Oleh : Asma Ridha
Benar...!
Hari ini tiada lagi terdengar dentuman senjata dimana-mana
Tiada lagi tombak dan bambu runcing menghunus musuh Belanda
Tiada lagi darah mengalir di kain para syuhada
Tiada lagi tangisan penyiksaan para penjajah negara
.
Tapi...
Kau lihatlah di sekelilingmu
Buka mata, telinga dan relung kalbu
Tangisan itu masih mendayu-dayu
Meringis melihat orang-orang jumawa dengan perilaku
.
Inikah kemerdekaan negeriku?
.
Rakyat mengaduh karena kelaparan
Para Ayah inginnya menafkahi keluarga, namun tiada lapangan pekerjaan
Banyak anak justru dibesarkan oleh jalanan
Semakin hari semakin sulit mengecapi pendidikan
.
Inikah kemerdekaan negeriku?
.
Konon katanya negeri ini subur dan kaya
Tambang, emas dan kekayaan lainnya ada dimana-mana
Rasa-rasanya kita rakyat yang seharusnya sejahtera
Namun siapakah kini yang menguasai itu semua?
.
Inikah kemerdekaan negeriku?
Nyawa ayam bisa jadi lebih berharga dari nyawa manusia
Pengobatan seakan hanya bagi mereka yang kaya
Sakit bagi si miskin seharusnya jangan ada
Karena obat bak menemukan mutiara
.
Inikah kemerdekaan negeriku?
.
Mereka yang menyuarakan Islam seakan sama dengan pemberontakan
Dengan mudahnya menuduh mereka pembuat onar memecah belah kesatuan
Memandang saudara sendiri dengan aroma permusuhan
Padahal ada yang tersenyum bahagia dengan tingkah polah pemecah persatuan.
.
Merdeka... !
.
Inilah keinginanku
Inilah cita-citaku
Inilah harapanku
Inilah yang ingin kulihat pada negeriku
.
Tiada lagi penjajahan berdasi di negeri ini
Tiada lagi penghambaan kepada hutang ribawi
Tiada lagi penguasaan asing kepada emas dan tambang kami
Tiada lagi para cukong kapitalis mendominasi.
.
Yang kutahu,
Inilah kemerdekaan negeriku
Yang kuingin,
Bukan kemerdekaan semu