Oleh Melia Anisa Sa'diyah
(Penulis Ideologis dan Penasehat Remaja Islam)
Cahaya itu terang. Ia bersinar di tempat yang gelap. Menerangi dan memudahkan pengguna jalan agar tidak terperosok. Pun menerangi saat rumah gelap gulita. Seperti itulah ilmu. Ia menerangi kehidupan. Menerangi manusia dari gelapnya hidup menuju gerbang kemuliaan. Yaitu Surga Allah.
Saat ini, kaum muslim jauh dari pemahaman Islam. Menjadikan Islam sebatas agama ritual. Alquran dan hadits bak primbon. Rasullullah hanyalah tokoh sejarah. Sementara kerudung dan jilbab dianggap baju menyesakkan. Yang membatasi ruang karir dunia. Padahal Islam itu luas.
Islam juga diterapkan pada saat-saat tertentu saja. Seperti ketika Ramadan semua beralih Islami. Menutup aurat ketika ke Masjid. Menempuh sekolah di pesantren dan lain sebagainya. Namun, setelah keluar dari semua hal diatas, mereka menjadi bebas melakukan hal-hal yang bertentangan dengan syara'. Misalnya membuka aurat setelah dari masjid. Boleh maksiat diluar bulan Ramadhan dan lainnya.
Semua itu dikarenakan kaum muslim lemah dalam memahami Islam. Ditambah dengan ketidakpahaman terhadap bahasa Arab yang merupakan inti dari Islam. Ini efek dari tersebarnya pemahaman Kapitalis-Sekuler di tengah umat. Paham yang memisahkan kehidupan dari agama. Hasilnya, keterpurukan dimana-mana, deskriminasi, kebodohan, kriminalitas, kemaksiatan dan keterbelakangan teknologi.
Padahal Allah telah mengaruniai akal kepada manusia sebagai pembeda dengan makhluk yang lain. Dan agar dengan itu mereka berpikir akan tanda-tanda kekuasaan Allah. Namun itu tidak digunakan. Seperti firman Allah,
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai qalbu tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah). Dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak digunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."
TQS. Al A'raf : 179
Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang Allah sebutkan diatas. Yang balasannya adalah neraka Jahannam. Nau'dzubillah tsumma na'udzubillah.
Allah juga telah membedakan orang berilmu dan tidak berilmu dalam beberapa surat diantaranya,
"Apakah sama kedudukan orang-orang yang berilmu dan orang-orang tidak berilmu?"
(TQS. Az-Zumar : 9)
"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
(TQS. Al Mujadalah : 11)
Jelas beda antara muslim berilmu dan muslim tanpa ilmu. Sesungguhnya tidak ada yang sia-sia dari sekedar menuntut ilmu bahkan Ridha Allah dapat kita capai dengan itu. Dalam Hadits Riwayat Muslim dikatakan bahwa bila meninggal seorang manusia maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak salih yang mendoakannya.
Maka wajib bagi muslim untuk menuntut ilmu, menerapkannya dan membaginya dengan sesama. Tidak ada kata "nanti sajalah" atau "tidak ada waktu" atau "saya sibuk" dan lainnya. Karena hidup kita terbatas. Tidak tahu kapan datang ajal. Maka manfaatkan waktu tersisa kita dengan baik. Hingga Surga didepan mata.
Wallahu a'lam