Oleh : Aisyahtini Lubna Naimah
(Member Akademi Menulis Kreatif)
"Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia" . Tentunya kita sudah tak asing lagi dengan pepatah tersebut. Baik disekolah, masyarakat maupun sosial media. Itu menunjukkan bahwa pemuda ialah tombak peradaban. Jika pemuda/i-nya giat menggapai asa demi masa depan, maka dapat diperkirakan suatu negara itu akan maju. Begitupun sebaliknya, jika pemuda/i-nya malas dan suka menghabiskan waktu didepan gadget dengan hal yang tak guna. Maka bisa diperkirakan negara itu akan menggalami kemunduran.
Di era digital saat ini dunia remaja sangat ditunjang dengan berbagai kecanggihan media. Dari segi gadget pun sudah hampir dimiliki para remaja. "Rinciannya, rata-rata mereka menghabiskan 1,5 jam untuk SMS, 46 menit untuk mengirim surat elektronik, 38 menit mengecek Facebook, dan 34 menit berselancar di internet tanpa tujuan yang jelas.Yang terburuk, meyaitu onsel menawarkan kepraktisan untuk mencari informasi, pada akhirnya murid malah terancam kehilangan kemampuan verbal dan intelegensi emosinya" (Sumber Tribunnews.com)
Dari hal itu sudah nampak bahwa remaja kini lebih cenderung menggunakan waktunya untuk hal yang tak berguna. Disamping kehilangan kemampuan verba mereka pun pasrah dengan kondisi sekitarnya, bahka cuek pun menjadi langganan remaja saat ini. Dan ketika ada isu yang belum tentu kebenarannya mereka tak membuktikan dengan mencari fakta. Malah menerima mentah-mentah. Terutama dengan isu yang digemborkan dikalangan remaja saat ini. Yakni "Islam Moderat maupun Islamophobia". Remaja dibuat takut dengan agamanya sendiri. Terutama terkena serangan dari duni sosial media. 'Cendekiawan muslim Azyumardi Azra berharap Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia agar bisa mengekspor ide Islam Wasathiyah (moderat/penengah) ke berbagai belahan dunia, sehingga mampu memperbaiki wajah Islam yang lebih damai dan toleran (Sumber: Suara.com)
Misal dari hal seperti itu remaja kia saat ini sudah kehilangan identitasnya sebagai -Muslim Youth dengan membedakan hal toleransi pun tak sanggup. Padahal sejatinya toleransi menurut islam yaitu membiarkan mereka melakukan apapun sesuai keyakinan mereka sendiri, tanpa kita ganggu. 9
وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا ۚ وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ ۚ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا
Artinya : Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (Q.S. al-Kahfi: 29)
Dari sini sudah terlihat sungguh ironi mentalitas para remaja. Dengan adanya penjajahan di berbagai bidang. Mulai dari Food, Fashion dan lifestyle yang di cekokkan kepada remaja ini. Dengan pasrah mereka menerimanya, tanpa ada penolakan sedikitpun. Seharusnya menjadi remaja haruslah kritis, smart, tanggap dengan keadaan sekitar. Anggapan jika bukan urusan pribadinya maka ndak akan peduli pun masih exis dikalangan remaja. Dengan mementingkan kepentingan sendiri daripada oranglain. Sehingga muncul sifat individualisme. Padahal islam mengajarkan kita untuk saling peduli. Bahkan diibaratkan seperti satu tubuh. Jika ada bagian yang sakit maka tubuh itu akan merasakan sakit juga.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
ۘ وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya [al-Mâidah/5:2]
Wallahua'lam bissawwab