Oleh : Mira Sutami H
( Pemerhati Sosial dan Generasi )
Bulan Agustus bagi bangsa ini merupakan bulan yang bersejarah. Pasalnya, pada bulan inilah bangsa Indonesia merdeka setelah beratus-ratus tahun dalam belenggu penjajahan. Tahun ini Bangsa Indonesia memperingati Kemerdekaan Rl yang ke-73 tahun. Masyarakat begitu antusias menyambut dan memperingati HUT Kemerdekaan RI ini.. Mulai dari pelosok hingga ibukota berbenah dan mempercantik diri. Mereka memasang lampu- lampu hias warna - warni, bendera merah putih berbagai ukuran, dan aneka aksesoris yang membuat kampung hingga kota nampak cantik dan meriah.
Tak cukup sampai di situ kemeriahan peringatan hari jadi negeri ini. Beraneka ragam kegiatan diadakan mulai dari tingkat RT sampai Nasional. Benar-benar gegap gempita kemeriahan HUT Kemerdekaan RI menjalar ke berbagai wilayah sampai di tempat terpencil sekalipun. Aneka perlombaan dan karnaval diselenggarakan dan diikuti berbagai kalangan masyarakat.
Bukti bahwa selain Bulan Agustus masyarakat lupa akan jasa para pahlawan ialah maraknya tawuran baik remaja maupun dewasa, kriminal makin merajalela, pecandu narkoba kian menjamur, pengedar narkobapun meningkat pesat, dan hal - hal negatif lainnya yang semakin hari semakin mengerikan. Ironis. Masyarakat negeri ini tak lagi mau menilik sejarah bagaimana heroiknya para pahlawan dalam melawan penjajah dan mengusirnya dari negeri ini. Akibatnya, peringatan Kemerdekaan hanya semacam seremonial dan penuh dengan kegiatan tak bermanfaat.
Belum lagi fakta miris kekayaan alam atau SDA di negeri ini yang telah menjadi milik Asing dan Aseng. Kebijakan impor produk - produk dan bahan pangan dari luar negeri juga merugikan para petani dan pengusaha kecil. Utang luar negeri kian menumpuk sehingga pihak asing dan aseng bisa menekan dan mengeksploitasi negeri ini.
Nah pertanyaannya sekarang bagaimana bisa dikatakan menghargai para pahlawan sedang para penguasa sendirilah yang menyerahkan SDA kepada Asing dan Aseng dengan sukarela? Padahal para pahlawan dengan susah payah dan rela mengorbankan nyawanya untuk merebut dan mempertahankan negeri ini dari tangan penjajah. Miris sekali kenyataan yang ada di negeri ini karena berbanding terbalik dengan tujuan dan cita - cita para pahlawan.
Apabila ingin meraih kemerdekaan hakiki maka jawabannya hanya satu yaitu dengan kembali kepada aturan lslam. Dalam Sistem Ekonomi Islam, SDA dikelola secara mandiri oleh negara dan hasil pengelolaan diperuntukkan umat. Mengenai utang, karena kekayaan alam dikelola sendiri tentu tidak butuh hutang luar negeri apalagi berutang kepada negeri kafir yang nyata - nyata memusuhi lslam. Karena sekarang belum ada institusi yang menerapkan lslam secara kaffah, maka tugas kita untuk memperjuangkannya. Tentu saja dengan perjuangan yang sesuai metode dakwa Rasulullah SAW.