Oleh : Putri Mayang
Perkenalkan nama ku Dwi, ini sebuah cerita dari kisah Hijrahku. Mungkin rasanya aneh sekolah disalah satu SMK tehnik atau STM. Di Kota yang sering dikenal dengan ciri khas jembatan Ampera. Mungkin aku adalah wanita yang paling cantik dikelas selain guru wanitaku. Tak heran wanita tomboy disematkan kepadaku. Seperti itulah wanita yang pemberani dan sering bergaul dengan laki-laki. Dan diriku aktif dalam berbagai organisasi di sekolah. Karena keaktifanku dan selalu berlatih juara lomba sekota Palembang dan Sesumatra selatan sudah didapatkan.
Ketika lulus sekolah dengan berbekal sertifikat dan tanda kelulusan. Mencoba untuk ikut tes pendidikan perhubungan. Saat melakukan tes aku melihat kakak yang sedang berlatih, dari ruang tes dengan kaca besar dari lantai atas. Ku bisa memperhatikan latihannya seperti pendidikan Tentara Angkatan Darat (TAD) yang sedang dilakukan. Seketika ku berfikir, apa alasanku disini ? apakah aku tidak akan menjadi seorang ibu? Apakah aku akan mendidik anakku seperti ini ? Bukankah ketika menggil doa anak yang sholeh dan sholehalah yang akan didengar dan dikabulkan. Lantas apakah aku akan terus seperti ini? bagaimana dengan orang tuaku apakah aku bisa mendoakannya, sedangkan diriku terlalu terlena untuk urusan dunia.
Karena terlalu fokus tak terasa namaku dipanggil untuk ikut dites. Ketika selesai, hasil tes diberikan dan bisa diriku ikuti tes berikutnya yang telah dijadwalkan. Ketika pulang sepanjang jalan kurenungi apa yang kufikirkan tadi. Saat jadwal tes tiba, kuputuskan tidak melanjutkan dan bilang ke orang tua, saat itu orang tua hanya diam. Ku berfikir untuk belajar lebih jauh tentang Islam walau ku terlahir Islam tapi masih banyak yang tidak ku ketahui.
Sebagi gantinya ku merantau meningggalkan kampung halaman. Tanah kelahiranku dan sampailah dikota Tangerang. Hijahku dimulai dari sini. Ku mulai mempelajari tentang islam tentang kewajiban menutup aurat secara sempurna. Disaat itu kumerubah pakaianku dengan menutup aurat secra syari.
Saatku mencoba mencari pekerjaan disinilah, langkah HIjrahku diuji. Banyaknya perusahaan yang menolakku karena pakaianku. Tapi, sedikitpun hatiku tak pernah ingin kembali seperti dulu. Ku percaya bahwa rezeki itu adalah dari Allah SWT, ketika hati ini yakin akan kebenaran Allah SWT. Insyaa Allah, mudah bagiNya menolong kita. Proses yang dijalani, ujian, komentar, ini dan itu tak sedikit pun menggetarkan hati. Hanya sabar dan doalah sebagai temanku. Bagiku kita bekerja dengan kemampuan bukan dengan penampilan karena ku menawarkan kemampuan bukan penampilan yang harus mengikuti keinginan. Mencari-cari tiada henti dan akhirnya.
Sekarang buah manis, sudah mulaiku petik. Bersyukur sekarang ku bekerja di pabrik minuman sebagai Administrasi dan dipercaya untuk mengatur keuangan. Tetap berpakaian syari, alhamdulilah sekarang sudah menikah dengan laki-laki yang menikahiku dengan cara yang halal. Tanpa pacaran perkenalan singkat 3 minggu dan langsung melamar. Alhamdulilah punya suami yang selalu mengingatkan di jalan Allah. Sama-sama ingin hidup untuk mencari ridhonya Allah semata.
Yakinlah serahkan segala urusan kita dengan Allah. Melangkahlah dengan ridhoNya.
Silakan untuk mengejar dunia tapi jangan sampai tinggalkan akhirat. Selalu dulukan urusan Allah, maka Allahpun akan mendahulukan urusan kita.
Wallahu a’alam biashowab.