Oleh : Lenny Idris
"Labbaik allohhumma labbaik, labbaikalla syarika laka labbaik Innal hamda wa ni'mata Laka walmulk" gaung dan deru talmid akan membahana di seantero ka'bah tanda bahwa bulan bulan Dzulhijah dan ibadah haji sedang di lakukan muslim dari berbagai belahan dunia.
Namun, bulan Dzulhijjah 1439 kali ini membawa dilema di sebagian pihak khususnya para masyarakat Indonesia, sebagaimana wacana yang tersebar bahwa ketetapan pemerintah Saudi dan Indonesia berbeda dalam menentukan hari raya idul adha yang diperingati umat muslim di setiap tahunnya tersebut.
"Rukyat hilal untuk bulan Dzulhijjah 1439 H pada Sabtu sore telah dilaksanakan dan sejumlah saksi yang adil telah diambil sumpah menyaksikan bulan baru. Dengan demikian, ibadah wukuf dilaksanakan pada seni, 9 Dzulhijjah atau 20 Agustus. Sementara idul Adha dilaksanakan pada Selasa 21 Agustus 2018. Kata Mahkamah Tinggi Saudi. Hidayatullah, 16/8/2018
Berbeda dengan Saudi, pemerintah Indonesia melalui kementerian agama Republik Indonesia telah menggumumkan idul Adha akan jatuh pada Rabu tanggal 22 Agustus 2018 berdasarkan keputusan sidang isbat hari Sabtu 11 Agustus 2018.
Mengapa perbedaan penentuan wukuf dan idul Adha masih terjadi, tidak lain karena ketiadaan kepemimpinan internasional bagi kaum muslim, tidak satu komando. Islam yang tersebar lebih dari 50 negara menjadikannya tersekat-sekat oleh nasionalisme dimana presiden atau raja di negara tersebut yang akan menentukan kebijakan. Tak luput dari hal tersebut Indonesia salah satunya yang kemudian akan merayakan hari idul adha 1439 sedunia itu di hari yang berbeda.
Disinilah kemudian salah satu urgensi kepemimpinan internasional yang satu untuk kaum muslimin, agar satu suara, satu komando untuk hal-hal yang sifatnya memerlukan persatuan dan tidak ada perbedaan di dalamnya.
Karena itu pada momen penting idul adha seperti ini, seharusnya tidak ada perbedaan di belahan bumi manapun bagi seorang muslim karena Khalifah sudah menetapkan, kapan seharusnya wukuf dan idul adha di rayakan sehingga keharmonisan dalam ukhuwahpun tetap terjaga, dan tak lupasama halnya dengan penentuan puasa Ramadhan dan hari raya idul Fitri yang tidak akan berbeda jika ada Kholifah di daratan dunia.