi nomor tersebut untuk menyakiti dirinya sendiri dan kalau tidak, orang tersebut akan diancam.
Melihat challenge tersebut membuat kita geleng kepala. Jika dicermati, hal itu tidak membawa faedah yang positif melainkan negatif. Bagaimana tidak, salah satu challenge tersebut bahkan dapat mengancam nyawa seseorang karena hal sepele. Yang membuat kita semakin miris, challenge ini banyak digandrungi oleh remaja terutama pelajar. Tak sedikit dari mereka "ikut-ikutan" challenge-challenge yang ada yang mereka anggap sebagai trend, kalau tidak ikut berarti tidak kekinian. Sehingga mereka lebih update tentang hot news yang sangat unfaedah daripada update masalah pembelajaran mereka di sekolah. Bahkan, tidak sedikit pula tokoh penting yang seharusnya menjadi panutan yang baik malah menjadi contoh buruk bagi fansnya dengan mengikuti challenge tersebut.
Sungguh jauh berbeda remaja atau pemuda generasi sekarang ini dengan pemuda pada jaman Rasulullah ataupun sahabat. Pada jaman Rasul dulu ada Bilal seorang pemuda yang bertahan dengan ke Islamannya walaupun di siksa sedemikian rupa oleh tuannya karena ia beriman kepada Allah dan Rasulnya. Selain itu, kita juga bisa melihat bagaimana Muhammad Al-Fatih yang menaklukan Konstantinopel di usianya yang masih belia. Ia mampu memimpin pasukannya dan membuat strategi yang pada akhirnya Konstantinopel takluk ditangannya atas izin Allah. Tentu sangat berbanding terbalik dengan pemuda jaman sekarang yang mayoritas menghabiskan waktunya sia-sia seperti pacaran, mengikuti challenge yang tak bermanfaat dan foya-foya.
Bagaimana negeri ini akan maju dan bagaimana agama Allah akan terjaga jika pemuda yang seharusnya menjadi perubah peradaban malah mencoreng nama baik negeri dan agamanya sendiri dengan aktifitas mereka yang tak terpuji. Solusi tentu sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah ini. Siapakah yang harus tanggung jawab? Tentu semua aspeklah yang bertanggung jawab seperti pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Maka dari itu sangat perlu sekali binaan bagi para remaja dengan meningkatkan kualitas pendidikan terutama dalam hal aqidah. Karena aqidahlah yang bisa menjadi rem bagi setiap manusia dalam bertingkah laku. Dengan begitu kita akan meningkatkan kualitas pemuda yang militan, generasi yang dapat merubah peradaban dan dengan aqidah Islamlah para pemuda dapat menjadi generasi yang khoir, kreatif, inovatif, visioner, produktif dan menjadi penyelamat bagi Islam dan negeri yang sangat kita cintai ini. Karena pada dasarnya setiap manusia adalah khalifah di muka bumi ini. Dan pemuda adalah Agent Of Chane. Maka, jadilah khalifah yang bisa menjadi Agent Of Change, membimbing umat menuju Jannah dengan menerapkan syari'at dalam setiap lini kehidupan. Allahu Akbar!